One Shoot

10 1 0
                                    

Semua membicarakannya.

Tentang dia. Iya, dia. Pria yang selama ini telah memberikan gadis itu segalanya. Bahkan menjanjikan jika dirinya hanya menjadi satu-satunya sampai akhir.

Tapi pada nyatanya...

Jihyun mengusap air matanya yang keluar sedikit. Hatinya benar-benar hancur ketika sebuah notifikasi dari sebuah situs berita online masuk dan membuat dirinya kacau.

'Winwin WayV diduga merokok dan jalan tengah malam bersama dua orang wanita'

Berkali-kali Jihyun menghembus. Mencoba menetralisir rasa sesak pada dadanya.

Jarinya lalu mengetik cepat nama '윈윈' lalu menekan tombol panggil. Sekali, dua kali, bahkan hingga delapan kali tidak ada jawaban. Hanya suara dari operator yang menyuruhnya untuk membuat pesan suara.

Ingin sekali Jihyun mengumpat. Ia melempar ponselnya asal dan menjatuhkan dirinya ke ranjang.

Baru kali ini Winwin mengecewakannya sampai dirinya sulit untuk bernafas.

"Aku nggak larang kamu untuk pergi dengan siapapun. Tapi apa harus kamu bohongin aku, Win?" gumamnya sambil menatap boneka anak ayam yang dulu di berikan Winwin di hari jadi mereka yang ke 100.

Jihyun menutup wajahnya dengan tangan dan menangis sejadi-jadinya disana.

Jika saja boleh mengulang. Jihyun tidak akan menuruti permintaan Winwin yang menyuruhnya untuk tetap tinggal di Korea dan menjalani hubungan jarak jauh dengan pria itu.

Jika saja dulu Jihyun bersikeras untuk tetap ikut tinggal di China dengan pria itu mungkin berita menjijikan hari ini tidak akan ada.

Dan ya... jika saja Jihyun sekarang tinggal bersama pria itu mungkin pria itu benar-benar akan berubah.

berubah menjadi pria yang lebih sehat.

Satu tahun lalu tepatnya... malam itu di hari sabtu pertengahan bulan.

Winwin mengatakan jika dirinya harus kembali ke Negara asalnya dan menetap disana tanpa tau kapan harus kembali ke Korea.

Jujur saat itu Jihyun benar-benar tidak ingin jauh dengan pria yang baru satu tahun menjalani hubungan dengannya.

Salah jika Jihyun dulu langsung setuju. Gadis itu merajuk tiga hari sampai Winwin kewalahan untuk memberikan pengertian. Sampai satu syarat membuat Jihyun akhirnya membiarkan Winwin pergi.

Satu syarat yang benar-benar Jihyun berikan agar pria itu berubah.

'Can't you stop smoking for me, babe?'

Tanpa ragu pria itu langsung mengiyakan tanpa lama. Jihyun tersenyum lalu memeluk pria itu dalam.

Tapi sekarang, berita itu tidak mungkin mengada-ngada, kan? Apa selama ini Winwin telah membohonginya?

Merokok? Memang terkesan biasa untuk pria. Tapi Jihyun benar-benar membeci benda panjang itu.

Sore kian menjelang. Tidak terasa Jihyun telah tertidur akibat kelelahan setelah menangis dan kini perutnya lapar.

Dengan tertatih dia pergi ke dapur lalu membuat sereal karena hanya itu yang tersisa di rumah kecil peninggalan Orangtuanya.

Berbicara Orangtua. Orangtua Jihyun sudah pisah sejak gadis itu masih kecil. Dan yaa kata Mama Jihyun mempunyai Kakak laki-laki yang kini entah Jihyun sendiripun tidak tau dimana keberadaannya.

Jihyun pergi ke ruang depan lalu menyalakan televisi. Duduk bersandar pada sofa lalu memijat keningnya yang sedikit nyeri.

Matanya tiba-tiba terbelalak ketika sebuah stasiun tv menyiarkan seseorang yang sangat penting di hidupnya. Ingatannya kembali memutar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 15, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Is Like Snowflake By SewoolWhere stories live. Discover now