[5] Jake Yang Sebenarnya

Start from the beginning
                                    

“Yah—setidaknya aku adalah singa tercantik yang pernah kau temui, ‘kan? Akui saja.” Alessia menaikkan kedua alisnya berkali-kali, menunggu jawaban dari Zayn.

“Kau? Singa tercantik? Apa aku tidak salah dengar? Kurasa aku harus memeriksa telingaku ke dokter THT hari ini.”

Alessia melemparkan satu bantal kepada Zayn karena kesal atas jawaban yang dilontarkannya. “Mulai sekarang, kita resmi bermusuhan, oke? Kau yang menyalakan api, dan aku tidak akan mematikan api itu,” canda Alessia.

“Oh, kalau begitu perjanjian kita batal,” ujar Zayn tak mau kalah. “Jika kita bermusuhan, aku tidak akan menemanimu berkeliling London.”

Alessia mendengus kesal. “Baiklah, aku mengaku kalah!” serunya. “Aku akan bergegas ke apartemenku agar bisa membersihkan badanku yang bau ini.”

Zayn yang takut kalau Dave Lincoln masih bertingkah buruk, langsung mencegat Alessia. “—Kau mandi saja di apartemenku!”

“Aku? Mandi di apartemenmu? Agar kau bisa mengintip?!”

“Tidak-tidak! Bukan itu maksudku…,” ujar Zayn. “Hanya saja—uh—kamar mandiku lebih bagus daripada kamar mandi yang ada di apartemenmu.” Oh, alasan yang sangat buruk, batin Zayn.

Alessia mengerutkan dahinya. “Kau bertingkah sangat aneh pagi ini, Zayn,” kata Alessia seraya menggelengkan kepalanya. “Aku akan pergi sekarang, terima kasih atas tumpangannya kemarin malam.”

Zayn mengacak-acak rambutnya karena frustasi. “AKU IKUT!” seru Zayn. Hanya itulah yang bisa ia lakukan sekarang.

***

Alessia sudah berkali-kali menekan bel apartemennya, tetapi Dave tidak kunjung membuka pintu.

“Zayn, kurasa aku akan menerima tawaranmu yang tadi,” kata Alessia.

“Tawaran untuk mandi di apartemenku?” tanya Zayn. “Baiklah, ayo kita kembali.”

Alessia hendak berjalan, tapi ia mengurungkan niatnya. Ia berkata, “Tapi tunggu—Dave pergi kemana, ya? Dan jika aku mandi di apartemenmu, berarti aku tidak mengganti pakaianku yang sudah kotor ini, bukan?”

“Dave? Mungkin dia sudah berangkat ke kampus karena sedang ada suatu urusan. Kakakmu itukan seorang anak emas dosen,” jawab Zayn mengada-ada. “Dan soal baju, kau bisa memakai bajuku. Aku sama sekali tidak masalah jika bajuku dipakai oleh singa.”

Dengan seketika, mata Alessia membulat. “APA KATAMU? SINGA?” Alessia berteriak sangat keras sampai-sampai Zayn harus menutup telinganya. “Jika aku singa, lalu kau apa? KUDANIL?!”

Kini bukan mata Alessia yang membulat—tetapi mata Zayn. “Kudanil? Kenapa harus kudanil?!”

“Karena sekarang wajahmu terlihat seperti seseorang yang belum mandi selama lima hari,” cetus Alessia dengan blak-blakan.

*30 menit kemudian*

Zayn melihat-lihat album yang berisi foto-fotonya bersama Perth. Begitu banyak kenangan diantara mereka yang kini justru membuat hati Zayn semakin sakit. Dulu, ia mengira bahwa Perth akan menjadi cinta terakhirnya—tapi ternyata ia salah besar.

Hatinya bertambah hancur menjadi berkeping-keping ketika ia melihat foto pertamanya dan Perth—di hari itulah mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Kring Kring Kriiiing

Incoming call from “My Perth <3”

Zayn mengangkat teleponnya kemudian berkata, “Ada apa lagi, Perth?”

“Berikan aku kesempatan kedua Zayn, aku sangat menyayangimu,” jawab Perth diujung koneksi.

“Kesempatan kedua katamu? Tidakkah kau ingat bahwa dulu kau pernah menduakanku dan aku memberikanmu kesempatan kedua? Lalu kini kau menduakanku lagi,” kata Zayn. “Aku adalah seorang manusia biasa, Perth. Aku mempunyai perasaan.”

“Tapi aku benar-benar menyesal, Zayn—“

“—Tidak ada kesempatan ketiga untukmu, Perth. Aku mencintaimu, tetapi kau menyia-nyiakannya.” Dengan cepat, Zayn langsung mematikan koneksi telepon. Mendengar suara Perth hanya akan membuat luka hatinya menjadi lebih dalam.

***

TO BE CONTINUED!

Maaf ya aku updatenya lama bgt:") tp kalo masih banyak yg minat, bakal aku lanjut kok.

Jadi vote&comment ya biar aku tau x

Heart of LocksWhere stories live. Discover now