"Senang berkenalan dengan Anda berdua, Chanyeol-sshi, Baekhyun-sshi. Kalau begitu saya permisi, teman-teman saya pasti sudah lama menunggu saya." tapi belum sampai Jaemin pergi, Baekhyun menahan tangannya.

"Ini, ini adalah kartu namaku, kau bisa menghubungiku kapanpun jika butuh bantuan." ujar Baekhyun, Jaemin menatap kartu nama tersebut dan matanya melebar kaget.

The Vice President of Phoenix Company

Park Baekhyun

Jaemin tidak bodoh, dia tahu Phoenix Company, itu adalah salah satu cabang dari EXO Company. Salah satu kerajaan bisnis yang lain selain NEO.

"Jaemin?" Jaemin tersentak dan menatap Baekyun dan Chanyeol.

"Saya berterima kasih untuk ini, lain waktu saya akan menghubungi Anda berdua." ujar Jaemin. Baekhyun tersenyum kecil dan mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi." pamit Jaemin.

"Sampai jumpa lagi oppa cantik!" Jaemin tersenyum sebelum dia berjalan menemui dimana para penghuni mansion NEO berada.

***

"Jaemin, kita sudah sampai, mau sampai kapan kau melamun?" tanya Haechan pada Jaemin yang sejak tadi diam saja.

"Ne? Sudah sampai?" Jaemin menatap sekitarnya.

"Ah benar, maaf." ujar Jaemin, dia lalu menyusul yang lain untuk turun.

"Kau melamunkan apa hyung?" tanya Jisung yang berjalan di sampingnya.

"Ah, bukan apa-apa." ujar Jaemin. Jisung awalnya tidak percaya, tapi melihat Jaemin yang nampak tidak mau membahasnya lagi, Jisung pun memilih diam.

"Ah Tuan Kim, mari silakan!" seorang pelayan yang mengetahui sosok Doyoung segera menyambutnya dan membawa Doyoung beserta petinggi NEO lainnya itu ke ruangan yang sudah biasa mereka gunakan. Jaemin berusaha terbiasa dengan hal-hal baru yang dilihatnya, tapi tetap saja rasanya sangat sulit untuk terbiasa.

"Pesankan yang biasanya, minum dan dessertnya juga seperti biasa." titah Doyoung, pelayan tadi mengangguk.

"Jumlahnya dua tiga, jangan lupa." lanjut Lucas.

"Baik Tuan" para pelayan segera pergi dari sana, namun salah satu dari pelayan itu berhenti tepat di sebelah kursi Jaemin.

"Jaemin hyung?" Jaemin yang mendengar namanya dipanggil pun mendongak. Dia terkejut melihat salah satu saudaranya di panti bekerja di sini.

"Jeongin!" Jaemin berdiri dan memeluk si adik manis kesayangannya.

"Hyung, aku tidak percaya bisa melihatmu di sini. Ah, benar, kalau menu seperti biasa mereka pasti akan menggunakan menu campuran susu dan perasa strawberry, aku harus ke dapur untuk menyiapkan dessert dan minum untukmu." ujar Jeongin lalu segera undur diri. Jaemin tersenyum kecil melihat itu, ternyata Jeongin masih ingat apa yang dia tidak suka.

Yang Jeongin, pasti dia sudah hidup dengan baik, melihat bagaimana dia tumbuh dengan baik dan sehat, sangat terlihat orang yang mengadopsi Jeongin adalah orang baik, begitulah pikir Jaemin.

"Dia siapamu?" tanya Taeyong.

"Ah, dia saudaraku di panti asuhan dulu, dia lebih dulu di adopsi oleh keluarga Yang." jawab Jaemin.

"Jadi? Kau tidak suka susu dan perasa strawberry?" tanya Ten.

"Ne, aku tidak suka dua hal itu." jawab Jaemin.

"Apa kau bisa minum alkohol?" tanya Mark.

"Tidak bisa, aku tidak bisa minum alkohol." jawab Jaemin.

"Kalau buah strawberry apa kau bisa makan?" tanya Yuta.

"Kalau buahnya sih bisa, tapi tidak banyak juga." jawab Jaemin, merasa aneh karena tiba-tiba para namja di hadapannya kini bertanya hal pribadi padanya.

"Nah, buah apa yang kau sukai?" tanya Winwin.

"Buah persik." jawab Jaemin.

"Jus persik, apa kau suka?" tanya Kun.

"Aku menyukainya, sangat, apapun itu olahan dari buah persik aku menyukainya." jawab Jaemin.

"Biar kutebak, Yang Jeongin akan menyiapkan dessert dan minum dari buah persik." ujar Sungchan.

"Nah, sepertinya begitu karena itu buah favoritku." timpal Jaemin. Dan benar saja, ada jus dari buah persik, dan juga peach tart. Jaemin terkekeh melihat itu.

"Terimakasih Jeongin." Jeongin tersenyum manis dan mengangguk.

"Selamat menikmati, hyung" Jaemin mengangguk kecil. Para pelayan itu lalu pergi, memberi ruang bagi para Tuan mereka untuk menikmati makan siang mereka.

Jaemin menyantap makanannya dengan tenang, tidak jarang ia akan membantu Jisung dan Sungchan yang duduk mengapitnya. Kedua namja bongsor itu benar-benar kadang bisa terlihat berantakan saat makan. Jaemin meraih tissue dan mengusap bibir Sungchan, dia juga membantu Jisung memotong ayamnya.

"Terimakasih hyung hehe" kekeh Sungchan.

"Terimakasih hyung" ujar Jisung dengan semburat merah di pipinya.

***

Jaemin dan yang lain baru saja selesai makan, Doyoung yang pergi membayarnya, sembari menunggu Doyoung selesai membayar, Jaemin mencari keberadaan Jeongin.

"Jeongin!" si pemuda manis itu menoleh dan tersenyum pada Jaemin.

"Ne hyungie?" tanya Jeongin.

"Boleh aku minta nomor ponselmu?" Jeongin mengangguk, Jaemin menyerahkan ponselnya dan memberikannya pada Jeongin. Pemuda lebih muda setahun darinya itu segera mengetikkan nomornya di sana, setelah itu mengembalikannya.

"Lain waktu kita bertemu dan saling bercerita, ne?" Jeongin mengangguk.

"Aku tunggu waktu itu." Jaemin tersenyum.

"Jaeminnie!" panggil Johnny, Jaemin berbalik dan mengangguk, lalu dia kembali menatap Jeongin.

"Sampai jumpa lagi Jeonginnie, sehat terus dan jangan lupa bahagia." Jaemin pun pergi dari sana. Jeongin menatap punggung Jaemin dan tersenyum kecil.

"Seharusnya itu aku yang bilang, sehat selalu dan bahagia terus hyung, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu." ujar Jeongin dalam gumaman.

***

_5_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora