🍛 brekkie 🍛

77 12 1
                                    


Kisah romansa yang mulus, hanya sulit memahami pribadi lainnya pada waktu awal sebelum mereka memiliki kisah bahagia dan kata penutup "hidup bahagia selamanya". Mingi menyenangi bagaimana dongeng yang dibacanya memiliki pola ini, merupakan keindahan dari dongeng yang tidak dapat dijumpainya.

Tapi lengan San yang enggan melepaskannya dan tatapan hangat hanya mengarah padanya, memberi kesan bahwa kisah bahagia yang bertahan dalam waktu lama bukan hanya suatu keindahan dari dongeng dan bukan sesuatu yang tidak dapat dijumpainya. San adalah bagian indah dari kenyataannya.

San memalingkan wajahnya pada seseorang yang memasuki ruangan, pun Mingi yang menemukan laki-laki dengan rambut hitam pada sisi pintu dari ruang makan.

"Jongho" Mingi memperlihatkan senyum selagi dia memberikan sapa pada adik laki-laki dari San, sejujurnya dia tidak meyakini seratus persen dan hanya menduga

"Mingi-Hyung" Beruntung karena Mingi memanggilnya dengan benar, menemukan senyum yang memamerkan gusi milik laki-laki selisih satu tahun darinya dan San

"Hei, jangan memberikan peluk dengan sembarang" Pendengaran Mingi tidak melewatkan protes dari San, walau Mingi tidak masalah dengan pelukan ini

"Aku tidak memberikan peluk dengan sembarang" Jongho membalas dengan sikap protes yang tidak berbeda, menunjukkan betapa mirip kedua saudara Choi

"Kupikir, Jongho rindu padaku" Berkata dengan percaya diri, Mingi tidak mendapati Jongho menolak atau berusaha melepaskan peluk dari tubuhnya

"Tidak harus memberikan peluk saat kau sedang menghabiskan makan" Kelihatan seperti San masih memiliki protes mengenai adiknya yang pulang dari pekerjaan dan lekas memeluk Mingi

"San-Hyung hanya iri karena aku memelukmu" Perkataan Jongho mengerutkan dahi Mingi, tidak yakin San cemburu karena Jongho memeluknya sejenak padahal San sendiri memeluknya semalaman

"Anak kecil ini" Tangan San mengangkat sendoknya seperti dia hendak melemparkan, hanya menerima tawa dari Jongho yang senang menjahili kakak laki-lakinya

"Entah apa kau menuliskannya di buku atau tidak," Jongho berkata seraya melepaskan peluknya dari Mingi, namun dia tak menjauhkan dirinya dan nyaman untuk menaruh lengan di bahu si pemuda Song

"tapi San-Hyung posesif mengenai apa yang merupakan miliknya." apa yang merupakan miliknya, Mingi merasakan hangat di wajah walau dia tahu bahwa dia dan San merupakan pasangan kekasih

"Choi Jongho" Mingi melihat San menggerutu pada Jongho yang melarikan diri dengan senyum jahil lagi merasa puas, sebelum San mengembalikan tatapan padanya

"Kelihatan seperti dia sedang ada dalam mode dia ingin menjahilimu pada pagi ini" Kata Mingi sebelum dia kembali menyuapkan makan yang disiapkan oleh San

"Aku mengatakan bahwa bermain dengan Wooyoung bukan sesuatu yang baik baginya" San mendengus setelah dia berkata, sementara Mingi membentuk tawa

"Wooyoung merupakan teman baikmu, adalah natural kalau Jongho menjadi dekat dengannya dan, mereka, bekerja di, tempat yang sama?" Tidak mudah untuk menyerap banyak informasi di satu waktu

"Iya. Kau sudah membaca dengan baik" Mingi menghargai usaha San untuk berdiri dari bangku dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh surai Mingi, walau sulit untuk merasakan usapan halusnya

"Wooyoung adalah temanku dari masa sekolah menengah atas, maka Jongho mengenalnya dan menjadi dekat dengannya saat mereka ada di tempat kerja yang sama" Kata San, kembali pada bangku

"Membaca bukanlah tipeku" Gerutu Mingi seraya mengusap mata, hanya untuk menemukan San yang berdiam dan menatap dirinya saat dia telah henti mengusapkan matanya

"Aku tahu. Kau tidak perlu membaca kalau kau merasa membaca itu melelahkan" Dapat mengatakan dengan mudah bahwa San bukanlah murid yang menyukai kegiatan membaca

"Tapi aku menjadi bodoh dan tidak memahami situasi ini saat aku belum membaca catatan" Mingi ingat betapa dia merasa bingung dan tidak memiliki ide mengenai situasi

"Kau dapat bertanya, dan aku dapat menjelaskan" San mengatakan dengan kesan ringan, walau Mingi memikirkan tebal catatan dan tidak berpikir menjelaskan adalah hal mudah

"Bukan sesuatu yang kedengaran mudah bagimu" Kata Mingi, mengerutkan bibir selagi dia memikirkan situasi San kalau dia sungguh memberikan tanya pada si pemuda Choi.

"Aku tidak pernah memikirkan sesuatu adalah sulit saat aku denganmu" Kelihatan jujur, mata San hanya mengarah pada Mingi maupun senyum yang diberikannya selagi dia berkata.

Berdasarkan apa yang dia tulis, ini telah melewati dua tahun dari jumpa pertama mereka. Tapi setiap tulisannya selalu menuliskan San sebagai karakter hangat yang tidak ragu dalam menunjukkan perasaan, menghujani perhatian dan lembutnya pada Mingi.

Mungkin dua tahun bukan waktu yang panjang bagi beberapa orang, tapi Mingi tidak berpikir dua tahun merupakan waktu yang singkat dan meyakini San telah menjauh dan meninggalkannya seandainya laki-laki Choi ini tidak memiliki kesungguhan padanya.

- catatan :
beneran, suka sekali interaksi diantara San sama Mingi, tapi juga sering gemes sama Jongho dan Mingi. emang semua kapal anak ateez menggemaskan ( ꈍᴗꈍ)

one dayWhere stories live. Discover now