Chapter 2 : •Luka dan Darah•

3.7K 412 69
                                    

Hari itu (name) masih ingin berkeliling sekolah, tetapi Nobara tidak bisa menemani (name) hari ini. Alhasil (name) jalan-jalan di sekolah sendirian. (Name) sampai di sebuah hutan dekat sekolahnya. (Name) masih menyusuri jalan yang ada di hutan itu, tapi karena sudah lumayan jauh masuk ke dalam hutan, (name) akhirnya berjalan kembali ke gedung sekolah. Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan (name). Awalnya (name) sangat takut dengan hal yang ada dalam semak, tapi karena rasa penasaran nya, dia memberanikan diri untuk memeriksa sesuatu di semak itu. Tiba-tiba terasa sesuatu meloncat di sebelah (name), padahal (name) tidak melihat apa pun di sana. Pipi (name) tergores hingga mengeluarkan darah yang artinya luka itu cukup dalam. (Name) semakin panik, desiran angin terasa di belakang (name) seperti ada orang berlari ke arahnya.

"Jangan bergerak!" seseorang datang untuk menolongnya. Orang itu sudah berada di belakang (name) tanpa dia sadari.

"I-inumaki senpai?!" (name) sangat terkejut melihat siapa yang datang untuk menyelamatkan nya

"Apa kau masih bisa berjalan?" *Inumaki

"Kakiku masih gemetar. Aku tidak bisa berdiri" jawab (name). Kaki (name) gemetar bukan hanya takut dengan apa yang tidak dia lihat, tapi juga terkejut dengan apa yang dia lihat. Seorang lelaki tampan berdiri di depan matanya, akan menyelamatkan dirinya.

"Kita harus cepat pergi dari sini" tanpa pikir panjang, Inumaki langsung menggendong (name) yang kakinya masih gemetar. Inumaki berjalan sangat cepat menuju gedung sekolah, sementara wajah (name) sangat memerah. Pertama kali melihat wajah Inumaki Toge, orang yang membuat jantungnya berdetak kencang kemarin. Dan sekarang detak jantung (name) masih tidak terkontrol. Wajahnya memerah, dia tidak merasa bahwa pipinya masih mengeluarkan cairan merah. Waktu terasa sangat lambat karena (name) yang melamun. Gedung sekolah mulai terlihat, Inumaki mulai melambatkan laju larinya.

"(Name), (name) kau baik-baik saja?" tanya Inumaki

"A-aku tidak apa-apa. Senpai sendiri? Apa kau baik-baik?" tanya (name)

"Shake" jawab Inumaki sambil mengangguk dengan pandangannya yang lurus ke depan.

'shake? Baiklah ku anggap itu iya' batinnya

Tanpa dia sadari, mereka sudah sampai di gedung sekolah, sepertinya bel masuk belum berbunyi. Inumaki yang kelelahan langsung mendudukkan (name) di kursi yang ada di lapangan sekolah.

"Te-terima kasih senpai" ucap (name) sambil mengatur napas nya

"Shake" jawab Inumaki. Dia menatap (name) sebentar lalu mendekatinya. Inumaki semakin dekat dengan wajah (name), jantung (name) berdebar begitu kencangnya. Wajahnya menjadi sangat merah, tubuhnya membatu dan dia tidak bisa berkata-kata. Tangan Inumaki menyentuh pipi (name), name memejamkan matanya karena sangat malu

"Takana..." ucap Inumaki sambil mengusap darah yang ada di pipi (name)

"O-oh. Tidak apa-apa, nanti juga sembuh sendiri" jawab (name) sambil tersenyum ke arah Inumaki.

Wajah Inumaki mulai tampak serius, seakan tidak setuju dengan sesuatu.

"Okaka!" Serunya. Dia menarik tangan (name), masih menggenggam nya, untuk di bawa ke suatu tempat. (Name) masih tidak bisa berkata-kata, dia hanya ikut kemanapun Inumaki pergi. Inumaki membawa (name) ke UKS di sekolahnya. Dia menyuruh (name) duduk di kursi yang ada sementara dia mengambilkan name obat merah. Inumaki kembali ke tempat (name) duduk dengan membawa obat merah dan kapas. Inumaki menekuk lutut nya di depan (name) lalu mulai membersihkan luka yang ada di pipi (name).

"ish..." ucap name karena lukanya terasa perih terkena obat merah. Sudah lumayan lama Inumaki membersihkan luka name, tetapi darah masih keluar dari luka itu.

"Ini hanya luka kecil, kenapa darahnya masih keluar." Gumam Inumaki. Name tertegun mendengar kata-kata itu, dia hanya bisa menjawab

"Kalau darahnya masih keluar, di tutup saja dengan perban, nanti sampai di rumah ku bersihkan lagi" ucap name. Inumaki menutup luka name dengan perban, lalu mengantarkannya ke kelasnya.

























































Cie yang buru-buru scroll

















Sampai di kelas, Inumaki membukakan pintu untuk name. Satu kelas terkejut dengan siapa yang datang, sementara Nobara langsung lari ke arah name.

"Name ada apa ini?! Pipimu...ada apa dengan pipimu?!" seru Nobara sambil memegang pipi name

"Ah ini, tadi-"

"Inumaki senpai? Kau bersamanya? Apa yang kau lakukan pada temanku ini?!" ucapan name di potong oleh Nobara. Dia bertanya pada seniornya dengan wajah yang seakan ingin mencekik Inumaki sekarang juga.

"Tenanglah Nobara, tadi senpai menyelamatkan ku di hutan. Aku seperti di serang sesuatu, tapi aku tidak dapat melihatnya" jawab Name pada Nobara.

"Begitu ya, baiklah senpai. Terima kasih telah menyelamatkan temanku ini" ucap Nobara. Dia langsung menarik tangan name ke kelas tanpa memperdulikan Inumaki. Nobara menarik tangan name dan menyuruhnya duduk.

"Name, jawab aku. Apa yang kau lakukan dengan senpai tadi?" tanya Nobara. Wajah name seketika merah

"S-sudah ku bilang kan tadi, senpai menolongku saat aku di hutan tadi" ucap name

"Aku tidak percaya. Apa kalian pacaran? Waaa padahal baru kenal beberapa hari, jadi ini cinta pandangan pertama" seru Nobara

"Nobara pelankan suaramu. A-aku tidak pacaran dengannya" jelas name, tapi tetap saja Nobara tidak mempercayai nya.

"Aku masih tidak percaya hahaha. Tapi tidak apa jika kau tidak mau mengakuinya. Aku mengerti" ucap Nobara. Name juga tidak terlalu menganggap itu hal serius, karena itu bukanlah fakta.





Makasih ya udh setia menunggu chap 2 hehe
Author ga tau bakal sampe chap berapa, tapi intinya sabar ajah
See You Next Chapter







Tysm~

ABADI [INUMAKI TOGE X READER]✓Where stories live. Discover now