"Kenapa aku jadi merindukan Minhyung. Ada apa dengan mu Mark, bukankah kau tidak menyukai anak kecil?" Monolog nya. Tak lama ia pun tertidur.

.

.

.

Disisi lain, Haechan tengah membersihkan meja-meja yang ada di cafe, ia mengelap meja dengan sangat perlahan. Pikiran nya melayang pada kejadian malam itu dimana ia bertemu Mark lagi.

'Kenapa dia kembali? Apa tidak cukup membuat ku terluka berkali-kali?'

Haechan masih melamun hingga sikunya tak sengaja menyenggol sebuah gelas hingga terjatuh dan pecah membuat Wendy, Ten dan pelanggan lain terkejut.

"M-maafkan aku, aku akan membereskan nya" Ucap Haechan sambil membungkuk beberapa kali pada pelanggan karena membuat mereka terkejut

Haechan pun berjongkok dan memunguti pecahan gelas dan menaruhnya di nampan yang ia bawa sejak tadi. Setelah selesai ia pun pergi ke belakang untuk membuang pecahan gelas itu.

"Haechan kau baik-baik saja?" Tanya Ten sambil menahan lengan atas Haechan

"Aku baik-baik saja hyung" Jawab Haechan sambil menampilkan senyum andalan nya. Setelah itu ia kembali berjalan.

Tak lama Haechan kembali setelah membuang pecahan itu. Hari ini cafe tidak begitu ramai, jadi mereka bisa bersantai sebentar.

"Sejak tadi aku memperhatikan mu melamun. Apa ada yang mengganggu pikiran mu?" Tanya Wendy pada Haechan yang lagi-lagi melamun. Haechan langsung menoleh kan kepalanya.

"Kau tenang saja, aku baik" Jawab Haechan.

Wendy tidak mudah di tipu dengan senyuman palsu yang sering Haechan tunjukan padanya. Ia tahu jika Haechan sedang ada masalah dan itu menganggu pikiran nya. Tapi ia tidak bisa memaksa Haechan untuk bercerita, Haechan memiliki privasi.

"Yasudah kalau kau baik-baik saja. Noona kembali bekerja dulu" Ucap Wendy lalu kembali ke meja kasir.

Haechan kembali melamun, ia masih memikirkan kejadian semalam. Dimana ia ingin sekali berlari dan memeluk erat sosok yang sangat dia rindukan selama lima tahun. Ia benar-benar tidak bisa membenci Mark. Kalimat kebencian itu hanyalah sebuah kalimat biasa yang terlontar dari bibir tipis Haechan.

.

.

.

Hari sudah mulai gelap, Mark tertidur cukup lama hingga malam menjelang. Pukul 18.34 p.m Mark terbangun dari tidurnya karena merasa lapar.

Mark meregangkan otot-otot nya, ia memandang keluar jendela besar. Terlihat kota yang gelap dengan dihiasi oleh lampu-lampu gedung.

Mark pun beranjak dari tempat tidurnya dan pergi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai dengan ritual mandinya ia berjalan menuju walk in closet. Mark mengenakan celana jeans berwarna hitam, di padukan dengan kaos putih polos. Ia ingin keluar mencari makan.

Setelah selesai bersiap, Mark pun pergi keluar. Tak sedikit dari penghuni apartemen yang melihat Mark dengan pandangan terpesona akan ketampanan pria blasteran Kanada-Korea itu terutama para wanita. Namun Mark tak menghiraukan tatapan itu, ia berjalan dengan wajah datar dan tatapan yang dingin dan tajam.

Mark turun ke basement untuk mengambil mobilnya, setelah itu ia pergi. Jalanan kota cukup padat, mungkin karena sekarang jam pulang kantor. Ia sempat bingung pergi ke tempat makan mana dan akhirnya pilihannya jatuh pada Tennie Cafe. Mark pun memarkirkan mobil sport nya di tempat yang sudah di sediakan. Mark turun dari mobil, seperti tadi ia kembali mendapat tatapan terpesona dari para wanita.

I Love U but I Hate U「MarkHyuck」✅Where stories live. Discover now