1. Prolog

86 4 0
                                        

WARNING(!!!)

ATAS PERTIMBANGAN YG SANGAT LAMA, CERITA INI AKU UBAH DARI GENDERSWICH MENJADI BXB
JADI MOHON UNTUK YG TIDAK SUKA BISA SKIP YA.

~Disclaimer~

Seluruh PEMERAN dalam cerita ini hanya dipergunakan sebagai penunjang jalan cerita dan TIDAK ADA sangkut pautnya dengan kehidupan pribadi mereka. Seluruh GAMBAR yang disertakan hanya sebagai GAMBARAN dari imajinasi penulis. TOLONG jangan salah lapak. Saya hanya menulis cerita dari imajinasi sendiri.

Kalau tidak suka, bisa klik bar X di pojok kanan. Thank you~

~~

15 Desember 2020

Jam perkuliahan baru saja selesai, dosen wanita paruh baya itu meninggalkan kelas yang tadinya tenang kini gaduh karena jam pelajaran telah usai, kalimat-kalimat mengenai rencana yang akan mereka lakukan selama jam istirahat bergema. Kantin, toilet, dan perpustakaan, dan tugas kelomok menjadi topik yang hangat bagi mereka yang sedang berada di tingkat terakhir dan akan segera lulus beberapa waktu kemudian.

Lee Taeyong, seorang pria kelewat manis yang menjadi primadona pada Angkatan mereka berdiri dari duduknya, tersenyum kecil pada setiap lelaki yang mengajaknya untuk sekedar makan siang Bersama atau bahkan mencari buku Bersama di perpustakaan.

Dengan sopan dan kelembutan suaranya ia menolak, mengatakan bahwa ia akan pergi dengan teman atau kekasihnya.

"Taeyong-ie!"

Taeyong menoleh kearah pintu kelasnya dan melihat sahabatnya berdiri disana sambil melambaikan tangannya. Winwin – sahabat Taeyong – yang berada di kelas berbeda berjalan mendekati meja Taeyong yang berada 2 baris dari belakang.

"Mau kekantin sekarang?" Taeyong bertanya setelah Winwin berdiri disampingnya. Pria keturunan China itu mengangguk dan mengapit lengan Taeyong dengan tangan kirinya.

"Bagaimana kalau kita ke kantin gedung B? aku dengar makanan disana enak-enak. Aku sudah bosan makan dikantin Gedung kita, bagaimana?" Winwin bertanya sekaligus memberi ide pada Taeyong.

Taeyong terlihat berpikir sebentar, ia memang mendengar beberapa rumor tentang makanan di Gedung B memang sangat lezat.

Taeyong dan Winwin berada di Gedung yang sama, Gedung A. Gedung ini umumnya dipenuhi oleh mahasiswa yang berada di tingkat terakhir, sementara Gedung B digunakan oleh adik tingkat mereka, baik itu dari Angkatan termuda sampai Angkatan tahun ke 3.

"Baiklah. Aku juga penasaran"

Winwin terpekik senang saat mendengar persetujuan dari Taeyong. Ia kemudian melepaskan rangkulan tangannya dan membiarkan Taeyong untuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"Sudah. Ayo!"

Winwin tersenyum senang, ia sekali lagi merangkul lengan Taeyong. Mereka berjalan ke depan kelas yang sudah sepi, hanya tinggal Taeyong, Winwin dan satu teman kelas Taeyong yang sedang duduk di bangku terdepan.

Saat mereka melewatinya, Taeyong merasakan cekalan pada tangan kirinya, membuat Langkah mereka terhenti.

Taeyong menoleh, menatap bingung pada cekalan tangannya sebelum mendongak menatap orang yang menahan tangannya.

"Jaehyun?"

Jaehyun meremas tangan Taeyong, ia kemudian mendongak menatap mata Taeyong yang penuh dengan keterkejutan.

"Jaehyun kau perlu sesuatu? Aku dan Winwin akan – "

"Bisakah kalian diam disini?"

~~

18 Desember 2020

"Annyeonghaseyo"

Taeyong memberi salah setelah ia membuka pintu perpustakaan. Ia kemudian tersenyum pada seorang wanita yang menjaga perpustakaan. Tangannya mengulur, memberikan kartu mahasiswa pada sang penjaga perpustakaan untuk diberikan izin masuk dan mencari buku yang ia perlukan.

