Go: Movie

1.3K 175 40
                                    


.

"Yuta, jadilah milikku."

Sang pemilik nama tertegun sejenak saat mendengar ucapan yang baru saja Taeyong katakan. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, namun pemuda asal Jepang itu sekarang tersenyum-senyum sendiri. Sebuah tawa kemudian mengudara.

Yuta melepaskan tangannya dari genggaman Taeyong. Sebelah tangan digunakannya untuk menepuk-nepuk bahu temannya. "Hahaha! Terima kasih, Yongie. Kau memang bisa diharapkan untuk hal seperti ini." ucap Yuta senang.

Kini giliran Taeyong yang dibuat tertegun. "Hah? Maksudmu?" tanyanya tidak paham.

Yuta menaikkan sebelah alis, tawanya sudah reda, dan dia bersiap untuk membereskan laptop di atas meja. "Bukankah yang kau ucapkan tadi sama seperti di dalam film yang kita tonton? Kau mengatakannya karena tadi aku berkata ingin mempunyai kisah seperti di dalam film itu kan?"

"..." Taeyong yang baru paham maksud Yuta pun akhirnya ikut tertawa. Tawa miris. Tak disangka kalau ungkapannya dianggap sebagai hiburan untuk Yuta. Ditambah dia sejak tadi tidak memperhatikan film yang mereka tonton, tapi malah fokus curi-curi pandang ke arah Yuta.

Bodohnya Taeyong.

Atau memang tidak pekanya Yuta?

.

"Oppa, aku haus. Ingin cola di sana."

Suasana di taman memang selalu ramai saat akhir minggu begini. Seperti biasa, Taeyong memiliki rutinitas berkencan dengan sang pacar.

Sepulang sekolah, gadis cantik itu langsung menahan Taeyong yang hendak kabur main game bersama Johnny supaya pergi ke sebuah cafe baru di dekat taman. Setelah puas mencicipi menu-menu baru di sana yang jelas miring harganya, Jennie ingin berjalan-jalan di taman.

Tentu sebagai pacar yang baik, Taeyong menurutinya. Keduanya berjalan beriringan sembari bergandeng tangan, membuat siapapun yang melihatnya iri dan dengki, termasuk authornya sendiri.

Taeyong pun akhirnya pergi menuju mesin minuman yang letaknya cukup jauh sesuai keinginan kekasihnya. Jennie masih tersenyum cantik sembari menempelkan bokongnya di kursi taman yang kebetulan kosong.

Melihat punggung Taeyong berangsur menjauh, gadis itu menyempatkan diri memotretnya. Mengirimkan foto itu ke dalam grup yang berisi teman-temannya dengan caption, 'Kalian lihat pangeranku? Dia begitu baik membelikanku minuman di cuaca terik begini'.

Gadis itu tersenyum senang karena yakin teman-temannya akan menjerit iri padanya. Taeyong memang bukan idola sekolah, tapi wajahnya terlihat cukup tampan hingga bisa menarik perhatian seorang Kim Jennie.

.

Taeyong memasukkan beberapa uang koin untuk membeli dua kaleng cola. Setelah mengambil kedua cola dari vending machine, tak sengaja ia melihat banner lumayan besar di dekat tempatnya berdiri--lebih tepatnya di depan sebuah bioskop.

"One Piece Movie Stampede?" alis Taeyong sedikit bertaut. Sepertinya dia belum update movie One Piece lagi sejak beberapa bulan belakangan hingga tidak sadar jika anime itu telah merilis movie terbarunya. Perdana ditayangkan besok hari Minggu.

Langkah kaki pemuda itu segera melaju, meluncur pada toket tiket tanpa dia sadari. Setelah membeli dua buah tiket, pemuda itu tersenyum senang. Dia tidak sabar ingin tahu bagaimana reaksi Yuta saat Taeyong memberikan tiket nonton itu padanya.

"..."

Taeyong terdiam beberapa saat.

"Bagaimana mungkin aku malah memikirkan Yuta di saat aku sedang bersama Jennie saat ini?" ucapnya sembari mengacak rambutnya frustasi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 08, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Beautiful FudanshiWhere stories live. Discover now