The Reason Why

294 21 4
                                    

Title : The Reason Why

Genre : Romance

Cast : Simon Gong, Zenith Zhang.

Warning :

Saya hanya meminjam nama tanpa berniat mengambil keuntungan apapun darinya. Tapi cerita ini murni milik saya tanpa menjiplak cerita manapun.

Tidak suka? Tekan back, oke..

Happy reading.

Manik bulat nan indah itu masih betah memandang rerimbunan hijau jauh di depan sana

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Manik bulat nan indah itu masih betah memandang rerimbunan hijau jauh di depan sana. Kepingan sewarna kayu indah itu mengerjap pelan dengan anggun. Sesekali terlihat sendu, sesekali terlihat biasa saja, sesekali terlihat bara keinginan untuk menuju kesana. Sayangnya...semua hanya angan-angan belaka.

Wajahnya serupa Dewi kecantikan dengan perpaduan pas oriental dan barat. Bibir tipisnya merah nan menggoda, mata bulat indah yang sewarna kayu, dengan hidung lancip nan tinggi. Sungguh terpadu indah dengan kulitnya yang kuning langsat. Hanya satu kata yang bisa menggambarkannya.

Sempurna.

Namun semua itu seakan tak berarti untuknya. Untuk apa semua kesempurnaan itu jikalau dia tak dapat menapaki langkahnya sendiri. Ingin dia berteriak pada dunia namun suaranya tercekat begitu menyakitkan. Kesempurnaan yang didambakan oleh orang-orang itu nyatanya tak berguna lagi ketika dia lumpuh dan bisu. Tidak...tidak sepenuhnya bisu. Hanya dia tak lagi bisa merangkai kata dengan baik. Tak bisa lagi bersenandung dan mengucap banyak kata yang terpikir dalam otaknya.

Pedih.

Tentu saja pedih. Dia berpikir kenapa harus hidup di dunia ini jika nasibnya masih seperti ini. Dia bukan tak bersyukur, namun...

"Jangan berada di luar terlalu lama, baobei. Angin menjelang malam sungguh tak baik meskipun sekarang masih musim panas."

Sebuah mantel memeluk tubuhnya diikuti sebuah suara yang dia kenal pasti siapa pemiliknya.

"Memikirkan hal itu lagi?"

Kedua manik itu saling menatap. Tanpa kata keduanya bisa menyelami perasaan masing-masing. Si manik coklat kayu yang pertama kali memutuskan kontak itu. Dia tak harus menjawab apapun karena begitulah nyatanya. Tak ingin menyangkal karena hal itu hanya sia-sia jika dihadapan lelaki di depannya ini.

Lelaki itu tersenyum teduh seraya menggenggam kedua tangan yang dirasakannya dibawah suhu normal. Keputusannya untuk membawa mantel tadi sepertinya tepat. Kekasih hatinya ini memang terkadang bandel menurutnya.

Posisi mereka kini berhadapan dengan si gadis yang masih setia duduk di kursi rodanya dan si lelaki yang berlutut di hadapannya. Dikecupnya kedua tangan lentik itu penuh cinta. Apalagi ketika dia merasakan dinginnya logam yang melingkari salah satu jari disana, senyumnya tak bisa lagi dibendung karena bahagia. Perasaan itu tentu mau tak mau ikut melingkupi hati sang gadis yang tadinya muram. Senyum lelaki itu selalu bisa membuatnya lebih baik. Seperti obat yang selalu ada untuknya.

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: May 10, 2021 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

The Reason Why (JunZhe)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu