Melihat New yang sedang bernafsu membuatnya semakin bergairah, PM Tawan mulai memberi kecupan – kecupan singkat pada leher istrinya, menggodanya dengan ujung lidahnya, membuat gerakan sensual pada setiap sentuhan yang diberikannya. New terus menggeliat, sesekali desahan kecil kembali lolos dari bibirnya. PM Tawan mulai menyesap dan mengigit leher putih itu, meninggalkan beberapa bekas kemerahan disana.

PM Tawan menghentikan kegiatannya untuk memperhatikan tubuh putih dan halus itu, sedang yang diperhatikan merasa sangat malu. Tanpa buang – buang waktu PM Tawan menyentuh dada berisi New, memberikan elusan dan remasan lembut disana. Dia mendekatkan bibirnya pada nipple pink istrinya yang sudah menegang, menggigit gemas dan menggodanya dengan lidahnya. Selagi mulutnya sedang memanjakan dan menghisap nipple kiri New, tangan kirinya ia gunakan untuk memainkan nipple kanan New. Memberi usapan, menjepitnya dengan jari jempol dan telunjuk, memilin dan menekan – nekannya.

Setiap sentuhan suaminya membuat darah New berdesir, desahan demi desahan telah New keluarkan, menyuarakan suara kenikmatan atas tindakan suaminya. New meremas surai hitam PM Tawan, seolah meminta lelaki itu untuk mengerjai tubuhnya lebih dalam lagi.

PM Tawan bergantian menghisap, melumat, dan menciumi dada New, meninggalkan bekas kemerahan disekitar dada berisi itu. Tubuhnya semakin turun, mulai menyentuh perut New dengan gerakan melingkari pusarnya, tangannya tak henti menjamah kulit halus dan lembut New. Nafas New yang terengah – engah membuat dia semakin bernafsu untuk menjelajahi tubuh istrinya. Dia mulai mengecup daerah perut istrinya, menjilati pusar lelaki cantik itu, membuat jejak kemerahan pada sekitar perut New.

PM Tawan turun dari ranjang, kembali memperhatikan tubuh New yang sudah dipeluhi keringat dengan beberapa tanda cinta yang ia buat disana.

Merasa diperhatikan New berteriak, "Iiihhhhh jangan diliatin, aku maluuu", lalu ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

PM Tawan hanya tertawa gemas melihat tingkah New, dia kembali naik ke atas ranjang mengecupi telapak kaki istrinya. New kaget karna kakinya dicium pun berkata, "Dad.. kamu ngapain? Kaki aku jangan dicium!".

"Aku ingin mencintai seluruh yang ada di diri kamu, termasuk kaki yang kamu gunakan untuk berjalan. Mulai sekarang berjalanlah berdampingan denganku".

New tersipu mendengar perkataan suaminya.

PM Tawan tersenyum, lalu kembali menyusuri kaki, betis, lutut dan paha istrinya dengan kecupan. Dia begitu kagum dengan tubuh New yang begitu bersih tanpa goresan. New merasa malu dan geli di tubuhnya, tangan New mencoba menghalau kepala suaminya yang terus memberi jilatan sensual dan menghisap paha bagian dalamnya dengan rakus.

PM Tawan menyudahinya dan mulai mengenggam kejantanan New yang sudah menegang dengan satu tangannya, memberikan elusan dan pijatan disana. Bergerak ke atas ke bawah dan ke bawah, mengocoknya perlahan dan menyentuh ujung lubang milik New dengan jari jempolnya.

"Aaahhh.. aaahhh", desahan merdu terus mengalun lembut keluar dari mulutnya, New memejamkan matanya, rasa malunya sudah terkalahkan dengan nikmatnya sentuhan yang diberikan suaminya. Seumur hidupnya, ini pertama kalinya kejantanannya dipermainkan seperti ini.

Suara desahan New semakin membangkitkan gairah PM Tawan. Dia mulai mencium kembali bibir New yang sudah bengkak, melumat dan menghisapnya dengan penuh nafsu. Mengajak lidah istrinya bergelung dan beradu disana. Sedang tangannya masih memanjakan kejantanan New yang sudah menegang sempurna di bawah sana.

Tangan PM Tawan yang bebas ia gunakan untuk meraih salah satu tangan New, menuntunnya untuk memegang kejantanannya. New terkejut dan refleks menjauhkan tangannya dari milik suaminya. Panggutan bibir mereka terlepas dan New merasa bersalah lalu berkata, "Maaf, aku cuma kaget Dad".

PRIME MINISTER'S BABY  I  TAYNEWDonde viven las historias. Descúbrelo ahora