Jealous

4.1K 192 43
                                    

Ting! Ting! Ting! Ting!

"Apa sih handphone nya Mas Al kok berisik banget" Andin terganggu dengan suara notifikasi handphone milik suaminya, pasalnya daritadi muncul notifikasi bertubi-tubi

"Coba aku liat aja kali ya, siapa tau penting, Mas Al juga lagi mandi" kata Andin yang lalu bangun dari ranjang dan menyaut handphone Aldebaran

Clara
3 panggilan tak terjawab..

Clara
8 pesan belum dibaca..

Andin mengerutkan keningnya dalam "Clara? Siapa ya Clara?"
Setelah beberapa detik Andin berpikir siapa itu Clara, akhirnya dia ingat bahwa Clara adalah sekretaris baru suaminya di kantor "Oh iya ini kan sekretaris barunya Mas Al? Kenapa dia telpon ya? Chat banyak banget lagi?"

"Apa aku buka aja? Buka aja kali ya?" pikir Andin
"Yaudah deh buka aja, siapa tau penting"

Akhirnya Andin membuka chat dari Clara

Clara
Selamat malam Pak Al..

Terimakasih ya Pak untuk tumpangannya tadi..

Kalau tidak ada Bapak saya ga tau saya gimana..

Terimakasih juga Pak sudah nolongin saya tadi..

Saya beruntung tadi ketemu sama Pak Al :)

Saya berhutang budi sekali sama Pak Al

Oh iya Pak, tadi sepertinya jam tangan saya ketinggalan di mobil Pak Al..

Besok saya ambil waktu Bapak datang ke kantor ya..

"Lah? Tumpangan? Nolongin? Jam tangan di mobil? Apa sih maksudnya Clara? Sampe spam gini? Aku bingung" kata Andin bingung setelah membuka chat Clara

"Kirain spam masalah kerjaan? Kok ini ga jelas banget gini?" Andin masih bermonolog

"Clara bilang tumpangan, nolongin, jam tangan di mobil, trus Mas Al tadi pulang telat? Apa Mas Al tadi nganterin Clara?"

"Ya gapapa sih, tapi tadi Mas Al aja ga ngabarin aku. Trus ini si Clara pake spam sama nelpon banyak banget lagi"

"Tau ah" kata Andin kesal sambil meletakkan kasar handphone Aldebaran di nakas, dan berjalan menaiki kasur lagi dengan wajah cemberut berkaca kaca. Saat itu juga Aldebaran keluar dari kamar mandi

"Kenapa istri gue? Abis buka handphone gue juga kayanya. Ah mungkin iseng aja kali" batin Al saat melihat Andin

Akhirnya Al tetap berjalan menuju ranjang dan bersiap tidur
"Ndin?" panggil Al pada Andin yang sudah diam memunggungi Al

"Andin.." psnggil Al lagi

Akhirnya Al mendekat kearah Andin dan tangannya memegang pinggul Andin ingin memeluk. Tapi Al kaget saat Andin bergerak menjauh dari sentuhan Al

"Ndin? Kamu kenapa sih?

Andin masih diam tidak menjawab

"Andin..saya ngomong sama kamu loh" kata Al lagi, tegas tapi tetap halus, karena dia tahu Andin sedang hamil muda dan sedang sensi sensinya

Andin tiba tiba beranjak dari ranjang dan akan berjalan ke arah pintu. Al langsung menahan Andin dan membawa Andin duduk lagi di ranjang

"Kamu kenapa sih? Kenapa dipanggil ngga nyaut? Mau dipeluk malah ngejauh?" tanya Al membentak Andin

Andin mulai berkaca-kaca, dan akhirnya air matanya menetes dan dia menunduk

"Loh Ndin? Kenapa nangis? Maafin saya ya saya tadi bentak kamu. Saya ga bermaksud bentak kamu Ndin, maaf ya" kata Al dengan Andin yang sudah dipelukannya dan mengusap kepala Andin

Setelah beberapa menit mereka berpelukan, akhirnya Al melepaskan pelukannya dan mengusap pipi Andin
"Kamu kenap? Hm? Saya salah apa sama kamu? Saya minta maaf ya?"

Saat Andin akan menjawab, tiba tiba handphone Aldebaran berbunyi

Drttt...drttt...drtttt

Mereka menengok ke arah handphone Al dan disana muncul nama Clara. Andin yang melihat itu langsung kembali cemberut dan lari keluar kamar

Al makin bingung, akhirnya dia mengangkat telpon sekretarisnya itu dulu

"Halo. Ada apa Clara" suara Al terdengar

"Pak Al tadi sudah baca chat saya kan? Kok bapak belum bales?"

Al diam sebentar dan langsung memutuskan panggilan itu, dan membuka kolom chat milik Clara, yang betul sudah terbuka padahal Al belum baca sebelumnya. Al menghembuskan nafas keras dan keluar menyusul Andin "Pasti Andin salah paham nih sama gue"





Setelah Al mencari Andin, akhirnya Al menemukan Andin di kamar tamu rumah mereka. Al melihat Andin menangis di atas ranjang. Al lalu masuk ke kamar dan menghampiri Andin
"Ndin.."

Saat mendengar suara Al, Andin langsung berusaha ingin beranjak lagi. Dan Al menahan Andin dengan memegang tangan Andin. Al maklum Andin menjadi lebih sensitif semenjak hamil, tapi dia mengakui dia juga salah

"Dengerin saya dulu ya, jangan nangis"

Andin masih menahan tangisnya didepan Al yang sedang memegang erat tangannya

"Tadi saya memang nganterin Clara pulang kerumahnya. Karena tadi saya liat dia digodain sama preman, akhirnya saya tolongin dia, dan anter dia balik, kasian udah malem dia sendirian. Maaf ya, maaf juga tadi saya ga ngabarin kamu dan pulang telat gara gara nganterin dia dan bikin kamu salah paham, maaf ya" jelas Al

Andin mengangkat wajahnya dan menatap mata Al dengan wajah masih bertanya

"Saya ga bohong Ndin, saya cuma niat bantuin dia aja, mana mungkin saya mau macem macem sama perempuan lain? Sementara disini ada istri saya yang saya cintai, anak saya yang saya sayangi, dan calon anak kita di perut kamu"

"Tapi tadi kamu ga ngabarin aku loh mas" jawab Andin masih sambil menangis

"Iya maaf ya, saya tadi ga ngabarin kamu? Jangan mikir aneh aneh ya? Saya cuma cinta sama Andini Kharisma Putri. Ya? Percaya saya ya?"

Andin belum memberikan jawaban apapun, sampai Andin menjawab tapi dengan pertanyaan "Lagian ngapain juga sih si Clara itu nelpon sama spam kamu kaya gitu? Sopan ga sih kaya gitu? Dia ga tau kamu udah punya istri sama anak?" tutur Andin sambil cemberut

"Pokonya aku ga mau kamu ketemu sama dia lagi! Dia itu suka sama kamu!" kata Andin

"Hey jangan marah marah gini, kasian dede bayinya ya" tenang Al sambil memegang perut Andin

"Ya pokonya kamu harus cari sekretaris baru!"

Al menghela nafas " Iya iya, besok saya suruh Rendy cari sekretaris baru. Yaudah, dimaafin kan saya?"

Andin mengangguk dan memeluk Al erat

"Pokoknya kamu Aldebaran Alfahri cuma punya Andini Kharisma Putri ya! Sampai kapanpun!"

Al tersenyum dan mengecup kepala Andin pelan " Iya, saya janji"











Reise der LiebeWhere stories live. Discover now