rumor

9 0 0
                                    


Maroon merupakan pelayan dan perawat pribadi Aichi, sekaligus merangkap menjadi orangtua pengganti, guru, dan teman bagi Aichi. Tentu saja kalau terjadi apa-apa pada Aichi, ia akan khawatir. Tiada hari tanpa luka yang ada di salah satu tubuh tuan mudanya, membuat dia resah dan sekaligus bingung, bingung karena tidak tahu bagaimana cara mengubah persepsi orang-orang yang ada di sekitarnya mengenai Aichi yang tidak memiliki kekuatan sihir. Belum lagi, tuan mudanya tersebut tidak pernah mau memberitahu siapa pelaku yang mengganggunya, membuat dia tidak bisa mengambil tindakan jalur kekerasan.

Maroon terpaksa tidak bisa selalu menemani tuan mudanya setiap saat karena daerah yang mereka tinggali adalah wilayah yang tidak begitu banyak masyarakat, khususnya anak usia sekolah, yang mendapatkan akses pendidikan. Mau tidak mau, untuk menambah penghasilan serta pengetahuannya, Maroon bekerja sabagai ahli pengajar suatu komunitas penyihir yang ada di daerahnya. Sebenarnya, tiap bulan, pasti ada kiriman berupa uang dan kebutuhan pokok lainnya, akan tetapi Maroon memprioritas kiriman tersebut untuk kebutuhan tuan mudanya.

Suatu hari, ketika Maroon sedang beristirahat saat mengajar, ia tidak sengaja mendengarkan percakapan beberapa staff ahli pengajar yang juga beristirahat.

"Anak tanpa sihir itu memang aneh ya."

"Maksudmu aneh karena dia melindungi high beast yang menyerang warga kan?"

"Iya, padahal dia tidak tahu betapa berbahayanya makhluk tersebut kalau berkeliaran di sekitar kita."

"Ara-ara, mungkin karena dia tidak punya teman sebaya, dia tidak tahu mana yang baik dan yang mana buruk."

"High beast sering mencuri dan merusak perabotan yang ada di pemukiman. Apa dia tidak pernah mengetahui masalah tersebut?"

"Hei, diam kalian! Anak itu di rawat Maroon, kalau kedengaran olehny-"

Maroon pun segera beranjak dari posisinya, pergi keluar mencari udara segar pedesaan. Sambil merenungkan apa yang dibicarakan oleh mereka, Maroon pun diam sejenak. 'Aichi melindungi high beast? Dia tidak pernah cerita mengenai high beast', batin Maroon. 'Aku tahu Aichi memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk usianya, terutama pada makhluk hidup, tapi aku tidak ingat kalau dia bercerita pernah bertemu high beast bahkan menolongnya.'

Aichi yang ia kenal adalah manusia yang selalu membaca buku di perpustakaan yang ada di rumahnya untuk mempelajari dunia luar. Akan tetapi rasa ingin tahu yang tinggi, dia selalu menyelinap keluar rumah di saat Maroon bekerja. Kebiasaan tersebut meresahkan bagi Maroon karena Aichi selalu datang sebelum dirinya sampai di rumah dan saat ia sampai, ia selalu melihat Aichi dengan balutan perban di salah satu badannya. Belum lagi, saat Aichi ditanyakan apa yang Aichi lakukan hingga mendapatkan luka, dia hanya tertawa miris sambil mengatakan bahwa dia melakukan kecerobohan atau ada orang yang iseng melempar batu pakai sihir dan tidak sengaja mengenainya. Maroon, yang sudah lama menanggapi kebohongannya, pun tidak memaksakan Aichi untuk jujur dan memilih selalu mengingatkan kepada Aichi untuk selalu izin keluar rumah (walau kemungkinan tidak akan diperbolehkan), akan tetapi Maroon tidak bisa menyalahkan Aichi karena selalu mengurungkan Aichi dari luar bukannya hal yang terbaik bagi Aichi.

Siang pun berganti menjadi malam, Maroon yang terpaksa melembur pun akhirnya bisa kembali ke rumah. 'Aichi-sama, belum makan malam, tapi kalau sudah jam segini pasti dia sudah tidur.', batin Maroon sambil melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya, menunjukkan arah jarum jam yang pendek berada di angka 9.

"Orangtua bagi Aichi darimana coba, Shizuka-sama, kalau aku beberapa kali lembur sampai malam hari, meninggalkan Aichi selama seharian tanpa ada menyiapkan makanan untuk sehari-harinya.", gerutu Maroon sambil senyum miris, menutup matanya sambil merenung beberapa kegiatan yang dilakukannya hari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JourneyWhere stories live. Discover now