"Lihat! Teman Gege itu tidak menerima tamu" Wang Yibo tersenyum senang saat menemukan pintu itu tak juga terbuka.

"Tunggu sebentar!" sela Haikuan cepat. Membuat Wang Yibo mencebikan bibirnya.

"Menyerah saja Ge, ayo antar Yibo ke rumah Haoxuan saja"

"Tu-"

Cklek.

Belum sempat Haikuan menyelesaikan ucapannya, pintu yang ada di depannya terbuka, membuat kakak beradik itu kompak menolehkan kepalanya cepat.

"Ah maaf Haikuan, aku sedang di kamar mandi tadi" ujar laki-laki itu sedikit menyesal. Tanpa ia sadari ada satu orang laki-laki yang menatapnya dengan lekat, dan seolah apa yang ia lihat bukanlah nyata.

"Tidak masalah" balas Haikuan ramah.

"Kau" Wang Yibo maju kedepan, bahkan ia tanpa sadar menginjak kaki Haikuan.

Haikuan sendiri sudah akan memaki adiknya itu, tapi saat melihat dua orang di hadapannya saling menatap membuat ia penasaran, terlebih lagi tatapan Wang Yibo seolah ingin membunuh temannya ini.

"Kalian saling kenal?" tanya Haikuan memecah keheningan, dan ketegangan di antara keduanya.

"Tidak" ujar Yibo terlampau cepat, ia bahkan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Aku mengenalnya" ujar laki-laki itu dengan tersenyum jahil.

"Benarkah?" tanya Haikuan memastikan, ia bahkan melihat Wang Yibo dan temannya secara bergantian.

"Hmm, Wang Yibo temen satu universitas, satu jurusan, dan satu kelas denganku"

"Ah aku lupa jika Yibo memang berada di satu universitas denganmu Zhan" ujar haikuan setelah mengingat bahwa adiknya dan juga temannya yaitu Xiao Zhan berada di satu universitas yang sama, dan juga jurusan yang sama.

"Kau terlalu banyak bekerja, sehingga melupakan hal-hal kecil" balas Xiao Zhan yang di iringi dengan kekehannya.

"Hmm, kau benar"

"Gege jangan bilang kalau kau ingin aku tinggal bersama berandal ini" Wang Yibo menunjuk Xiao Zhan tepat di wajahnya.

"Heh siapa yang kau sebut berandal?" Xiao Zhan mengapit jari telunjuk Yibo menggunakan jari tengah dan jari telunjuknya, lalu menuntunnya untuk turun. Untung saja ia tidak melakukan hal yang aneh, mengulum jari itu contohnya, seperti apa yang ia lakukan saat selesai balapan.

"Tentu saja kau siapa lagi" balas Yibo dengan nada kesalnya, dan segera menarik tangannya.

"Yibo jaga sikapmu! Bagaimanapun Xiao Zhan masih lebih tua darimu" tegur Haikuan.

"Persetan dengan itu, aku tidak ingin tinggal di sini" Wang Yibo berbalik dan hendak pergi, tapi suara Haikuan yang terdengar bagaikan kutukan dan kesialan untuknya dapat menghentikan niatannya.

"Melangkah untuk pergi, semua fasilitasmu Gege sita" suara Haikuan terdengar sangat dingin dan tanpa bantahan.

Menurut Haikuan untuk menangani Wang Yibo yang keras kepala hanyalah dengan ancaman. Jika tidak dilakukan maka bocah itu tidak akan mau mendengarkan.

Wang Yibo yang mendengarnya sudah menatap Haikuan dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, ia merasa marah, kesal, sedih, semuanya campur aduk, terlebih lagi saat menemukan Xiao Zhan yang menyeringai dan memberikan tanda 👎, dan itu semua Xiao Zhan lakukan tanpa diketahui oleh Haikuan. Benar-benar meminta Wang Yibo membunuhnya.

"Ya ya, Yibo tinggal di sini...ini Yibo bahkan sudah masuk" Wang Yibo menerobos masuk kedalam apartemen Xiao Zhan, tidak lupa ia dengan sengaja menyenggol bahu Xiao Zhan cukup keras.

Haikuan hanya dapat menggelengkan kepalanya, terlalu lelah untuk mengomeli Yibo.

Haikuan dan Xiao Zhan adalah teman baik, keduanya mengenal satu sama lain saat acara pesta perusahaan yang diadakan oleh ayah Xiao Zhan sendiri, kurang lebih 2 tahun lalu.

"Zhan aku titip Yibo" Haikuan beralih menatap Xiao Zhan "aku tidak bisa berlama-lama...maaf merepotkanmu"

"Tidak masalah" balas Xiao Zhan dengan tersenyum.

