Chapter 03 : Nata - Langit Senja

32 4 5
                                    

Langit sore terlihat meredup, senja akan segera tiba.

Ku raih handphone di saku celana, nampak waktu sudah menunjukkan pukul 16:50.

Ku tutup semua file yang tengah ku edit di komputer, menekan ALT+F4, segara muncul balon pilihan untuk shutdown.

Tek

Segera setelah ku tekan tombol enter, proses shutdown pun di mulai.

Bangkit dari kursi menuju pintu depan kantor, ku tutup pintu rapat dan menguncinya.

Nampak teman-teman sekerja pun tengah membereskan meja kerja masing-masing, bersiap untuk segara pulang.

"Kak Nata, besok antar berkas xxx ke Badan Keuangan Daerah ya." Ucap Della kepada ku.

"Oke, siap. Berkas untuk Badan Pertanahan apakah juga sudah siap dimasukkan?" Tanya ku balik.

"Sudah juga kak, tinggal masukin aja besok." Balasnya.

"Zil, sepulang ini kamu mau jogging lagi di siring?" Tanya ku kepada kawan kerja ku yang bernama Azilia.

"Kayak nya hari ini ngga deh kak, soal nya temen ku Ati ngga bisa ikut hari ini."

"Oh ya sudah kalau begitu, kakak mau keliling naik sepeda aja sendiri. Ayok kita pulang."

Selesai memberi salam kepada bos, kami berhambur menuju parkiran.

Ku nyalakan sepeda motor ku dan bergegas menuju rumah.

Bbbrrrmmm!

"Duluan ya. Dadah~" Sembari ku melambaikan tangan kepada yang lain.

Lima menit kemudian tibalah aku di rumah, karena jarak antara rumah dan kantor lumayan dekat sehingga tidak terlalu memakan waktu lama untuk pulang pergi.

Segara ku mengganti pakaian dan menurunkan sepeda fixie hitam ku, aku pun mengayuhkan sepeda menuju siring.

Kayuh demi kayuhan, keringat mulai nampak membasahi tubuh ku.

Setelah berkeliling satu putaran, aku pun turun dari sepeda. Ku raih handphone di saku celana pendek.

Rupa nya ada notifikasi baru dari Telegram, Lyn membalas chat ku tadi siang.

Hai juga. Balas nya kepada ku.

Tap tap

Suara ketukan mulai terdengar, huruf per huruf mulai tersusun di layar handphone ku.

Salam kenal Lyn, kamu orang mana?

Menjauhkan pandangan dari layar handphone, nampak di depan ku sungai Martapura mengalir ke arah hulu. Mungkin melarutkan ribuan kenangan jutaan pasang manusia dari arah hilir.

Pikiran ku mengawang-awang.

"Apakah yang sebenarnya aku cari? Apakah yang menanti ku keesokan hari?" Tengadah ku ke langit.

Aroma senja larut dalam lembut nya belaian angin menghembus wajah ku. Kelopak mata tak sengaja menutup, terbuai mesra sapaan sang alam.

Langit senja merah menyala, kesunyian tiba ketika gelap malam menyelimuti.

Can't Get Past The Taste of Your LipsWhere stories live. Discover now