Dan yang masih menyala adalah ruang kerja pertama, dimana di sana adalah ruang kerja untuk Taeyong, Taeil, Johnny, Yuta, Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo.
"Jaehyun hyung?" Jaehyun yang mendengar namanya dipanggil segera mendongak.
"Oh, Jaemin-ah, ada apa?" tanya Jaehyun. Jaemin melangkah masuk.
"Hyung kenapa masih kerja? Sudah malam, besok bukannya harus pergi ke kantor juga?" tanya Jaemin.
"Ada yang harus hyung selesaikan, sebentar lagi juga selesai." ujar Jaehyun.
"Tidakkah lebih baik kau berhenti sekarang? Kalau waktu tidurmu terganggu bisa bahaya juga." Jaehyun tersenyum.
"Terimakasih atas kekhawatirannya. Tapi memang sedikit lagi selesai kok." Jaemin menghela nafas.
"Baiklah, aku buatkan teh ya untuk hyung?" Jaehyun mengangguk.
"Terimakasih Jaemin-ah." Jaemin tersenyum lalu pergi kembali ke dapur untuk membuat teh chamomile. Setelah selesai, Jaemin membawanya ke ruang kerja dimana Jaehyun berada.
"Ini hyung, jangan lupa diminum, aku kembali ke kamar, hyung jangan tidur malam-malam." Jaehyun mengangguk mengerti.
"Selamat malam hyung."
"Selamat malam, Jaemin-ah."
Jaemin pun kembali ke kamar setelah mengambil gelas air putih yang tadi ia letakkan di dapur saat membuat teh untuk Jaehyun.
***
Seperti biasa Jaemin bangun lebih pagi. Sejujurnya Jaemin itu bukan tipe orang yang bangun pagi. Namun semenjak dia kuliah, dan tinggal sendiri di kontrakan dia jadi harus selalu bangun pagi karena jadwal kuliahnya yang selalu di pagi hari. Dan sekarang dia, katakanlah 'menumpang' di rumah orang, tidak enak kalau bangun siang dan berleha-leha.
"Hyungg~" Jaemin terkekeh saat melihat Chenle mengerang pelan dan meregangkan tubuhnya.
"Bangun dulu, minum air putihnya." Jaemin membantu Chenle bangun dan memberikannya segelas air putih. Jaemin kemarin bawa dua gelas air putih, yang satu sudah kosong ia minum. Jaemin menepuk-nepuk pipi chubby Chenle.
"Hyungggg~" Jaemin terkekeh.
"Hyung pergi mandi dulu" Jaemin pun segera pergi ke kamar mandi, sedangkan Chenle memainkan ponselnya, mengecek jadwalnya.
Jaemin keluar dari kamar mandi sekitar sepuluh menit kemudian. Dengan aroma khas sabun yang segar, Chenle melihat bagaiman tubuh ramping itu keluar dari kamar mandi berbalut bathrobe.
Jaemin sendiri meletakkan baju kotornya di ranjang lalu masuk ke ruang wardrobe dan mengambil pakaian yang akan ia kenakan hari ini.
"Chenle tidak segera mandi?" tanya Jaemin.
"Setelah ini" jawabnya. Jaemin sendiri tidak ambil pusing dan memilih untuk membuka jendela, dan mengatur kembali suhu kamar sebelum akhirnya dia pergi keluar kamar dan menuju dapur.
"Selamat pagi Tuan Muda Jaemin." sapa pelayan di dapur.
"Jangan begitu, panggil Jaemin saja, rasanya aneh dipanggil Tuan Muda." ujar Jaemin.
"Apa tidak apa?" tanya bibi kepala pelayan.
"Iya tidak apa, panggil Jaemin saja." ujar Jaemin meyakinkan.
"Baiklah, Jaeminnie, selamat pagi." Jaemin tersenyum.
"Pagi bibi, pagi noonadeul, hyungdeul, ahjussi."
Seperti biasa Jaemin menyiapkan sarapan dan mereka semua turun juga pada jam yang sama setiap harinya.
Selesai sarapan mereka semua pun pergi kerja, kecuali Jaemin yang tidak melakukan apapun dan memilih untuk ke taman belakang, dan pergi ke rumah kaca dimana banyak sekali tanaman di sana dan Jaemin menghabiskan waktu seharian di taman.
***
Esok hari tiba, Jaemin seperti biasa bangun paling pagi dan memasak. Bedanya hari ini adalah Chenle tidak ada di kamarnya. Kegiatan Jaemin juga sama seperti sebelumnya. Hanya saja Jaemin tidak tahu jika ternyata ada hari dimana mereka semua tidak pergi bekerja, dan itu adalah hari ini, hari Jumat. Jaemin sendiri mengurung di kamar untuk menyiapkan persyaratan kerja.
