Dream Of Wen Ke Xing

420 51 13
                                    

Mata hitamnya perlahan terbuka. Mengerjap pelan membiasakan bias cahaya yang memenuhi penglihatannya.

Ada seseorang yang terbaring di sampingnya, dia bisa merasakan setiap tarikan napas halus memenuhi udara. Ada kehangatan yang dia rasakan dan baru dia sadari, tangannya telah digenggam erat oleh sosok di sampingnya ini.

Zhou Zi Shu, A Xu nya ada di sisinya saat ini. Hidup, bernapas dan hangat seperti cahaya.

Tangannya yang bebas perlahan terulur ke sosok di depannya. Menyusuri setiap lekuk wajah Shixiongnya yang masih terlelap dalam mimpi, perlahan seolah takut untuk melukainya, Wen Ke Xing menyentuh alis, kelopak mata, hidung hingga ke bibir Zhou Zi Shu yang memerah, meraba pelan bibir yang sedikit kering itu.

Padahal Shixiongnya bukan wanita, namun entah kenapa dia begitu...
Indah?!

"...Ài nǐ..."

Wen Ke Xing segera menarik tangannya menjauh. Dadanya tiba-tiba berdebar kencang. Dia memandang A Xu yang masih terpejam dengan tatapan yang rumit.

Apa-apaan kata-kata itu? Kapan dia mengatakan itu? Apa yang dia lakukan sebenarnya?
Tak tahu malu!! Dia tak mungkin berbicara pada Shixiongnya seperti itu kan?
Apa yang dipikirkannya, hah?!
Sungguh... dia, tak benar-benar...

Mata Lao Wen membulat, sesaat sebelum kegelapan menyambut setelah memberikan seluruh energi kehidupannya, dia berbisik samar diantara udara.

"...Ài nǐ..." gumamnya lirih.

'Tidak mungkin, Aku tak mengatakan itu kan? A Xu... A Xu juga tak mungkin mendengarnya kan?' batin Wen Ke Xing. Dadanya masih bergemuruh hebat.

Segera saja Lao Wen bangkit, melepaskan genggaman tangan Zhou Zi Shu perlahan. Sungguh, saat ini dia tak ingin A Xu nya tiba-tiba terbangun dan menyadari ada yang salah padanya.
Dia perlu menenangkan dirinya sebentar. Meski masih belum mendapatkan kekuatannya sepenuhnya Wen Ke Xing bangun dan berjalan meninggalkan tempat tidur mereka.
Dia menoleh sekejap, melihat punggung A Xu yang masih terbaring tenang lalu keluar dan menutup pintu ruangan itu pelan.
Tanpa Wen Ke Xing sadari sosok yang memunggunginya itu telah membuka matanya, menyentuh bibirnya ragu sebelum menghela napas pelan.
.
.
.

Gunung Changmin begitu putih, salju terus turun seolah-olah tak pernah ada habisnya. Udara dingin berhembus lembut, mengibaskan helaian rambut milik Wen Ke Xing yang memang telah memutih sempurna.
Putih serupa Salju, begitu indah dan juga cantik.
Sejenak Zhou Zi Shu hanya mampu terdiam dalam pesona pria yang berdiri tepat di depannya.
Entah berapa lama Zhou Zi Shu memandangi punggung Shidinya itu. Nampaknya Wen Ke Xing belum juga menyadari keberadaannya.
Mungkin sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri.
Dan entah bagaimana caranya Wen Ke Xing telah membuka kembali gerbang masuk ke Gunung Changmin yang sebelumnya tertutup longsoran salju ini.

"Kau sudah bangun?"
Akhirnya Wen Ke Xing menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya. Dia menoleh kebelakang dan mendapati A Xu memandang sendu padanya. Sebelum semua itu terganti dengan binar lega dan senyum lembut milik Shixiongnya.

"Hmmm, apakah kau baik-baik saja?" tanya A Xu tak kalah lembut. Sungguh, sejak kapan seorang Zhou Zi Shu merubah nada bicaranya seperti sekarang?
Namun Wen Ke Xing tak terlalu mempermasalahkannya untuk saat ini. Dia hanya tersenyum dan berjalan mendekati A Xu.

"Aku baik," jawab Wen Ke Xing.

Sesaat kedua pria itu hanya terdiam dan saling memandang sebelum Wen Ke Xing kembali berjalan mendekat, kali ini mempersempit jarak antara mereka. A Xu tak juga melepaskan pandangannya saat Saudara seperguruannya itu meraih ikatan rambutnya.

"Apa?"

