"Jaeminnie, apa pekerjaanmu?" tanya Yuta.

"Harusnya sih guru TK, tapi sepertinya aku sudah dipecat dari pekerjaanku juga pekerjaan paruh waktuku." jawab Jaemin.

"Kalau begitu ikutlah dengan Kun dan Mark, mereka hari ini akan mengecek keadaan sekolah, siapa tahu kau tertarik mengajar di TK sana." Jaemin mengangguki usul Yuta.

"Baiklah, segera selesaikan makan kalian dan pergi kerja." titah Taeil.

***

Jaemin memasuki area sekolah bersama dengan Kun dan Mark. Bisa Jaemin lihat betapa luas dan besarnya sekolah itu.

"Sekolah ini tidak hanya untuk mereka dari kalangan atas, tapi juga untuk kalangan menengah dan kalangan bawah. Yang tidak mampu kami beri beasiswa, yang mampu tetap harus membayar sesuai dengan yang sudah ditentukan." jelas Mark. Jaemin mengangguk paham.

"Biaya sekolah disesuaikan dengan penghasilan kedua orang tua dan keadaan keluarga. Kami selalu melakukan pengecekan data, jadi kami tahu mana yang benar dan mana yang berbohong." lanjut Kun.

"Ahh begitu~" gumam Jaemin.

Dari SMA, SMP, SD, hingga akhirnya sampai di TK. Jaemin melihat TK yang begitu luas, lebih luas dari tempat lamanya bekerja. Anak-anak kecil di sana benar-benar nampak manis dengan balutan seragam TK yang lucu.

BRUK

"Hanbyulliee~ kan sudah ssaem bilang jangan lari-lari." Jaemin berjongkok dan menatap bocah yang tadi tidak sengaja menabrak kakinya.

"A-Ah, Tuan Lee dan Tuan Qian. Selamat pagi." sapa sang guru. Jaemin sendiri malah sibuk membantu si anak berdiri.

"Namamu siapa, anak tampan?" tanya Jaemin lembut.

"Hanbyul, nona." Jaemin terdiam sesaat sebelum terkekeh.

"Aku namja, sama seperti Hanbyul." Hanbyul kecil mengulurkan tangannya dan menangkup pipi tembab Jaemin.

"Bohong!" Jaemin terkekeh dan membiarkan anak itu berspekulasi sendiri.

"Kenapa Hanbyul lari-lari, kan sonsaengnim sudah melarang Hanbyul, lihat? Hanbyul jadi jatuh kan?" Hanbyul cemberut.

"Lain kali Hanbyul tidak boleh lari-lari lagi ya? Nanti Hanbyul jatuh dan terluka. Ssaem bisa sedih kalau Hanbyul terluka. Ne? Janji tidak lari-lari lagi?" Hanbyul mendongak dan tersenyum.

"Janjiii!!" jari kelingking Jaemin terpaut dengan kelingking kecil Hanbyul.

"Nah, sekarang ayo minta maaf pada ssaem, karena Hanbyul tidak mau dengar perkataan ssaem, dan janji pada ssaem kalau Hanbyul tidak lari-lari lagi, ne?" Hanbyul berbalik dan meminta maaf pada guru yang tadi mengejarnya.

"Karena Hanbyul anak baik, ssaem beri kue nanti saat makan siang, ne?" Hanbyul mengangguk senang, dia suka kue.

"Nona, Byul pergi ke kelas ya, sampai jumpa." Jaemin terkekeh dan mengangguk. Hanbyul berjalan dengan gurunya setelah tadi gurunya juga ikut pamit untuk kembali masuk ke dalam kelas.

"Mau mengajar di sini, Jaeminnie?" tanya Mark.

"Apa boleh?" tanya Jaemin.

"Tentu saja boleh, selama persyaratannya memenuhi." ujar Kun. Jaemin mengangguk paham.

"Kalau aku ingin melamar, harus pergi kemana?" tanya Jaemin.

"Ke kepala sekolah di TK ini." jawab Kun.

***

Pulang dari acara keliling itu, Jaemin masuk ke dalam mansion dan naik ke atas menuju kamarnya. Dia meregangkan tubuhnya, namun langkahnya terhenti saat melihat Taeyong duduk di ruang santai di lantai dua.

"Taeyong hyung tidak kerja hari ini?" tanya Jaemin.

"Tadi cuma sebentar lalu aku pulang." jawab Taeyong sembari menutup buku yang ia baca.

"Bagaimana jalan-jalanmu?" tanya Taeyong, Jaemin mendekat dan duduk di sofa sebelah Taeyong.

"Eum, menyenangkan, aku juga bertemu anak-anak, dan aku memutuskan untuk mendaftar mengajar di TK." kata Jaemin.

"Senang mendengarnya, kebetulan TK memang kekurangan pengajar. Kalau nanti semisal tidak nyaman mengajar di sana, katakan saja." Jaemin mengangguk.

"Ah ne, kau pasti lelah, maaf menahanmu, pergilah istirahat." ujar Taeyong.

"Ah ne, terimakasih, aku permisi ya hyung." Taeyong mengangguk. Jaemin pun segera masuk ke dalam kamar dan merebahkan dirinya di kasur.

"Akhirnya aku bisa kerja lagi." gumam Jaemin sebelum akhirnya dia memilih membersihkan wajahnya dan pergi mandi.

***

_3_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINWhere stories live. Discover now