TOK TOK TOK
"Ne, masuk saja!" Jaemin sedang mencari surat-surat penting seperti data diri miliknya.
"Jaeminnie, ayo keluar." Jaemin menoleh dan mendapati Renjun berdiri di ambang pintunya.
"Renjunnie? Keluar kemana?" tanya Jaemin, dia berdiri dari posisinya dan mendekati Renjun.
"Jalan-jalan tentu saja dengan yang lain, mau ya?" Jaemin paling tidak bisa melihat seseorang memohon. Apalagi memohonnya dengan cara manis seperti Renjun.
"Eum... boleh, tapi bisakah aku mencari data diriku dulu sebelum akhirnya keluar?" tanya Jaemin, Renjun mengangguk.
"Mau aku bantu?"
"Jika tidak merepotkan"
"Sama sekali tidak"
Dan keduanya berakhir mencari kelengkapan data diri Jaemin untuk persyaratan kerja Jaemin. Renjun lupa menutup pintu, jadi yang lain sesekali mencuri pandang ke arah kamar Jaemin.
"Kalian masih lama?" tanya Hendery yang melongokkan kepala.
"Sebentar lagi selesai hyung." jawab Jaemin, Hendery mengangguk dan pergi dari sana. Renjun menatap bagaimana seriusnya Jaemin mengecek kelengkapan persyaratan untuk mendaftar kerja.
"Kau begitu inginnya kerja ya?" tanya Renjun.
"Tentu saja, karena mau bagaimanapun aku tetaplah butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupku. Tinggal di sini membuat pengeluaran listrik, air, dan makanku berkurang, bahkan hampir tidak mengeluarkan apapun. Tapi tetap saja meski begitu aku tidak bisa hanya diam saja dan tidak melakukan apapun." ujar Jaemin.
"Ahh begitu" gumam Renjun.
"Nah sudah selesai, aku akan bersiap lalu kita berangkat, ah ne Renjunnie, bisa tolong katakan pada Jeno dan Haechan untuk segera memberikan ponselku? Aku ingin menghubungi sahabatku." ujar Jaemin meminta tolong, Renjun tentu saja mengangguk.
"Akan aku katakan pada Jeno dan Haechan, sana pergilah bersiap." Jaemin mengangguk, setelah meletakkan data lengkap itu di tempat yang aman, dia segera pergi untuk bersiap.
***
Jaemin mengerjap saat dia ditarik masuk ke dalam mobil oleh Chenle dan Haechan. Ada tiga mobil yang digunakan, yang semuanya berkapasitas 7-8 orang.
Jaemin menaiki mobil yang berisi dirinya, Haechan, Jeno, Mark, Renjun, Chenle, dan Jisung. Yang menyetir adalah Jeno, nanti katanya akan gantian dengan Mark atau Haechan.
Mobil kedua berisi Sungchan, Kun, Ten, Lucas, Hendery, Dejun, Yangyang, dan Winwin. Mobil ini yang menyetir adalah Lucas, nanti gantian dengan Kun.
Mobil ketiga diisi oleh Taeyong, Yuta, Johnny, Taeil, Jungwoo, Shotaro, Doyoung, dan Jaehyun. Mobil ini yang menyetir adalah Johnny, nanti akan gantian dengan Taeil, Jungwoo atau Jaehyun.
"Kita akan kemana?" tanya Jaemin, dia duduk di tengah bersama Renjun dan Jeno, sedangkan di depan Mark dan Haechan, di belakang ada duo maknae, Chenle dan Jisung.
"Jalan-jalan ke taman bermain, tempat wisata, dan lainnya. Wisata kuliner juga terkadang." jawab Renjun.
"Ahh aku mengerti." Jaemin lalu membuka ponselnya dan memasukkan nomor Seungmin yang ia hafal di luar kepala karena seringnya dia berkirim pesan dengan pemuda manis satu itu.
"Ah Jaemin, kau sudah masuk ke dalam grup chat, dan di dalam ponselmu ada nomor kami semua. Aku dan Haechan juga sudah memberikan keamanan pada ponselmu." ujar Jeno.
"Benarkah? Terimakasih Jeno-ya." Jeno tersenyum dan mengangguk.
"Jaeminnie, bagaimana rasanya tinggal dengan kami semua?" tanya Mark di depan.
"Ramai."
***
_4_
ŞİMDİ OKUDUĞUN
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Hayran Kurgu⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)