"password wifinya adalah namaku? tapi kenapa namaku? jangan-jangan dia-menyukaiku!!"
sudah berapa kali sunghoon berteriak histeris, drama yang ia tonton tadi bahkan sudah terlupakan. malu sekali jika jay benar-benar menyukainya.
"aaa tuhan! tidak, jangan, tidak bisa begini, aku belum siap. jay menyukaiku? aaaa tidak, bisa gila rasanya. tolong aku mau pingsan! tidak tidak, aku harus bagaimana astaga"
sunghoon bersembunyi dibalik selimut, meredam teriakan dengan menggigit ujung bantal agar tidak membangunkan orang rumah. namun kakinya tak bisa diam, terus bergerak sampai selimutnya lepas lalu ia pakai lagi. begitulah seterusnya sampai akhirnya sunghoon tertidur pukul 4 pagi.
***
kring
kring
alarm pagi membangunkan sunghoon dari tidur singkatnya. sebenarnya alarm sudah berbunyi sejak pukul 6 tapi sunghoon terus mematikannya sampai sekarang sudah pukul 06.30. untung saja sunghoon memasang 10 alarm yang siap mengganggu tidurnya setiap 5 menit sekali.
"hoam aku masih ngan- aw pipiku kram"
ia pegangi kedua pipinya yang sedikit kaku. setelah bergegas ke kamar mandi, tidak butuh waktu lama sunghoon sudah siap dengan seragam sekolah dan ransel hitam andalannya.
"tunggu sebentar, jay belum berangkat kan?"
dengan jantung yang kembali berdebar mengingat kejadian semalam-tepatnya menjelang pagi-sunghoon memutuskan untuk menunggu jay di balik pagar agar bisa berangkat sekolah bersama. butuh nyali besar karena sunghoon benar-benar malu jika harus berhadapan langsung dengan crushnya itu.
sreek
suara geseran pagar pun terderngar, sunghoon segera keluar dari persembunyiannya di waktu yang bersamaan seolah tidak sengaja mereka akan berangkat sekolah bersama.
"itu jay! itu jay! apa aku harus menyapanya? tidak tidak, sebaiknya aku pura-pura tidak tahu"
sunghoon berjalan di depan tanpa menatap seseorang yang berjalan di belakangnya, berharap jay menyapanya lebih dulu. keduanya melangkah pelan melalui gang komplek menuju jalan utama yang tepiannya ditumbuhi pohon cherry blossom.
"kenapa aku merasa sedang berada di drama romance yang pernah ku tonton. aih seperti ini rasanya" batin sunghoon tak kuasa menahan senyum.
sesampainya di halte bus sunghoon duduk di bangku kayu, disusul jay. setelah hembusan dan tarikan nafas berulang, sunghoon akhirnya memberanikan diri untuk menatap dan menyapa jay terlebih dulu daripada terus diam. kepala sunghoom yang sedari tadi melihat ke bawah ia angkat tegak lalu menoleh ke seseorang yang duduk tepat di sampingnya.
"om?!" teriak sunghoon membuat semua orang di halte bus menatapnya heran.
"mengagetkan saja kamu! mau berangkat sekolah nak sunghoon?"
"hehehe i-iya om. jaynya mana om?"
"jay sudah berangkat lebih awal tadi"
"sial! plot twist sekali! ku kira tadi jay yang berjalan di belakangku ternyata papanya" batinnya.
sunghoon kecewa sekaligus bergidik ngeri jika mengingat imajinasi romantisnya tadi yang ternyata dengan papa jay.
***
iris sunghoon terarah pada bangku pojok belakang tempat jay duduk dengan hoodie hitam dan headset di telinga.
"ternyata benar dia sudah berangkat" batin sunghoon.
YOU ARE READING
border: day one • jayhoon
Fanfictionkumpulan oneshot jayhoon for jayhoonist! Jay x Sunghoon.
password wifi
Start from the beginning
