Chapter 1 : Sahur! Sahur!

1.4K 117 39
                                    

-kediaman imaam crepus-

jam weker punya diluc :"KRRIIIINGGG!!!!"

Kaeya : "ANJ***, KEBAKARAN!!!"

Suara jam weker milik Diluc berdering keras, membuat Kaeya dari mimpinya yang indah, dimana dia berpesta pora dengan sahabatnya venti.

Tangan Kaeya merogoh ke arah laci, dimana alarm bak sirine kebarakan itu berdering kencang.

Alarm itu diraihnya, dihadapkan ke arah wajahnya. Lensanya menyipit, menatap dimana jarum jam itu berhenti.

Kaeya : "Oh, masih jam 3, toh."

Telapak tangannya mematikan jam weker milik Diluc. Kemudian dia kembali terlelap dalam ranjangnya.

Tepat saat itu suara tapak kaki berjalan memasuki kamarnya.
Suara hembusan nafas penuh amarah terdengar. Lantas orang yang memasuki kamar itu mulai melakukan "ritual"-nya dengan dua tutup panci yang siap di genggaman tangan.

BANG! BANG! BANG!!

Diluc : "SAHOR SAHOR! BANGUN WOE, SAHOR!! ASSHALATU KHAIRUN MINAN NAUM!"

Saking terkejutnya, Kaeya sampai terjatuh dari kasurnya.
Tepat sekali dahinya menabrak tepi meja laci, membuatnya merintih kesakitan sekaligus kebisingan karena Diluc.

Kaeya : "ADUH, LUC! Masih pagi buta udah tawuran. Ngajak berantem?!"

Diluc : "SAHUR KAE! Bukan tawur!"

Kaeya : "Gak usah rame-rame bisa lah!"

Diluc : "Gak bakal bangun kamu ntar, ayo keluar dari kasur."

Diluc menarik-narik Kaeya yang masih ingin kembali ke kasurnya.
Tepat saat itu Imam Crepus datang ke kamar mereka.

Crepus : "Lho lho, astaghfirullah. Sudah sudah, kalian kenapa pakai tengkar?"

Crepus : "Nggak baik tengkar sama saudara, dosa."

Kaeya dan Diluc pun berhenti bertengkar. Keduanya menatap ke arah ayahnya dengan rasa bersalah.

Kaeaya + Diluc : "Maaf ayah.."

Crepus hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
Dia berjalan ke arah dua buah hatinya, mengusap lembut masing-masing kepala mereka.

Crepus : "Ayah sudah siapkan sahurnya, kita makan sekarang, ya."

Diluc : "Tapi Kaeya nggak mau bangun, ayah."

Crepus : "Kaeya.."

Kaeya menghembus nafas, kemudian berdiri dari tempatnya.

Kaeya : "Aku mau cuci muka."

Crepus hanya tersenyum simpul melihat anak keduanya berhasil bangun untuk sahur.

Kemudian keluarga kecil itu bersama-sama menyantap sahur di ruang makan, dengan suasana penuh rasa kekeluargaan tentunya.

Walau Diluc dan Kaeya sering beradu mulut karena hal kecil.

====================

-Pesantren-

Bennett : "Zor, dah siap, kan?"

Razor mengangguk mantap.

Bennett : "Yun, Xing, udah lengkap, kan?"

Mereka berdua mengacungkan ibu jarinya bersamaan. Menandakan bahwa mereka membawa segala perlengkapan yang dibutuhkan.

Bennett : "Sip, Gas lahh!!"

Ramadhan Mubarak with Genshin ImpactWhere stories live. Discover now