04. PENYELIDIKAN SAKSI ‼️

Start from the beginning
                                    

"Kami ingin detektif mengulik lebih jauh video itu."

"Tidak bisa," jawab Detektif Lenan cepat sambil menatap teman-temannya yang juga sedang memperhatikan mereka dari meja masing-masing. "Jika saya yang menangani kasus ini dan sudah terbukti kongkrit, tidak ada yang perlu dipermasalahkan."

"Apa? Cara kerja macam apa ini, Detektif? Anda gak lihat Danu di serang di dalam video itu?" tanya Rafka cepat sambil menunjuk tajam ke arah Detektif Lenan. Di samping, wajah Damar sudah cemas melihat atensi Rafka dan tidak terkendali.

"Terekam di malam hari dan saturasinya gelap, tidak akan menjamin jika itu benar Danu. Bisa saja orang iseng."

"Wah ... Anda benar-benar cerdik membuat alasan. Suaranya bagaimana? Kami, bahkan anak-anak DS langsung tau itu suara Danu, Detektif! Apa susahnya sih tinggal selidiki, jangan lupa itu cara kerja kalian." Rafka tidak akan berhenti di situ saja, situasi sekarang sudah cukup membuat dia yakin Danu tidak bunuh diri. Mengingat ambisi Danu akan perlombaan renang itu cukup besar.

"Dan kami tidak akan melayani penyanggah yang tidak sopan kepada orang yang lebih tua. Kamu seharusnya tau diri! Sejak pertama kali bertemu, tidak sedikitpun memperlihatkan cerminan seorang siswa, mengamuk, menyerang, itu saja yang kamu bisa. Jadi, tidak perlu membuat permohonan seperti ini," jelas Detektif Lenan tidak mau kalah, menunjuk angkuh ke arah Rafka.

Rafka menolak kasar bahu Damar yang sejak tadi memegang dirinya. Sambil mengusap wajah, dia tertawa sinis.

"Anda membawa masalah pribadi dalam hal ini?" tandas Rafka.

"Agar kamu belajar sopan santun!"

Rafka menarik kerah baju Detektif Lenan dengan kasar, menatap pria itu dengan tatapan dan emosinya yang merambat lebih jauh. Membuat semua orang yang ada di ruangan itu terlihat terkejut. Tetapi, Detektif Lenan terlihat santai dan hanya tertawa mengejek. Damar berusaha menarik tangan Rafka, tetapi dia bahkan lebih kuat dari dugaannya.

Situasi berubah kacau, beberapa detektif yang sedari tadi duduk santai di kursi masing-masing, kini bangkit dan mendekat ke arah Rafka yang ingin menyerang.

"Lihat, tidak bisakah kamu tenang sedikit?" ujar Detektif Lenan dengan pandangan remeh.

Bola mata Rafka seketika memerah jika sudah marah, napasnya memburu menatap Detektif Lenan. Tidak bisa menahan kesabaran di atas kendalinya sendiri, apalagi setelah mendengar ucapan beliau yang memancing emosi.

Sejak pertemuan mereka saja, Detektif Lenan sudah tidak suka dengan sikap Rafka yang mau seenaknya. Memberontak, mengamuk, untuk memastikan Danu benar-benar bunuh diri, tetapi bahan bukti sudah jelas dan Rafka tidak bisa menerima hal tersebut. Keajaiban datang di waktu yang tepat berkat video saksi yang dikirim oleh anonim itu.

"Raf, lo harus tenang. Jangan menambah masalah, please," bujuk Damar cepat, menarik tangan Rafka dari kerah baju detektif lenan.

Berbeda dengan Reno yang acuh tak acuh, dia hanya memandang datar ke arah Rafka yang sedang mengamuk, bukan sekali dua kali hal ini sudah dia lihat, tetapi berkali-kali bahkan sudah sejak dua tahun ini mereka terus bersama.

Menyadari sikapnya yang salah, Rafka pun melepas cengkraman tangannya dengan kasar menolak tubuh Detektif Lenan. Kini, dia mengusap wajahnya dengan kasar. Tetapi, tidak bisa dihindari jika dia masih kesal. Pun langsung melangkah pergi dari ruangan detektif tersebut.

***

Saat kembali ke sekolah, Rafka berjalan cepat di sepanjang koridor untuk menjauh dari orang-orang yang membuat perasaannya semakin hancur. Di tambah dengan realita pendapat teman sekelas beserta ucapan Detektif Lenan yang cukup menohok, membuatnya merasa dihakimi secara sepihak.

DANGEROUS SCHOOLWhere stories live. Discover now