1 ; he looks so good

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Tuh, kan. Bengong lagi lo. Kesambet, ya?" Jeongguk mencolek dagunya dan membawa ia kembali ke permukaan. Buat Taehyung berkedip linglung beberapa kali dan berusaha keluar dari alam bawah sadarnya. "Bengong apa? Muka gue emang gini kali."

"Orang lo gue panggil-panggil ngga nyaut."

"Ngga kedengeran."

"Jelek banget alesan lo. Budeg beneran mampus."

"Doa jahat ntar dibalikin. Tiati lo."

Jeongguk memutar mata, menyerahkan helm pada Taehyung dan menaiki motornya. Omong-omong, motor milik Taehyung sedang habis bensin. Omong-omong lagi, mereka telah tinggal bersama sejak dua tahun lalu. Di apartemen yang mereka sewa dengan penghasilan sendiri—dan sedikit bantuan dari orangtua.

New flash: mereka adalah musuh saat SMA. Rival yang suka bertengkar dan berdebat karena hal-hal remeh tidak masuk akal. Menjadikan segala sesuatu sebagai alasan untuk membuat keributan dan bertentangan. Dua-duanya keras kepala—keras tinju, apalagi. Lantas entah bagaimana keduanya jadi terlalu lengket dan terlalu sering bersama. Menghabiskan waktu untuk berdebat nyatanya membawa mereka pada koneksi yang lebih lekat. Dan entah bagaimana, mereka berkencan. Begitu saja.

Tak ada yang menyangka bahwa Jeon Jeongguk akan jadi budak cinta dan Kim Taehyung bisa jadi perhatian (juga menggemaskan). Hanya untuk kekasihnya, tentu saja. Takdir bermain dengan aneh namun mereka tak menyesal.

"Lo laper ngga?" Jeongguk bertanya di depan, dan Taehyung pikir ucapan mereka tadi tiba-tiba dibalas malaikat.

"Hah?" Taehyung membalas.

Jeongguk berdecak. "Mau mampir beli makan dulu apa Gofood aja?" Ia mengencangkan suaranya, yakin kali ini Taehyung dengar.

Tapi tidak. Taehyung bingung sendiri, Jeongguk tadi bilang apa? "Iya!"

"Hah?!" Kali ini Jeongguk yang budeg tiba-tiba.

"Iya!"

"Mie ayam?! Lo mau mie ayam?!"

"Ngga denger gue setan?!"

"Oh. Sate Madura?"

"Siapa yang ke Madura?"

"Dua bungkus aja, deh, ya?"

"Oke."

"Oke."

Kemudian mereka mampir untuk beli sate Madura. Belum terlalu lapar, sebenarnya. Untuk jaga-jaga saja, di rumah hanya ada mie instan yang sudah mereka makan kemarin. Kata Bunda, kalau sering-sering nanti tipes.

Lalu pulang. Taehyung menunggu Jeongguk membuka pintu, menatap pemuda itu dari belakang, mengamati punggungnya yang konyolnya juga atraktif. Bagaimana bisa? Jeongguk menoleh, menangkap Taehyung yang kembali menatapnya tanpa berkedip; dengan matanya yang membesar dan rautnya yang lucu. Jeongguk tergelak. "Gue tahu gue cakep, kali. Ngeliatinnya ngga usah begitu banget. Masuk dulu ayo?"

Taehyung berkedip, mendapati Jeongguk yang telah membuka pintu dengan cengiran menyebalkan pada wajahnya. Tapi masih bagus. Jeongguk terlihat bagus dan kepala Taehyung mengosong. Dapat ia rasakan seluruh wajahnya menghangat hingga telinga, ia menunduk dan berjalan masuk melewati Jeongguk yang kebingungan—tapi juga gemas.

