2. Kembali ke Hardan.

4.6K 201 3
                                    

Hari ini aku putuskan untuk kembali ke Hardan banyak pekerjaan menantiku di sana.

Aku bukan saja sekedar kesatria, aku juga seorang Tabit, membantu orang orang yang  membutuhkan bantuanku.

Dalam kelompok kami, para kesatria Siamons, aku berperan sebagai kesatria penyembuh, sesuai dengan keahlianku, sedangkan, Zein, ahli strategi, mengintimidasi, Marks, cepat tanggap, mengambil keputusan, paling mahir mengelabui lawan dalam suasana genting apapun, Paris, tangguh, cenayang, dan tidak segan segan membunuh lawannya, yampa belas kasihan, Nion, mencakupi semuanya, dia yang paling luar biasa menurut kami, sewaktu aku keluar dari Istana,  untuk mengembara, dia lah yang menggantikan tugasku, mengobati kesatria yang terluka, sehingga kami semua Zain, Marks, pangeran Damon, Feliks, Robin, Paris, dan para kesatria lainnya, memutuskan untuk menjadikannya pemimpin kelompok kami, setelah Pangeran Damon, di lantik menjadi Raja, menggantikan Baginda Raja Nujien Siamons.

Kegiatanku mengikat sepatuku, terhenti oleh suara di belakanku.

"Mau kemana lagi Quinssa?", suara putri Alekza.

"Hmm.., seperti kakak lihat, pergi berpetualang!", kataku cuek, kami sudah berbaikan, seperti kakak beradik  pada umumnya beberapa waktu yang lalu setelah dia mendapatkan tambatan hatinya, yang akhirnya, juga mencintainya, Raja Simon, dia menyayangiku hanya sebagai seorang, adik perempuan yang tidak perna di milikinya, karna memang sang Ayah Raja Robinson hanya menikah sekali dalam seumur hidupnya, berbeda sekali dengan Raja Raja pada umumnya yang memiliki beberapa selir, seperti Ayah Handa, Beliau sangat mencintai Istrinya, Ibu pangeran Simon, dan pangeran Gergio, kedua anaknya pun mengikuti prinsip sang Ayah,  Seperti impianku, menikah hanya sekali dalam seumur hidupku, begitu pun suamiku kelak, aku tidak sanggup berbagi suami!!, seperti Ibu kandungku.

"Sampaikapan kamu akan berhenti Quinssa?", suara Putri Alekza keras, mengagetkanku dari lamunan.

"Hmm.. sampai kedamain berjaya!!", kataku sambil nyengir, Putri Alekza, mendengus di tempatnya.

"Dalam mimpimu!!", tambahnya dengan tajam.

"Kejahatan dan kebaikan saling tarik menarik, kalaupun salah satunya tidak ada, bagai mana kita mengetahui orang itu orang yang baik dan itu adalah orang jahat!".

"Tapi kalau kejahatan merajalela Negri  ini akan hancur kak'!, sebaliknya jika kebaikan yang lebih tinggi, Negri ini akan damai, sejahtera dan tentram, tidak ada lagi orang orang yang bersedih hati, tapi lebih kepada kata Bahagia..!!", kataku tegas, keras kepala.

"Yah.. yah.. yah..!!, kamu memang ahlinya berargumen, tapi kakak yakin, suatu saat nanti kamu akan berhenti, jika kau sudah menemukan tambatan hati, misalnya..., suami! haha..", putri Alekza tertawa puas melihat wajahku memerah, karna malu, sial seketika itu juga aku cemberut, karna putri Alekza berhasil, memojokkan, dan menggodaku, aku lupa kalau dia juga sangat keras kepala, persis denganku.

Beberapa saat kemudian putri Alekza  membawaku kedalam pelukannya, setelah tawanya redah.

"Hati hati...", katanya akhirnya mengizinkanku untuk pergi.

"Terimakasih kak, Quinssa menyayanggi kakak...".

"Yah.., kakak tahu itu!!", jawabnya percaya diri.

___

Setelah berpamitan dengan semua penghuni Istana, Baginda Raja Nujien, permensyuri Maria, pangeran Damon, purti Alekza, Raja Simon, Zain, Paris, Marks, Nion, Feliks, Radon dan yang lainnya, aku pergi.

Saking banyaknya pesan mereka yang aku ingat hanya, jaga dirimu baik baik Tuan Putri.., jaga kesehatan.., jangan lupa makan.., jangan ceroboh.., banyak istirahat.., dan pesan Nion yang paling luar biasa ajaib, "Jangan lupa mandi". hey!, jangan berpikir macam macam aku mandi setiap hari!, walapun aku akui dulu aku jarang mandi.

Queensa Zavhie Siamons {Story 4}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang