"Haish.. haruskah aku menyaksikan ini?" komentar Jennie yang daritadi di belakang mereka.

"Kau hanya iri" Lisa mengangkat bahu.

"Diamlah, Lisa" Jennie memutar bola matanya "Aku harus segera ke dalam, temui aku setelah seleksi?"

"Tentu, Unnie" Lisa mengangguk "Kau bersama Jennie Unnie?" dia menoleh pada Rose.

"Yup, aku harus memastikan gadis-gadis itu menjaga jarak" kata Rose

"Kau tidak merasa perlu mengawasi Lisa?" Jennie melipat tangan di dadanya

"Owhh... dia sudah tahu akibatnya jika berani menggoda gadis lain selain diriku" Rose mengangkat alis sementara Lisa mengangguk cepat sambil menelan ludah.

"Aku tidak akan macam-macam" Lisa mengangkat tangannya "Sampai jumpa setelah seleksi" dia menambahkan sebelum berbalik dan menghampiri tim cheerleadernya.

"Ayo, Unnie" Rose tersenyum dengan semangat "Aku belum pernah melihat seleksi tim basket"

"Kau boleh duduk di bangku pemain sambil menunggu, tapi pastikan kau tidak terkena lemparan bola yang menyasar" kata Jennie seraya memasuki lapangan indoor bersama Rose.

"Kapten!"

Jennie tersenyum lebar ketika melihat teman-teman basketnya yang nampak sudah berkumpul.

"Hai, semua" sapa Jennie "Rose ingin ikut menonton, kurasa tidak ada yang keberatan, kan?"

"Tentu saja tidak, kami senang kau datang, Rose" kata Seulgi, tersenyum disambut anggukan dari para pemain lainnya

"Pastikan kau berada di jarak aman, kami tak mau ada bola mengenai wajahmu" kata Joy sambil mengeluarkan bola-bola basket dari penyimpanan.

"Tidak ada yang ingin peristiwa yang menimpa Jisoo terulang" kata Irene "Oh, aku masih ingat bagaimana Mina terjatuh ketika Jennie balas melempar bola di wajahnya" dia terkekeh.

"Kudengar kau mematahkan hidungnya dengan bola itu, Unnie" kata Rose, mengingat kejadian dari pertandingan final semester lalu.

"Dia pantas mendapatkannya, dia melukai Jisoo"tukas Jennie santai seraya meletakkan tasnya di bangku pemain "Ada berapa pendaftar?"

"Cukup banyak, kurasa kita baru akan selesai siang ini" Yeri menghela napas

"Dimana Pelatih Kang?"

"Sedang menjelaskan beberapa aturan dengan para peserta seleksi" Joy menunjuk sosok Pelatih mereka yang sedang berdiri dengan memegang clipboard sambil berbicara dengan beberapa wajah baru.

"Kuharap kita mendapat pemain bagus" gumam Irene "Apa kita hanya perlu mengawasi mereka atau bertanding one on one?"

"Kita hanya perlu mengawasi mereka saja, one on one hanya jika diperlukan" Seulgi mengangkat bahu.

Jennie hanya mengangguk sambil memainkan bola basket di tangannya.

Kuharap semua segera selesai.

###

"Aku akan menghajar anak itu" gerutu Seulgi sambil menekan es batu di belakang kepalanya sementara teman-temannya menahan tawa.

"Kau menakutinya, pantas saja dia salah melempar" kekeh Yeri ketika mengingat bagaimana salah satu peserta ketakutan melihat Seulgi yang meneriakinya dan tidak sengaja salah melempar bola.

"Jangan manja, dia tidak memukulnya sekuat itu" tukas Jennie

"Aku akan melemparkan bola itu dikepalamu jika kau ingin merasakannya secara langsung" Seulgi memandang tajam ke arah Jennie yang menjulurkan lidahnya.

Open When Letters : JensooWhere stories live. Discover now