"Aduh duduh...." ringisnya seraya mengusap keningnya yang masih berdenyut tak beraturan. Tidak main-main rasanya, kali ini Tanjiro seperti mengerahkan 100% tenaganya hanya untuk menjedukan kepalanya.
Jangan tanya bagaimana kepala Tanjiro, sudah pasti dia baik-baik saja. Si keras kepala itu,maksudnya kepala batu itu tidak akan terpengaruh hanya dengan benturan kecil begitu, bahkan batu juga tidak mempan baginya.
"Lu nga-"
"ASTAGA INOSUKE!!!, LU BENER-BENER YA EMBER BANGET!"
"hah...? maksudnya ?" itu respon paling menyebalkan bagi siapapun yang sudah berteriak heboh melupakan segala emosi tapi hanya direspon sesingkat dan sesantai itu.
"ASTAGA...., LU NGOMONG KE GENYA KALAU GUE SUKA SAMA---" dia berhenti sebentar
...kanao" lirihnya diujung kalimat teriakannya.
Zenitsu kecewa mendadak, ia pikir pemuda beranting itu akan beteriak sampai nama gadis itu disebut. Tapi sepertinya Tanjiro masih punya kesadaran penuh untuk tidak sampai meneriaki nama itu. Ya..., mana tau gadis itu ada didekat mereka sekarang.
"Oh.. itu, dia tanya sih waktu itu jadi ya gue jawablah"
Siapapun tolong tahan Tanjiro, saat ini dia benar-benar ingin menggebuk kepala Inosuke dengan bilah pedang kayu kebanggannya. Nafas Tanjiro sudah memburu, dia tahu temannya ini memang sedikit kurang akhlak dan otak, tapi tolonglah ini benar-benar meresahkan.
"Emang kenapa sih ?"
Entah mengapa Zenitsu jadi ikut-ikutan kesal, gemes gitu rasanya ngeliat Inosuke yang jawabanya santai, tenang dan tanpa dosa gitu. Rasanya dia jadi pengen nampol Inosuke, tapi dia inget pemuda itu emang rada telmi dari sananya.
Tanjiro menghela nafas, sejak awal dia tahu akan percuma mengamuk ke pemuda ini. Inosuke itu terlampau masa bodo amat sama masalah semacam ini, pun kalau dia merespon unjung-ujungnya malah biikin lawanya kesel sendiri. Dan itu yang Tanjiro rasakan sekarang,
"Udahlah..lupain. Udah capek duluan aku" Tanjiro duduk kembali dan Inosuke masih celingak-celinguk bingung dengan situasi saat ini.
Sekarang mereka duduk melingkar bertiga, udah mirip cewek-cewek kalo lagi ngegosip. Tapi ini enggak gosip ini sesi curhat antar laki, meskipun Cuma Zenitsu dan Tanjiro yang bakalan cerita, Tanjiro pun baru aktif curhat kalau lagi ada masalah cinta aja yang paling aktif Zenitsu hampir setiap keluh kesahnya bakalan dicurhatin. Inosuke ? lupakan dia tidak butuh sesi curhat.
"Jadi ?" zenitsu membuka obrolan ditengah dua temannya yang sibuk makanin remahan tempura tadi. Tanjiro reflek menghentikan aktifitasnya dan menepukan tanganya pelan untuk membersihkan remahan tepung itu dari tangannya.
"Jadi... sebenernya.... Genya enggak ada hubungan apapun sama Kanao. Kita salah paham selama ini" dalam sekejab wajah pemuda beranting itu sudah dipenuhi oleh binar-binar khas orang jatuh cinta.
Zenitsu yang belum paham hanya mengerutkan keningnya bingung, sementara Inosuke dia biasa saja toh aslinya dia udah tahu juga dikasih tahu Genya di hari yang sama saat dia membeberkan rahasia Tanjiro. Tapi ya karena lupa, dia ya lupa ngasih tau Tanjiro.
