DUA

1.4K 242 115
                                    

Aku yang menginginkamu. Dia yang mendapatkan apa yang aku inginkan.

----------------------------------------------------
.
.
.
.
.

Yuuta dan Rika sedang berkencan. Mereka memaksaku untuk ikut bersama mereka. Apa gunanya diriku? Tidak ada selain hanya melongo jadi nyamuk melihat kemesraan keduanya.

Tapi tidak sepenuhnya juga aku terdiam memandangi Yuuta dan Rika. Seperti biasa, mereka akan mengajakku berbicara.

Tidak sekali saja ketika mereka berkencan ada aku didalamnya. Kami memang bersama terus. Meski dua diantara kami berpacaran. Meski satunya terus tersenyum palsu menanggapi setiap perkataan yang dilontarkan.

Sakit? Sangat sakit malah.

Namun, apa yang bisa aku perbuat? Mengatakan aku juga suka pada Yuuta? Jangan bodoh diriku! Jika aku mengatakannya, yang ada kami akan canggung satu sama lain. Lalu perlahan menjauh agar tidak saling menyakiti perasaan.

Aku menggeleng keras membayangkan diriku berpisah dengan dua sahabat baikku. Daripada cinta, aku lebih memilih untuk mempertahankan hubungan persahabatan kami yang berharga. Tidak apa hati hancur berkeping-keping. Yang terpenting persahabatan kami tetap utuh.

Yuuta menyentuh dahiku menggunakan punggung tangannya. "Kau tidak apa, [Name]-chan? Apa kau sakit? Tapi tubuhmu tidak panas." Ucap Yuuta.

"Wajahmu juga merah. Kalau kau sakit kita pulang saja ya." Lanjut Rika.

Bagaimana wajahku tidak merah? Wajah Yuuta terlalu dekat. Aku tidak bisa bernafas dibuatnya. Tangan Yuuta juga belum beranjak dari dahiku. Ayolah, ini tidak baik untuk jantungku.

Aku menyingkirkan tangan Yuuta dari dahi. Sesuatu seperti sengatan mengalir di tubuh. Padahal saat masih kecil aku sering menyentuh Yuuta. Bahkan dia yang memandikanku. Tapi, mengapa sekarang aku gugup saat bersentuhan kulit dengannya?

Tanpa sadar aku meremat jemari Yuuta. Menggenggam kuat seolah aku tidak ingin ia pergi dariku. Air mata mengalir tanpa izin. Aku tidak tahu, tapi aku merasa sedih.

Aku selalu terpikirkan, bisakah kami terus bersama seperti ini hingga dewasa kelak?

Saat aku memikirkan jawabanku. Seketika aku merasa takut. Kenapa? Karena jawabanku adalah, tidak bisa. Entahlah, aku pun tidak tahu mengapa aku menjawab tidak bisa.

Kedua sahabatku panik melihatku tiba-tiba menangis tanpa sebab. Yuuta balas menggenggam tanganku sementara Rika mencari tisu untuk menghapus air mataku.

"Kau kenapa? Apa kau ada masalah?"

"Ceritalah pada kami kalau kau punya masalah."

Rika dan Yuuta berucap secara bergantian. Aku sungguh bersyukur. Mereka selalu perhatian padaku. Mereka sangat baik padaku.

Meski begitu, kenapa aku tidak bersyukur karena bukan aku yang mendapatkan Yuuta? Kenapa harus Rika yang mendapatkannya? Bukan hanya Rika saja. Aku juga sangat menginginkan Yuuta.

Kenapa aku bisa kalah dari Rika?

Bukankah itu tidak adil?

Aku, Kamu, dan Dia ; Okkotsu Yuuta x Reader [COMPLETE]Where stories live. Discover now