• | Smile | •

Start from the beginning
                                        

"Yang disebelah kanan mengikuti yang sebelah kiri, para adeptus tinggal di sebelah kiri sedangkan manusia fana berada di kanan. Adeptus pertama-tama disembah oleh manusia fana setelahnya. Keduanya mengikuti arah matahari yang ada didepan mereka, Kau paham artinya obor mana yang harus dinyalakan??" Tambah Tian-Tian berusaha memberi petunjuk pada dewa muda ini, Morax meletakkan tangannya di dagu dan mulai mencerna bantuan dari dewi yang ada di depannya ini.
"Yang disebelah kanan mengikuti yang sebelah kiri... adeptus di sebelah kiri, manusia fana berada di kanan... Adeptus pertama-tama, manusia fana setelahnya... Keduanya mengikuti arah matahari yang ada didepan mereka..." Morax hening sesaat untuk berpikir dan Tian-Tian masih dengan setia menunggu hasil yang akan segera keluar dari mulut sang dewa kontrak, ia tersenyum lebar, karena manusia fana yang datang kesini beberapa ratus tahun yang lalu saja tidak bisa menjawab teka-teki ini dengan benar padahal sudah ia bantu seperti tadi, dan malah menyerah akan keadaan dan memilih untuk menjadi penghuni gedung ini dalam tidur mereka yang abadi.
"Apakah, itu obor yang ada disamping nona Tianqui??" Tanya Morax dengan polosnya karena ia kesulitan mencari arah matahari yang dimaksud. Tian-Tian tersenyum dalam heningnya, sedangkan Morax kecil hanya bisa penasaran akan jawaban dari matahari itu.
"Menurutmu, kenapa para adeptus dan manusia itu mengikuti matahari?" Tanya Tian-Tian memastikan.
"Hm? Sederhana, karena mereka membutuhkan cahaya yang bisa menerangi langkah mereka untuk terus maju kedepannya, jadi matahari yang dimaksud ini dewa atau dewi mereka bukan?? Nona Tianqui adalah dewi itu." Jawabnya panjang lebar dan mendetail, namun jawaban itu tidaklah memuaskan Tian-Tian sama sekali, itu bukanlah jawaban yang sebenarnya karena,
"Salah, aku bukanlah dewi mereka, benar faktanya kalau aku tak jauh berbeda denganmu, namun little Morax--" Tian-Tian maju beberapa langkah dan berlutut menyamai tinggi dewa yang ada di hadapannya dan mengelus tanduk kecil yang tumbuh disamping kepalanya.
"Apakah kau lupa, bahwa dirimu adalah seorang dewa dan matahari dari tanah Liyue ini??" Lanjutan seraya menyalakan kedua obor yang ada di kedua sisi sang dewa kontrak. Morax terperangah oleh kata-kata dewi yang bahkan tak pernah terlihat kekuatan aslinya ini. Ia bingung, kenapa dewi seperti ini tidak menjadi archon saja, bukankah ia jauh lebih baik dibandingkan dengan dirinya?

Walau begitu, Ia bahkan sangat murah senyum pada siapapun tanpa pandang bulu, hanya saja sifatnya yang senang bermain-main itu membuatnya diusir dari celestial dan berakhir menjadi salah satu dewi di tanah Liyue ini. Tapi ia tidak ambil pusing sama sekali, karena itulah sifatnya.
"Huahhh~!! Bicara serius membuat ku mengantuk, ayo naik ke atas, itu yang terakhir di gedung ini." Ajaknya yang memecah keseriusan diantara mereka, Lagi-lagi ia menggendong dewa kecil ini di pinggangnya dengan sangat ringan, dan Morax pun membiarkan wanita ini melakukan apa yang ia mau padanya sepanjang permainan di 3 gedung selanjutnya. Tiba saatnya pengambilan hadiah, Tian-Tian mengarahkan Morax pada 3 kotak luxury chest yang isinya sangat beragam. Namun Morax hanya mengucapkan kata trimakasih sebelum berpamitan pergi dengan Guizhong.
"Nona Tianqui!! Akan aku tunggu janjimu menemaniku keliling Liyue dan Inazuma!!!" Teriaknya dari kejauhan sebelum akhirnya berpisah kembali dengan sang dewa kontrak.
"Tentu saja little Morax!!! Sampai jumpa lagi yahhh!!!!" Lambainya yang tanpa terasa, membuat Morax lupa akan waktu.

*

*

*

*

*

"Little Morax!!"
"Yaahooo~!!"
"Hei~ Hei~ selamat yah archon Geo~"
"Hey~ archon~"
"Archon, apa maksudnya ini??"
"Kenapa kau melakukannya??"
"Hentikan lord Geo, tolong jangan kunjungi aku untuk beberapa saat ini..."

*

*

*

• | • 原審 x Reader • | • Genshin X Reader • | • (Bhs & Eng story mix) • | •Where stories live. Discover now