"Bentar-bentar, ini maksudnya si Genya gak pacaran sama Kanao ?" Zenitsu memastikan dan jawab anggukan semangat oleh Tanjiro. Ok Fix bentar lagi ni anak bakal pasang mode bucinnya lagi, begitulah isi hati Zenitsu saat ini.
Zenitsu menghela nafas singkat, "Baguslah.., berarti kesempatan lu kebuka lebar" ujarnya sambil memilah remahan tempura mencari setidaknya setengah bentuk utuh dari tempura udang itu.
"Enggak juga sih.." sahut Inosuke tiba-tiba disela-sela dirinya mengunyah
Tanjiro berkerut penasaran dan menunggu teman bar-barnya ini melanjutkan bicaranya, "kakak-kakaknya Kanao galak, Tan" lanjutnya tanpa melihat kekedua pasang wajah yang penasaran sejak tadi.
Zenitsu mengangguk setuju, memang benar kakak-kakak sepupunya Kanao itu galak, keji, kejam dan sangar pastinya. Memang mereka tidak pernah main fisik tapi kalau bicara itu loh bisa bikin yang denger nangis dipojokan wc seharian penuh bahkan sampai pindah sekolah.
Tanjiro terdiam sebentar mengingat-ingat bagaimana kakak-kakak calon gebetannya itu. Yah.., kanao dari keluarga Tsyuri yang masih terikat dengan keluarga utama Kocho. Itu berarti dia akan menghadapi Mba Shinobu dari kelas tiga, yang langganan juara olimpiad biologi, yang ikut klub berkebun, yang jadi ketua cheerleader, yang terkenal pedes kalau ngomong yang sekarang jadi pacarnya Bang Giyuu.
Tanjiro mendesah berat kali ini, baru menghadapi satu kakaknya Kanao saja rasanya seperti mau menghadapi perang atar benua. Tapi dari semua hal yang dia ingat tentang seorang Kocho Shinobu, dia sedikit tercerahkan dengan fakta bahwa gadis nomor satu diangkatan kelas tiga ini tengah berpacaran dengan sepupunya, Tomioka Giyuu. Ini bisa jadi jalan aternatif buat deketin Kanao, setidaknya dia bisa tanya-tanya ke Bang Giyuu bagaiman cara menghadapi keturunan keluarga Kocho yang terkenal pedas omongannya.
"heh! Lu melamunya kelamaan!" celetuk Zenitsu memukul lengan Tanjiro membuat pemuda ini sedikit meringi kesakitan. Tak berapa lama senyuman lebar muncul wajahnya yang beberapa menit sebelumnya terlihat putus asa
"Oke! Besok aku mau mulai PDKT sama Kanao!" serunya bangga. Zenitsu menghela nafas sambil berusaha tersenyum dan bertepuk tangan sok bangga, sedangkan Inosuke dia masih sibuk sama mangkok remahan tempuranya.
-
-
-
TBC
Punten.., mau up
Btw ad yg nunggu book ini kah? Eheheheh PD sekale saiya :D
Gak tau mau nulis apa lgi disini jdi ya udh lah ya dr pd Lama2 gk jls :)
Eh iya..., makasih bnyk buat yg udh mampir kesini, udh vote n comen. Sumpeh ak tuh terharu... :">
Yaudah segini dulu, silakan vote n comen jika berkenaan. See you... ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
I should catch you [Not Continued]
Fanfiction"Jatuh cinta itu mudah, tapi memilikinya yang sulit." "Memilikinya itu mudah, tapi mempertahankannya yang sulit." "Mempertahankannya itu mudah, tapi memperjuangkanya yang sulit. "Mencintainya itu mudah, tapi menyatakannya yang sulit" - - PERHATIAN...
Declaration!
Mulai dari awal
![I should catch you [Not Continued]](https://img.wattpad.com/cover/255916275-64-k151055.jpg)