04 | He's a jerk

173 46 20
                                    

Yang udah baca chapter ini sebelum direvisi, baca ulang ya, soalnya mulai dari sini alurnya udah berubah.


Happy reading!




Jejeran botol yang isinya berbagai jenis minuman beralkohol itu tertata rapi di meja bartender yang sekarang lagi ditempati sama Haechan and the gang. Terhitung udah ada lima gelas beer yang dihabisin sama cowok itu. Haechan masih sadar, sih. Dia nggak ada rencana untuk mabuk malam ini.

Tatapannya mengedar ke lantai dansa club malam tempat dia berada sekarang, merhatiin segelintir cewek yang lagi goyangin tubuhnya ngikutin ritme musik DJ yang mengalun keras. Haechan nyadar ada satu cewek yang dari tadi merhatiin dia dengan tatapan menggoda. Sudut bibirnya terangkat waktu liat cewek itu mulai bergerak mendekat.

"Boleh gue duduk di sini?" tanya cewek itu tanpa basa-basi.

Haechan cuma ngangguk, dia lanjut neguk minumannya.

"Lo kerja di sini?" tanya Haechan memastikan yang dibalas anggukan kepala dari si cewek.

"Kenapa? Lo mau main sama gue?" tanya cewek itu yang tanggannya udah mulai berani ngelus-ngelus paha Haechan.

"Bro," tepukan ringan di pundaknya itu bikin Haechan noleh ke samping, ada Jaemin yang ngasi isyarat untuk mendekat, cowok itu mau bilang sesuatu.

"Apaan?" tanya Haechan penasaran.

"Lo cobain deh, dijamin nggak bakal nyesel, gue udah pernah pake dia dan servisnya emang bagus." katanya ngebisikin Haechan.

"Sialan, brengsek juga lo." umpat Haechan.

"Ngaca njing, lo udah punya tunangan tapi masih suka main ke sini." sarkas Jaemin.

"At least gue nggak kayak lo yang suka PHP-in banyak cewek."

Skakmat. Jaemin langsung kicep.

"Kicep kan lo." ledekan Haechan bikin Jaemin mendengus kesal.

"Jadi gimana? Lo mau main sama gue?" suara itu bikin Haechan mandang cewek tadi dari atas sampe bawah.

Cantik sih, body-nya juga oke. Nggak ada salahnya gue coba.

"Lo duluan aja, ntar gue nyusul." titahnya yang langsung disambut senyuman sumringah sama si cewek.

"Cih, ujung-ujungnya juga lo pake dia." decih Jaemin.

"Bacot."

Haechan tanpa meduliin teman-temannya langsung bangkit dari kursi bartender dan pergi nyusul cewek tadi buat nuntasin urusannya.

Renjun sama Jeno yang dari awal ada di sana cuma jadi saksi bisu sesi bacot antara Haechan dan Jaemin. Mereka geleng-geleng kepala liat tingkah dua sohibnya itu. Mau heran tapi ya kelakuan mereka emang begitu. Mereka berempat nggak ada yang pure cowok polos. Ibarat makanan, brengseknya mereka udah ada porsinya masing-masing.

"Bro, gue cabut duluan." interupsi Jaemin bikin Renjun dan Jeno natap dia.

"Lo nggak main juga?" tanya Renjun heran karena Jaemin biasanya emang suka main.

"Nggak perlu, gue udah ada."

"Hah?"

Jawaban ambigu Jaemin bikin Renjun nggak mudeng, sedangkan Jeno lebih milih diam dengan ekspresi datarnya.

"Udah ya, gue cabut dulu." pamit Jaemin lalu pergi dari sana.

"Nggak jelas tuh anak." gerutu Renjun.

☀☀☀


Haechan baru balik ke apartemen jam 2 dini hari. Setelah urusan dia sama cewek club tadi selesai, dia langsung cabut. Bisa aja sih dia nginep, tapi Haechan nggak mau.

Dengan kondiri apartemen yang gelap karena lampunya udah pasti dimatiin sama Luna, cowok Lee itu dengan santai berjalan ke kamarnya. Pas dia ngelewatin dapur, mendadak bulu kuduknya merinding.

"Perasaan sekarang bukan maljum deh. Kok jadi horor gini sih." gumamnya was-was sambil matanya mengedar merhatiin dapur mininya itu.

"Haechan?"

"EH SETAN KAGET GUE!"

Haechan kaget banget waktu nolehin kepalanya ke depan, dia liat sosok putih berdiri di hadapannya. Ternyata itu Luna yang mukanya ketutupan sheetmask ditambah dia pake piyama putih ya double ajalah kagetnya Haechan.

"Cakep-cakep gini gue dikatain setan." gerutu Luna.

"Ya lo pake putih-putih gitu udah mirip mbak kunti, kagetlah gue." sewot Haechan.

"Yamaap."

"Lo ngapain jam segini belum tidur?" tanya Haechan penasaran.

"Kebangun karena haus, ini gue mau ngambil minum ke dapur." kata Luna sambil nunjukin gelas yang ada di tangannya.

"Lo sendiri habis dari mana jam segini baru balik?"

"Bukan urusan lo." jawab Haechan ketus terus melengos gitu aja ngelewatin Luna.

"Chan,"

"Ck, apa lagi?" Haechan yang baru jalan lima langkah itu dengan terpaksa balikin badannya lagi mengahadap Luna.

Cewek itu menatap Haechan dengan ekspresi datar. "Besok cuci sendiri baju yang lo pake sekarang, gue nggak sudi baju gue kecampur sama baju lo yang udah ternodai itu."

Haechan cuma diem. Dia ngerasa keciduk padahal Luna tau kelakuan dia yang satu itu.

"Gue berasa ngomong sama patung." sindir Luna.

Haechan yang merasa tersindir nunjukin smirk-nya, "Jangan sok ngatur."

"Gue nggak pernah ngatur lo. Gue cuma ngingetin lo biar nggak berbuat ceroboh yang bisa ngerusak reputasi lo di masa depan."

Sehabis bilang gitu, Luna berjalan balik ke kamarnya. Dia nggak jadi ngambil minum. Rasa hausnya menguap entah kemana setelah liat Haechan pulang dengan penampilan yang acak-acakan ditambah bau alkohol kecium jelas dari mulutnya.

Ternyata gue aja masih nggak cukup ya, Chan, buat lo?

Ternyata gue aja masih nggak cukup ya, Chan, buat lo?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n:

Maap aku sebulan lebih baru bisa update 😭😭😭

Karena hari ini dapet good news tentang dreamies makanya aku update xixixi

Jangan lupa streaming hello future ya bestie


Tinggalkan jejak di chapter ini juga 💚💚💚💚💚💚💚

July 08, 2021

No More Shine | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang