***
Jaemin dan Yena pergi ke pusat informasi. Jaemin mengatakan jika Yena terpisah dari orang tuanya, dan petugas pun segera mengabarkan informasi tersebut. Sembari menunggu Jaemin memangku Yena, mereka duduk di bangku tidak jauh dari pusat informasi, jadi orang tua Yena bisa menemukan mereka.
"Jaemin?" pemuda manis itu mendongak, dan menemukan orang yang tidak pernah ingin ditemuinya. Si kembar Kim, Kim Aeri dan Kim Yeonwoo. Dua orang yang menjadi mimpi buruknya sejak dulu dia di SMA, karena tidak habis membullynya. Hanya mereka berdua dan kelompoknya yang menganggap Jaemin pengganggu, karena Jaemin adalah siswa beasiswa terlebih dia yatim piatu.
"Woah apa ini? Na Jaemin sudah punya seorang anak? Namja atau yeoja mana yang mau dengan namja murahan sepertimu?" Jaemin reflek menutup telinga Yena.
"Pergilah dan dia bukan anakku." desis Jaemin. Aeri tertawa.
"Kau pikir kami percaya? Kau pasti kesulitan ekonomi benar? Biasanya orang yang kesulitan ekonomi itu rela melakukan apapun termasuk menjadi simpanan orang kaya." Jaemin menatap tajam dan tidak senang si kembar.
"Apa memang seperti itu orang tua kalian mengajari kalian bertutur kata? Pergi dari sini sebelum aku benar-benar marah dan melakukan yang tidak pernah kalian bayangkan." ancam Jaemin.
"Awww~ takuttt~" ledek Yeonwoo. Aeri hendak menjambak rambut Jaemin, namun suara seseorang menghentikkan tindakan Aeri.
"Yena?" Jaemin melepaskan tangannya dari telinga si kecil dan menoleh, dua orang namja mendekatinya, satu bertubuh tinggi dan berpostur tegap, satu lagi berpostur mungil, mungkin setinggi Jaemin.
"Papa! Daddy!" si kecil Yena segera turun dan berlari ke arah kedua orang tuanya tersebut, sedangkan Aeri dan Yeonwoo mendesis tak senang karena ada pengganggu, jadi mereka tidak bisa 'bermain' dengan Jaemin.
"Na Jaemin, hanya perlu kau ingat, kami tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Hidupmu tidak akan tenang, ingat itu. Hama sepertimu harus dibasmi." Aeri dan Yeonwoo pun segera pergi dari sana, Jaemin sendiri menghela nafas.
'Apa salahku begitu besar pada mereka?' Jaemin ingat benar apa yang membuat si kembar itu begitu membencinya. Jaemin terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk ikut olimpiade ekonomi tingkat SMA, yang sebenarnya itu adalah posisi Aeri. Lalu, Jaemin juga terpilih menjadi perwakilan perlombaan panahan, yang harusnya itu adalah posisi Yeonwoo. Diperparah dengan Jaemin berhasil membawa perak untuk olimpiade dan emas untuk panahan, membuat sekolah begitu menyanjungnya. Aeri dan Yeonwoo mulai begitu membencinya karena itu.
"Nak" Jaemin menoleh dan menemukan pria tinggi itu memanggilnya.
"Terimakasih karena sudah mau menolong putri kami dan membawanya ke pusat informasi, kami sejak tadi mencarinya." ujar si pria tinggi.
"Ah ne, sama-sama, senang bisa membantu." Jaemin lalu berjongkok di hadapan Yena. Dia mengusap kepala si kecil.
"Yena-ya, lain kali jangan lepaskan genggamanmu dari kedua orangtuamu, mengerti? Karena tidak semua orang akan membantumu seperti oppa, mengerti sayang?" Yena mengangguk. Kedua orang tua Yena tersenyum melihat bagaimana interaksi Jaemin dan Yena.
"Oppa terimakasih." Jaemin mengangguk. Jaemin berdiri dari posisinya.
"Terimakasih nak, kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanya si pria cantik.
"Nama saya Na Jaemin, Tuan." balas Jaemin sopan.
"Namaku Park Baekhyun, dan yang tinggi ini adalah suamiku, Park Chanyeol." Chanyeol, si pria tinggi mengangguk. Jaemin tersenyum kecil dan mengangguk.
YOU ARE READING
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)