"Milikmu,"

Dengan hati-hati Wen Ke Xing memakaikan Tusuk Rambut milik A Xu, Tusuk Rambut sekaligus kunci penting tempat ini yang diberikan Wen Ke Xing kepada Zhou Zi Shu.
Shidinya tersenyum lembut menatapnya.

A Xu sedikit terhenyak. Dia menghela napas pelan kemudian.
Ya, Zhou Zi Shu bukan orang yang bodoh yang tak tahu apa-apa tentang makna pemberian Tusuk Rambut ini.
Dulu Adik Seperguruan keduanya juga memberikan Tusuk Rambut kepada Wanita yang begitu penting untuknya.

Kali ini A Xu yang mempersempit jarak.
Membuat Jantung Wen Ke Xing mendadak berdebar ketika melihat wajah Shixiongnya yang begitu dekat.
Jemari Zhou Zi Shu meraih helaian rambut putih milik Shidinya.
Halus dan begitu cantik.
Meskipun warnanya tak lagi hitam seperti dulu. Itu tetap cocok dengan Wen Ke Xing.

"Lao Wen..."

"Hmmm?"

"Lao Wen..."

"Ada apa?"

"Lao Wen..."

"Kau ini kenapa?"

Wen Ke Xing terkekeh pelan. Ini benar-benar sama seperti dulu saat mereka duduk bersama, minum arak, berjemur di bawah sinar mentari dan berbicara apa saja tanpa khawatir akhir dunia.

Tiba-tiba Zhou Zi Shu merengkuhnya. Menariknya cepat ke dalam dekapannya.
Tinggi mereka tak bisa dibilang sama, membuat Wen Ke Xing sedikit membungkuk saat Shixiongnya kini memeluknya erat.

Zhou Zi Shu menyamankan dirinya, sepenuhnya bersandar di bahu milik Shidinya. Memejamkan matanya. Merasakan setiap kehangatan yang ada.
Salah satu tangannya memegang kepala Wen Ke Xing, sesekali menepuknya pelan, sesekali mengusap helaian rambut putih milik Shidinya.

"...Ài nǐ..." bisik Zhou Zi Shu lirih di telinga pria yang tengah dipeluknya.
Mata hitam Lao Wen membulat, napasnya tercekat sesaat. Sungguh, dia tak salah dengar kan?

A Xu tak lagi mengulangi kata-katanya. Dia yakin kali ini Wen Ke Xing mendengarnya dengan jelas. Sebelumnya dia pernah membisikan kata yang sama. Namun saat itu Lao Wen nya telah menutup mata. Begitu tenang seolah tak mau terbangun lagi. Saat itu terlintas dalam pikiran Zhou Zi Shu untuk menyusulnya jika Wen Ke Xing benar-benar telah pergi meninggalkannya.

Apa gunanya hidup sendirian di dunia jika Soulmatenya telah tiada?

Namun Lao Wen nya masih bersamanya, surga begitu baik memberikannya kesempatan demi kesempatan. Bagaimana bisa dia ragu untuk meraihnya?

Kemudian Wen Ke Xing balas memeluknya lebih erat. Menarik pinggang Shixiongnya untuk lebih dekat. Tubuh mereka seakan menempel erat, menjadi satu dan enggan terpisah lagi.
Setetes air mata jatuh menyusuri pipi putih Lao Wen. Di tengah isaknya, dia menggumamkan kata yang selama ini tersimpan di sudut hatinya.

"...Ài nǐ..."

Kali ini bukan mimpi. Zhou Zi Shu nya ada bersamanya.
Menyayangi Wen Ke Xing seperti Wen Ke Xing yang juga Menyayanginya.
Zhou Zi Shu miliknya.
Hangat seperti Cahaya.
.
.
.
END of 'Dream of Xi Zhou'
.
.
.

Xièxiè yang sudah Baca, Vote dan Comment 😘💙❤️
Silahkan di Baca, di Vote dan di Comment kesan serta kritik kalian untuk Chapter terakhir 'Dream Of Xi Zhou' ini.
FanFic ini memang telah berakhir sampai di sini... tapi, Kalian masih terus berada di puncak Gunung Bersalju bersama mereka kan?
Kekekeke~ 🤭🤭🤭
Ingin membuat Drabble tentang JunZhe
(Gong Jun & Zhāng Zhéhàn)
Mungkin di lain kesempatan, eh~😉
Sebab Candy tentang mereka terlalu manis untuk dilewatkan 💙❤️

Happy 520 💙❤️
"The world is not important. What’s important is finding a soulmate.”

”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dream Of Xi ZhouWhere stories live. Discover now