"Kau dari Gedung A nak?"

Taeyong tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Ne, saya sedang mencari refrensi untuk tugas akhir. Karena tidak menemukan di Gedung A, saya mencoba datang kemari"

Wanita paruh baya itu tersenyum dan menuliskan beberapa hal diatas lembaran kertas dan memberikannya pada Taeyong, juga mengembalikan ID Taeyong bersamaan.

"Kau sangat cantik"

Taeyong tertawa malu, ia kemudian menerima uluran kartunya dan membungkukkan tubuhnya pada sang penjaga perpustakaan.

Kakinya kemudian melangkah menuju salah satu meja dan meletakkan barang-barangnya disana, termasuk dengan coat yang ia gunakan.

Kini Taeyong hanya menggunakan kemeja hitam dengan celana jeans yang membalut kaki jenjangnya.

Melipat lengan bajunya sampai ke siku, Taeyong segera berjalan menyusuri setiap Lorong yang dipenuhi dengan rak-rak yang berisi dengan buku-buku penting.

Sampai Taeyong berada pada rak yang bertuliskan Manajemen Bisnis pada sisi kirinya. Dengan senyuman kecil Taeyong berjalan mendekati rak tersebut dan mulai memilah buku yang kiranya ia perlukan.

Mengambil salah satu buku, ia kemudian membukanya dengan pelan, membaca daftar Pustaka. Ia merubah posisi tubuhnya, bersandar di rak kokoh ini. Ia mendongak, menatap salju yang turun dari jendela besar ruang perpustakaan. Bibirnya tersenyum tipis.

Namun beberapa saat kemudian, sebuah tangan menutup matanya dan membalikkan tubuhnya dengan tangannya yang lain. Senyuman di bibir Taeyong luntur, ia memberontak dan melepaskan paksa tangan yang menutup matanya.

"J-Jaehyun? Kenapa kau – "

~~

20 Desember 2020

Menjelang natal, pusat perbelanjaan selalu memberikan diskon besar-besaran. Hari ini Taeyong sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa barang yang ia perlukan untuk memenuhi apartemennya.

Pilihan pertama Taeyong berada di salah satu supermarket. Ia kemudian mengambil trolly dan berjalan masuk. Mencari bahan dan barang yang ia perlukan, mengingat kampus akan tutup sampai tahun baru nanti. Mungkin Taeyong perlu membeli beberapa hadiah untuk orang tuanya yang tinggal di Busan.

Mengingat orangtuanya membuat Taeyong tersenyum kecil, sangat tidak sabar untuk bertemu dengan orangtuanya.

Matanya menatap sekitar, sampai netranya jatuh pada tulisan "Christmast Gift" yang menggantung diatas sana. Dengan Langkah pelan ia berjalan menuju rak yang penuh dengan hadiah-hadiah natal. Senyuman di bibirnya tidak pernah luntur, selama perjalanan menuju rak itu, Taeyong menyempatkan diri mengambil beberapa sabun dan juga snack yang ia lewati.

Sampai di rak itu, Taeyong terlihat menatap beberapa hadiah-hadiah yang dibungkus lucu.

Tangannya terulur mengambil satu boneka santa dengan hadiah di pundaknya.

"Ih lucunyaa~"

Taeyong terpekik gemas, ia memutar boneka itu. Bingung apakah ia harus membelinya atau tidak.

Seorang pria lain memekik dengan keras disampingnya membuat senyuman Taeyong luntur, ia kemudian menghela napasnya kesal. Meletakkan Kembali boneka yang ia pegang.

'Andai dia mau menemaniku. Aku tidak akan kesepian'

Dengan pelan Taeyong kemudian mendongak, retina matanya yang melebar membuat matanya yang sudah besar menjadi semakin besar.

Dengan sekali hentakkan tubuhnya langsung menghadap belakang, menubruk tubuh seseorang dalam pelukannya. Mata Taeyong masih membelalak.

"Maaf...aku terlambat"

.

.

.

Tbc


Not Innocent Anymore // JaeyongWhere stories live. Discover now