"Gue mandi dulu, ya, Tae? Lo kalo laper makan aja duluan, ntar gue nyusul. Oke? Kalo mau garap tugas makan dulu, jangan telat-telat. Ntar maag lo kambuh, sakit lagi kaya kemarin." Pemuda Jeon itu melewatinya usai mengambil handuk bersih, melangkah menuju kamar mandi dan masih sempat mengusak rambut Taehyung.

"Hmm. Belum laper gue. Ntaran aja."

Jeongguk berhenti di ambang pintu kamar mandi, meliriknya sangsi. "Bener?"

"Bener. Gue kerjain ini dulu sebentar. Abis itu makan."

Butuh beberapa detik hingga akhirnya Jeongguk menghela dan mengalah. "Ya udah. Bentar aja."

"Iya, bentar aja."

"Good."

Pintu tertutup, Jeongguk akhirnya mandi dan Taehyung jadi sendiri di kamarnya (kamar mandi mereka di dalam kamar). Sunyi kecuali suara air dan senandung dari balik pintu tempat Jeongguk membersihkan dirinya. Taehyung menghela, memukul kepalanya sekali kemudian bergerak membuka laptopnya. Berusaha kembali fokus dengan tugasnya.

Sejujurnya, Taehyung penat. Barangkali ia terlalu memaksa dirinya untuk menyelesaikan semua tugas-tugas menumpuk itu hingga lupa dengan istirahatnya. Taehyung begitu lelah hingga pada titik ia bisa tertidur dan terbangun di mana saja. Pikirannya tak fokus dan kepalanya pusing; campur aduk.

Tapi Jeongguk terlihat bagus. Taehyung berusaha mengalihkan pikirannya, hanya saja yang satu itu terlalu tidak tahu diri dan tidak mau mangkir dari kepalanya. Jeongguk memang selalu tidak tahu diri. Ia menggeram, pandangannya tak lagi fokus dan ia lelah. Tapi tanggung. Ia mungkin bisa selesaikan makalah yang satu ini malam ini juga. Tinggal buat kesimpulan dan daftar pustaka, harusnya bisa. Lantas fokusnya buyar saat pintu kamar mandi dibuka, dengan Jeongguk yang keluar; hanya handuk pendek yang melilit pinggangnya dan handuk lain untuk menggosok rambutnya. Masih basah, beberapa air menetes dan membuat tubuh atasnya penuh oleh titik-titik air.

Sial.

Jeongguk mengernyit melihat Taehyung. Bukan, bukan karena pemuda itu kini menatap terang-terangan ke arahnya dengan mata redup dan pipi memerah—namun karena laptop masih di pangkuannya dan Jeongguk tak lihat sama sekali tanda-tanda Taehyung sudah menyentuh makanannya.

"Tae? Udah makan?"

Tak ada respon.

"Tae...? Halo? Lo segitu terpesonanya, ya, sama gue—"

"Najis, anjing. Gue tampar lo."

Jeongguk terkekeh, berjalan mendekat dan Taehyung menahan napasnya. "Lo belum makan, ya?"

"...belum."

"Makan dulu, ya?"

"Belum laper."

Menghela, si Jeon mengangguk. "Ya udah, mandi dulu kalo gitu. Biar bersih, seger. Oke? Sana."

Suara Taehyung tertahan di kerongkongan, pita suaranya seolah tertelan dan ia tak tahu harus berkata apa. Tidak dengan Jeongguk yang berada sedekat ini dan ia bisa meraihnya. Tidak dengan Jeongguk yang menatapnya begitu lembut namun penampilan begitu panas. Tunggu—apa?

"Gue... gue mandi dulu, deh. Jangan diapa-apain, ya, itunya." Taehyung beranjak cepat-cepat, mengalihkan pandangannya dari Jeongguk dan bergerak mengambil pakaian bersih paling nyaman untuk dipakai; kaus oblong hijau dan celana pendek. Jeongguk mengernyit kala Taehyung melenggang masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya sedikit terlalu keras.

"Buset, kenapa tuh bocah?"

▬▬▬

[1/2]

hehe

i envy you | kv ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