Yuna memejamkan matanya saat dengusan kasar terdengar, oh tidak! Apa dia membuat Yuta marah?

Bergidik, ia begitu ketakutan sekarang!

Yuna semakin ketakutan saat merasakan derap langkah Yuta yang semakin mendekat.

"TIDAK! JANGAN! JANGAN MAKAN AKU! AKU MASIH INGIN HIDUP!!"

Yuna langsung membuka matanya saat menyadari kalau ia sudah tanpa sadar berteriak dengan tidak wajar, tanpa kehendaknya, kalimat itu keluar begitu saja.

Yuna mengerjapkan matanya dengan bibir yang sedikit terbuka.

Dihadapannya, Yuta berdiri dengan tegap, dengan dahi yang sedikit berkerut.

Yuna langsung membungkukkan tubuhnya, memejamkan kembali matanya dengan rapat.

"Maafkan aku! Maafkan aku! Aku sangat minta maaf!"

Tidak ada jawaban, sampai setelah beberapa saat, Yuna memberanikan diri membuka matanya.

Yuta sudah tidak ada!

Yuna kebingungan, ia menoleh ke samping, dan koper merah mudanya juga sudah tidak ada.

Kemudian terdengar suara dari dalam kamar.

"Pintu kamar akan aku kunci dalam lima detik,"

"T-tidak!"

...

"Nakamoto-san," Yuna kembali memanggil seorang lelaki yang sedang asik menyisir rambut pirangnya didepan cermin.

Tentu saja, Yuta tidak merespon, ia terus melanjutkan kegiatannya seperti suara Yuna hanyalah angin lalu baginya.

"A-aku harus tidur dimana?"

Kegiatan menyisir Yuta terhenti tiba-tiba, ia menghela nafas, kali ini bukan dengusan, tapi tetap saja berhasil membuat Yuna kembali tegang, gadis itu menggenggam ujung piyama putihnya dengan kuat.

Yuta membalikkan badan.

"Lantai?" Kata itu keluar begitu saja dengan tanpa bebannya.

Yuta memiringkan kepalanya, melihat reaksi Yuna.

"Huh?"

"Lantai, kau dengar?"

Yuna bingung harus merespon bagaimana, ia tidak berani menatap wajah mengerikan itu.

Tapi tidur dilantai, haruskah memang seperti itu?

"A-apa d-dirumah ini, ha-hanya ada satu kamar?"

Yuta mengangguk.

"Kalau begitu, apa kau punya kasur cadangan atau-"

"Tidak ada,"

Yuna menundukkan kepalanya, meringis dalam hati.

Seumur hidup, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini.

Yuta berjalan menghampiri Yuna.

"Sofa juga bisa, kalau kau mau,"

Yuna memberanikan diri menatap Yuta, kali ini ia tampak lega.

"Benarkah? Aku tidak harus tidur dilantai?"

Yuta terdiam sebentar sebelum mengangguk mengiyakan.

Yuna tersenyum, ia membungkuk sekilas.

"Terima kasih!"

Yuta masih terus memperhatikan Yuna yang membuka kopernya, mengambil sebuah selimut dengan gambar kartun melody, kemudian berjalan menuju sofa yang ada dikamar itu.

Yuna tersenyum lagi ke arah Yuta yang masih memperhatikannya dengan ekspresi datar.

"Selamat malam, Nakamoto-san,"

Setelah mengatakan itu, Yuna langsung mengatur posisi senyaman mungkin, dan langsung menyelimuti tubuhnya.

Sementara itu, Yuta masih berdiri ditempatnya, dengan dahi berkerut.

"Dia itu orang macam apa? Sedang berpura-pura polos atau bagaimana?"

Yuta menatap tempat tidurnya yang entah sejak kapan ada kelopak bunga mawar disana, tentu saja ia tahu itu perbuatan kakak perempuannya, Nakamoto Momoka.

Lelaki itu mendengus sebal, ia berjalan menuju tempat tidurnya, dengan pandangan yang masih tertuju pada seorang gadis yang sedang tidur (?) dengan posisi memunggung itu.

"Sudah tidur sungguhan?"

Yuta mengacak rambutnya frustasi, ia mengambil satu persatu kelopak bunga yang baginya saat 'mengotori' tempat tidurnya itu, kemudian membuka laci meja disampingnya, berniat memasukkan kelopak itu disana, namun sebuah bingkai foto membuatnya tertegun.

Foto dua orang yang sedang tersenyum manis disana, seorang wanita paruh baya dan seorang gadis remaja.

Haruna and Mom.

Yuta langsung menutup kembali laci meja tersebut dengan kasar, ia memejamkan matanya sejenak, mengatur emosinya yang hampir tidak terkendali.

Setelah merasa perasaannya sudah kembali tenang, lelaki tampan itu bangkit dari posisinya.

Berjalan menuju sofa, tempat dimana gadis yang tidak dikenal, tapi berstatus sebagai istrinya itu tidur.

"Dia benar-benar tidur,"

To Be Continued.

HAI-HAI GIMANA NIH FIRST IMPRESSIONNYA? SUKA GAK? JANGAN LUPA KOMEN, YA?!

AKHIRNYA UDAH SAMPE KE MAS JEPANG, HUHUHU, AKHIRNYA AUTHOR BISA MEMBUAT CERITA YANG AGAK JEJEPANGAN (?)

MAKLUM MANTAN WIBU EHEHEHE.

Oiya, untuk cerita ini, mungkin author ga bakal rutin setiap hari updatenya, soalnya partnya dibikin ga sebanyak karya2 author sebelumnya, hehe.

Dimohon untuk tetap suka, ya? Jangan lupa vote! Share juga boleh, boleh banget ehehe.

Thankyou

and

See You

-vioneee12

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang