Bab 29 (Mature)

7.5K 130 0
                                    

JANGAN VOTE DI SINI

DI AKUN SATUNYA AJA!

++++++++++++

Sudah tidak terhitung berapa kali Zeno berfantasi soal Tamara yang berbaring seperti ini – di atas meja, di kasur, di sofa, di konter dapur, tepi kolam renang, meja makan, di mana saja – tergeletak dengan kaki terbuka lebar dan polos. Bukan itu saja, ya Tuhan, hanya mendengar suaranya ketika keluar saja membuat Zeno sendiri hampir-hampir orgasme. Kini ia melihat wajah gadis itu habis keluar, matanya redup, napasnya terengah. Semua karena kenikmatan yang Zeno berikan padanya.

Kamar kerja Zeno ini telah menjadi saksi berapa kali ia memuaskan dirinya sendiri sambil memandangi koleksi foto dan video Mara-nya. Kini, mimpi itu menjadi kenyataan. Gadis itu sendiri, secara fisik, ada di dekatnya persis seperti imajinasi liarnya. Gundukan mungil polos itu terhidang di hadapannya, siap untuk dijamah.

"No, no, sayangku... Keep it-open for me."

Tidak langsung menurut, gadis itu menatapnya... ngeri? Bukan ke arahnya, tapi ke arah kejantanan laki-laki itu yang kini berdiri tegak seperti tombak yang terhunus. Zeno melihat ke bawah, lalu kembali menatap Tamara, kali ini dengan sebuah seringai yang tersungging di bibirnya.

Well, well...

"Buka," perintahnya.

Zeno bisa saja menjelaskan kalau Tamara tidak perlu khawatir, sebab ia tidak akan memasukkan penisnya (well, lebih tepatnya tidak akan memasukkan seluruh batang kejantanannya) ke dalam tubuh Tamara hari ini. Namun ia ingin mengeset ekspektasi terhadap gadis itu bahwa kalau di atas tempat tidur (atau meja kerja), Zenolah yang berkuasa. Kalau Zeno mau, ia bisa ambil.

Kapanpun. Di manapun. Sesuka Zeno.

Mendengar perintah Zeno, perlahan kaki Tamara terbuka, hampir selebar ketika Zeno mengoralnya tadi.

"Lagi," perintah Zeno.

Gadis itu menggeser telapak kakinya masing-masing ke samping, membuatnya terbuka lebar seperti sayap elang.

"Good girl." Zeno terus menatap lipatan feminin Tamara yang kini terbelah. Ia bisa melihat lumasan alami gadis itu yang membasahi permukaannya. Laki-laki itu menyentuh ereksinya sendiri, mengocoknya perlahan.

Dasar masokis... maki Zeno dalam hati. Ia tidak tahu bagaimana caranya bisa bertahan melewati ini semua tanpa menghujamkan miliknya masuk, sedangkan Tamara begitu terbuka dan rapuh di hadapan Zeno seperti ini. Wajah gadis itu memerah, ekspresinya terlihat erotis, membuat Zeno ingin merekam imajeri itu selama-lamanya di dalam pikiran. Pria itu teringat akan kamera yang dipasangnya untuk keamanan di ruang kerja ini ketika rumahnya ini baru selesai di bangun. Ia mengingatkan diri kalau harus menghapus rekamannya nanti,(tapi mungkin setelah menontonnya kembali beberapa kali, tentu saja)

Zeno meludah ke tangan, lalu melumuri ereksinya hingga licin. Perlahan ia mendekatkan puncak kepala penisnya pada kemaluan Tamara. Keduanya mengerang bersamaan, ketika kontak fisik pertama terjadi. Zeno menggerakkan penisnya naik dan turun perlahan di tengah-tengah lipatan Tamara yang sudah terlumasi. Gerakannya mulus dan lincir, Zeno memastikan kuncup mungil milik Tamara sengaja dilewatinya lagi dan terus lagi. Rengekan lirih keluar dari bibir gadis itu, Zeno tidak berani melihat wajahnya, takut kehilangan kontrol dan bakal membenamkan miliknya maju begitu saja tanpa sadar. Suara gadis itu saja sudah terdengar begitu erotis di telinganya.

Merasa tertantang, Zeno menurunkan puncak ereksinya, berhenti tepat di depan liang sempit gadis itu. Jarinya mencengkeram paha dalam Tamara. Ia mendorong maju sedikit demi sedikit ujungnya masuk, tubuh gadis itu menegang. Tangan Tamara menahan pergelangan tangannya, seolah gadis itu cukup kuat untuk menahan Zeno. Kalau Zeno mau, dalam satu dorongan ia bisa saja memaksa masuk dan tidak ada yang bisa dilakukan gadis itu untuk menghalanginya. Namun Zeno telah berjanji. Kenapa begitu goblok sampai memberi janji itu, ia sudah tidak ingat lagi. Kepalanya kini dipenuhi oleh kenikmatan dan rasa sakit yang hanya bisa diredakan oleh Tamara.

My Darling Psycho (Hidden Chapters)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang