"Zemira, kamu kenapa sayang?" tanya Felix saat Chika keluar dari ruangan.

Felix menghampiriku, dia terlihat khawatir dan panik. Aku masih tidak ingin percaya bahwa pria di hadapanku ini sangat-sangat kejam. Kemana Felix yang aku kenal? Kenapa dia menjadi seperti ini?

Aku langsung melayangkan tamparan ke wajah tampan Felix. "Brengsek! Lo gila, Felix lo gila!" makiku langsung. Aku memukuli Felix dengan berutal, aku bahkan menangis seperti orang gila.

"Zemira! Hei, ada apa?!" Felix berusaha menenangkanku, dia menghalau pukulanku dengan menangkap kedua tanganku. Tatapan mataku kabur karena air mata, tetapi aku dapat melihat sorot mata heran Felix.

"Aku sudah tau semuanya Fel. Aku tahu apa yang kamu perbuat pada Romi," ujarku pelan.

Aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk mengamuk dan memukuli Felix. Genggaman tangan Felix pada kedua tanganku melonggar seketika. Aku melepaskan tanganku dari Felix dan jatuh teruduk di lantai. Aku menangis terseduh-seduh.

Felix tidak hanya membohongiku, dia juga membohongi keluargaku. Dia merebutku dengan paksa, hampir menghancurkan kehidupanku. Bahkan Felix membuatku membenci Romi.

"Aku bisa jelaskan semuanya, Zem." Felix menunduk dan berusaha untuk membantu berdiri.

Aku menepis tangan Felix yang akan membantuku. Aku menatapnya dengan tajam dan berdiri dengan sisa kekuatanku sendiri. Saat memandang wajah tampan di hadapanku ini, aku sadar aku mencintai Felix. Tapi, apa bisa aku memaafkan kesalahan fatal ini?

"Felix!" seruku kaget saat melihat Felix tiba-tiba berlutut di hadapanku. Aku bahkan sampai mundur satu langkah. Tidak menyangka bahwa Felix akan berlutu seperti ini.

"Aku mohon Zem, jangan pergi. Maafkan aku ...." Suara Felix terdengar serak. Beberapa detik kemudian aku melihat bahu Felix bergerak dan isakan pelan terdengar. Felix menangis di hadapanku.

Melihat Felix yang seperti ini justru membuat marahku hilang. Seolah-olah perasaanku membenarkan perbuatan Felix. Memaklumi apa yang sudah Felix lakukan untuk memperjuangkanku.

Aku akhirnya mendekat pada Felix, membantunya berdiri dengan pelan. Aku memeluk Felix yang menangis dan mengucapkan kata maaf berkali-kali. Aku menepuk punggungnya dengan pelan, mencoba menenangkannya.

"Aku tidak bisa merelakanmu menikah dengan pria lain. Aku mencintaimu, Zem," ucap Felix di sela tangisannya.

💌💌💌

Setelah adegan tangis-tangisan bak drama, aku dan Felix duduk berdampingan di sofa. Aku memperhatikan Felix yang masih ada sisa air mata di sekitar matanya. Jujur saja, aku menjadi ingin tertawa sekarang. Benar saja, aku justru tertawa ketika Felix melihatku.

"Ehem!" Aku berdeham pelan mengendalikan tawaku. Masalah kami belum tuntas dan sekarang aku justru tertawa, ini bukan tindakan yang tepat. "Kamu harus minta maaf dengan Romi, Fel. Aku nggak mau punya suami yang curang begini," tuturku kemudian.

Bukannya menurutiku, Felix justru menggelengkan kepalanya. "Sejak awal memang Romi punya niat yang nggak baik sama kamu, Zem." Felix menatapku dengan sorot mata yang seolah-olah memohon untuk aku percaya padanya.

"Oke, apa niat nggak baiknya?" tanyaku dengan mata yang memicing.

"Romi hanya ingin mengambil keuntungan dari harta orangtua kamu. Dia hanya mau memperluas bisnisnya dengan memanfaatkan perjodohan kalian," jelas Felix yang berkata dengan sungguh-sungguh. "Dia mengaku sendiri padaku," lanjut Felix.

Aku menghela napasku pelan. Sebenarnya masalah ini seharusnya tidak perlu diperpanjang lagi. Tapi, aku tidak mungkin diam saja melihat suamiku melakukan hal jahat dengan menjatuhkan orang lain.

"Kamu tuh sekarang lagi kena karma loh! Makanya, kalau apa-apa itu dipikirin dulu baik-baik," gerutuku.

Felix membawaku ke dalam pelukannya, aku merasakan pelukan hangat Felix. "Maaf, tapi aku tidak punya pilihan lain. Soal dia bangkrut, aku hanya membatalkan satu kerjasama. Selebihnya kesalahan dia sendiri." Aku tersenyum tipis mendengar pembelaan yang keluar dari bibir Felix.

"Siapa bilang kamu boleh mengeluarkan pembelaan," ucapku pelan.

Felix justru mengeratkan pelukan kami. Dia kemudian dengan tenang berkata, "Walaupun harus mengulang waktu. Aku tetap akan melakukan hal yang sama. Karena, aku tidak menyesal sudah merebutmu. Jika aku tidak melakukannya, kamu nggak akan ada di dalam pelukanku seperti sekarang ini, sayang."

Aku marah jelas, tapi aku tidak akan terlalu menyalahkan Felix. Aku yakin, Felix pasti bisa menyelesaikan masalah yang dia buat sendiri. Soal Romi, aku rasa pria itu juga merasa bersalah karena memiliki niat jahat padaku.

"Aku terima maaf kamu. Tapi ...." Felix langsung melepaskan pelukan kami. "Kamu harus janji untuk nggak melakukan hal gila seperti itu lagi, Mas." Seulas senyum aku berikan pada Felix. Raut wajah Felix juga berubah cerah saat mendengar panggilan yang aku sematkan untuknya.

💌💌💌

💌💌💌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rumah Mantan (Selesai)Where stories live. Discover now