Wang Yibo yang melihat senyuman manis Xiao Zhan malah menatapnya dengan jijik, dan ingin muntah.

"Baiklah, aku pamit" ujar Haikuan lagi "Yibo jangan bikin ulah" peringat Haikuan pada Yibo.

"Hmm" Wang Yibo hanya menanggapinya dengan gumaman.

Setelah kepergian Haikuan keheningan tercipta beberapa saat, sampai akhirnya Wang Yibo yang membuka suara.

"Dimana kamarnya? Aku ingin merapihkan baju-bajuku" ujar Wang Yibo, masih dengan nada ketusnya.

"Ikut aku!" tanpa aba-aba Xiao Zhan menarik pergelangan tangan Wang Yibo.

"Yak, tidak usah tarik-tarik sialan"

Xiao Zhan tidak menghiraukan perkataan Wang Yibo. Ia tetap menarik Wang Yibo pada satu-satunya kamar di sana. Apartemen milik Xiao Zhan sebenarnya sangat luas dan mewah, tapi di apartemen mewah itu hanya memiliki satu kamar. Xiao Zhan membuka pintu kamar itu dan mempersilahkan Yibo masuk.

"Hanya ada satu kamar di sini...kalau kau mau kau bisa berbagi ranjang denganku, tapi kalau kau tidak mau, sofa di luar sana lumayan luas untuk tubuh kecilmu" Xiao Zhan menatap Wang Yibo dengan seringaian.

"Sialan" umpat Yibo cukup keras.

Xiao Zhan yang mendengarnya terkekeh pelan.

"Aku yakin kita berjodoh" Xiao Zhan melangkah maju untuk lebih dekat dengan Yibo "Satu universitas, satu jurusan, dan sekarang satu tempat tinggal, dan yang paling penting kita satu ranjang" Xiao Zhan menaik turunkan alisnya. Namun yang ia dapatkan adalah toyoran keras di kepalanya.

"Jodoh pantatmu" Wang Yibo menatap tajam pada Xiao Zhan.

"Oh kau salah, bukan pantatku tapi penisku yang berjodoh dengan pantatmu"

"Berhenti bicara omong kosong sialan! Dan katakan dimana aku harus meletakan baju-bajuku" Wang Yibo menatap kesal pada Xiao Zhan, namun yang di tatap malah tersenyum senang. Demi tuhan ini baru beberapa menit Wang Yibo berada di sini, tapi rasanya ia sudah tidak sanggup lagi.

"Kau lihat itu" Xiao Zhan menunjuk lemari yang ada di kamar itu menggunakan dagunya "Kau bisa meletakannya di sana, tenang saja lemariku tidak sesempit lubangmu" Xiao Zhan tertawa keras saat menemukan wajah merah Wang Yibo, bukan malu tapi karena menahan kekesalan.

Wang Yibo mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali ia memukul wajah menyebalkan laki-laki di hadapannya, namun ia tahu jika ia melakukannya Xiao Zhan malah semakin senang karena berhasil menggodanya.

Wang Yibo menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

"Tentu saja lubangku masih sangat sampit, tidak seperti kekasihmu yang kau bobol pagi dan malam" seringaian terlihat jelas di bibir Yibo, akhirnya ia bisa membalas Xiao Zhan. Sebenarnya ia hanya asal bicara tapi melihat reaksi Xiao Zhan yang sedikit terkejut, ia yakin ucapannya adalah fakta.

Xiao Zhan sendiri yang tadi mendengar ucapan Wang Yibo mematung untuk sesaat, ia tidak pernah tahu bahwa Wang Yibo mengetahui fakta itu, namun keterkejutannya tidak berlangsung lama. Digantikan dengan senyuman jahil miliknya.

"Aku tidak sabar untuk mencicipi lubang sempit itu haha" ujar Xiao Zhan diiringi tawa diakhir. Ia bahkan menunjuk pantat Yibo dan mengerling nakal pada Yibo.

Wang Yibo refleks langsung menutupi pantatnya dengan kedua tangannya, lalu menghindari tatapan nakal Xiao Zhan "MATI SAJA KAU SIALAN"

"MATI KARENA NIKMATNYA LUBANG SEMPITMU? MAKA AKU TIDAK KEBERATAN" Xiao Zhan balas berteriak, karena ia mengatakannya sambil berlari keluar menghindari amukan Wang Yibo.







TBC.

Hai hai...aku udah putusin buat tetap up hehe.

Iya tahu aku plinplan bangetkan😆😆

Two Crazy PeopleWhere stories live. Discover now