06 | Isn't it a date?

166 45 12
                                    

Luna masih ingat dengan jelas kalau semalam dia ketiduran dalam posisi meringkuk di pinggir ranjang. Tapi sekarang dia malah kebangun di atas ranjangnya sendiri dengan Haechan yang masih tidur sambil melukin pinggangnya.

Kaget nggak? Jangan ditanya, udah jelas Luna kaget kok bisa-bisanya cowok itu tidur sambil melukin dia? Tapi Luna nggak terlalu ambil pusing, sih. Dia lebih milih untuk berkutat di dapur, bikin sarapan buat Haechan dan dirinya sendiri.

Bicara soal Haechan, demamnya udah turun. Tadi Luna sempat ngecek suhu tubuh cowok itu yang syukurnya udah mulai normal.

Luna hampir aja ngejatuhin piring yang dipegangnya waktu dia balik badan mau ke meja pantry malah dibikin kaget sama Haechan yang lagi berdiri di depannya dalam jarak kurang dari satu meter.

"Anjir ngagetin gue aja lo!" umpat Luna tepat di depan wajah cowok itu.

"Minggir, gue mau ngambil minum." balas Haechan acuh tak acuh.

Luna yang kesal dengan sengaja sedikit ngebanting piring sarapannya ke atas meja, untung makanannya nggak tumpah. "Tuh udah gue bikinin sarapan, dimakan."

"Hm."

"Hari ini lo nggak usah pergi ke kampus, jadwal lo udah gue ganti ke kelas online." tutur cewek itu ogah-ogahan.

Haechan narik kursi pantry buat didudukin, "Hm, thanks." balasnya singkat lalu mulai memakan sarapannya.

"Lo nggak ngampus?" tanyanya.

Luna dengan cueknya menyahut, "Gue nggak ada kelas hari ini."

Hening. Keduanya fokus menghabiskan sarapan masing-masing. Kalau boleh jujur, Luna pengin banget ngomelin Haechan karena cowok itu nggak merhatiin dirinya sendiri sampe jatuh sakit kayak kemarin. Tapi nggak jadi, dia terlalu malas kalau harus adu bacot sama cowok itu. Bisa makin pening kepalanya meladeni bacotan ga bermutu Haechan.

☀☀☀


Haechan udah selesai menghadiri kelas virtualnya sejak 30 menit yang lalu, dan sekarang dia mulai merasa bosan.

"Lun," Haechan manggil Luna yang lagi sibuk sama majalah fashion.

"Hm?" jawabnya tanpa memandang cowok itu.

"Keluar yuk."

Cuma dua kata yang Haechan lontarkan, tapi itu sukses bikin Luna menatap cowok itu kebingungan.

"Nggak, lo masih sakit."

"Ck," Haechan berdecak sebal. "Please, gue bosen banget."

Luna menghela napas lelah, "Tapi jangan lama-lama, ya? Kita keluar makan siang doang."

"Oke." final Haechan.

"Yaudah, gue siap-siap bentar." Luna bangkit dari sofa lalu beranjak ke kamarnya.

Lima menit kemudian Luna balik lagi dengan tas selempang tersampir di bahu kirinya.

"Mana?" Luna nyodorin tangannya ke arah Haechan.

"Hah?" Haechan bingung, "Apaan?"

"Kunci mobil lo, biar gue yang nyetir. Lo kan masih sakit."

Haechan menggeleng nggak setuju, "Biar gue aja, gue udah gapapa."

No More Shine | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang