Chapter 2

7 1 0
                                    

Marley dan Rui berjalan dilorong yang nyaris kosong. Suasana sepi, hanya terdengar suara guru yang menjelaskan pelajaran disetiap kelas. Ada juga kelas yang ribut karena gurunya yang asyik. Kantor guru dan kelas mereka cukup jauh. Kantor guru ada di ujung kiri bangunan sekolah dan berada di lantai paling atas.

Rui mengeluarkan sebungkus permen karet rasa stroberi. Membaginya satu pada Marley. "Oh, Sankyuu (cara orang jepang mengatakan Thankyou)." Ucap Marley. Lantas membuka bungkus permen karet itu dan memakannya. Mereka saling diam sepanjang jalan.

"Kamu udah gak ada masalah lagi?." Rui akhirnya membuka mulut setelah dari tadi diam. "Kalau kamu butuh bantuan, aku selalu free. Ok?." Ucapnya sambil menepuk bahu Marley. "Ya.... Minggu ini gak ada masalah sih...." Marley mencoba mengingat. "Kalau kamu?. Apa kabar sekitar rumahmu?."

"Palingan Bu Mary sibuk nyari rumah buat anaknya yang mau nikah." Rui mengangkat alis. "Eh, katanya anak itu udah pindah kesini?."

"Iya. Harusnya harus ini dia udah ada dikelas...." Marley melangkah cepat kearah 3-2. Mengintip lewat kaca pintu belakang kelas. "Nah, itu dia." Dia menunjuk anak perempuan berambut panjang yang duduk di sebelah Rendy. Rui yang ikut mengintip mengangguk pelan. "Ohh.... Itu anaknya.... Eh, bukannya dia harusnya datang besok,ya?." Rui agak heran. "Kusuruh dia datang hari ini. Ada yang mau kukasih kedia." Marley menerangkan.

"Hei!. Kalian berdua ngapain disana?!." Tanaka yang sedang mengajar disana sadar mereka berdua mengintip. Menghampiri pintu. Marley langsung melihat jamnya. "Ups!. Rui, ayo cepet!. Kita nyaris jamkos setengah jam." Ia kemudian menarik tangan Rui, berlari. "Kami duluan, Pak!!." Ucap Marley. Tanaka yang sudah sampai di pintu segera membukanya. "Hei!. Anak perempuan yang disitu!." Serunya kepada Marley. Marley segera berhenti.

"Siapa namamu?." Tanya Tanaka. Marley menghela nafas. Ia pikir mereka berdua akan dihukum karena dikira membolos. "Marley Masumi." Jawabnya. Lantas kembali berlari. Meninggalkan Tanaka yang mematung.

"Pak?." Rendy memanggil. "Bapak kenapa?. Ayo lanjut lagi." Ucapnya. Tanaka tersenyum kikuk dan menutup pintu. "Ok!. Kita lanjut!. Semuanya, buka halaman 96!. Kerjakan soal latihan bagian A dan C saja." Perintahnya sambil berjalan kembali ke kursi guru.

***

"Bu Siti?." Ucap Hellen, dokter sekolah itu. "Dia bukannya udah dikelas kalian?. Tadi dia keluar barengan sama guru-guru lain,kok!."

"Hah?. Tapi gak ada. Kelas kami udah jamkos setengah jam." Rui menghela nafas. "Gimana, nih Ley?." Tanya Rui. dsmbil menoleh kebelakang. Tempat Marley berdiri menunggu. "Hmmm... kalau gitu, kami boleh minta nomor Bu Siti,gak?. Jadi kalau beliau kenapa-napa atau berhalangan hadir, kami bisa tanya lansung ke Bu Siti. Kami juga jadi mengurangi jam kosong." Tanya Marley. "Kalau boleh, bukan Cuma Bu Siti doang, guru lain juga. Berhubung kami PJ nya."

Rui melirik Marley. "Woi,sejak kapan kita jadi PJnya?."

"Gak masalah kan?. Toh, kita jadi bisa nyantai dikit." Jawab Marley. Mereka seolah memiliki kekuatan telepati. Hanya dengan saling tatap, mereka dapat mengerti apa yang dipikirkan satu sama lain. Walaupun sering kali salah kira. "Boleh,Bu?." Tanya Marley lagi. Hellen menghela nafas. "Okelah. Lagian kalian PJnya juga. Kasihan kalau kalian harus kesini dari kelas kalian. Jauh." Ucap Hellen sambil mengeluarkan ponselnya. Lantas mentransfer semua nomor telepon guru pada ponsel Marley dan Rui. "Ini aja cukup,kan?."

"Lebih dari cukup!. Makasih banyak Bi Hellen!." Marley membungkuk, diikuti Rui. "Kalau begitu, kami berdua permisi dulu." Ucap Marley dan berbalik. Hendak kembali ke kelas. "Sebentar!." Hellen menarik tangan Marley. "Siapa namamu?." Tanyanya. Ruangan itu senyap selama beberapa saat. Lantas Marley menoleh dan menatap wajah Hellen. "Marley Masumi." Jawabnya sambil melepas pegangan Hellen. "Ini udah kedua kalinya ada guru baru yang menanyakan nama saya.... Sebenarnya ada apa?." Marley bertanya. Ia menatap Hellen dengan wajah sedikit kesal. Ia kembali teringat saat ujian masuk. "Saya jadi topik pembicaraan,ya?." Marley menghela nafas. "Kami Cuma buang waktu kalau disini terus." Marley melangkah pergi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[untitled]Where stories live. Discover now