Hada dan Angan-Angan Semu di Kepala

0 0 0
                                    

Hada, Hada. Hada? Hada itu artinya saja yang malaikat, perilakunya tidak. Tidak sama sekali. Kegiatan sehari-harinya hanya mengintip dari lubang di pagar kayu belakang rumah Grian, menyelinap masuk; mencuri sekotak susu.

Hada? Hada itu kerjanya bermimpi, bermimpi, bermimpi. Mana mau ia berlari ke sana-sini untuk menggapai mimpinya sendiri?

“Mimpiku cuma tidur di atas kasur empuk, pakai baju tidur wangi, nggak perlu mengendap-endap kalau Sharman ingin minum susu.” Tangannya dengan asal menyemprotkan cat semprot pada dinding yang telah dihias sedemikian rupa oleh kawula yang berpakaian aneh sebelumnya.

Hada ketahuan. Melajulah ia dan kaki penuh nanahnya menuju perkampungan. Tak ia tolehkan kepalanya barang sekali, hingga kini hanya sebuah telaga yang dapat ia jumpai. Malu, malu, malu. Hada hanya menggumamkan itu. Sesekali berujar takut, mengaduh, nanahnya pecah; meleleh.

Lalu melompatlah ia dalam telaga, telaga angan, angin saja hingga di dasarnya bebatuan dan semak belukar menanti tapi tak enak hati. Hada, Hada yang bahkan tak pernah mandi. Tak tahu kolam renang itu pasar di daerah mana, manalagi telaga? Gila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hada dan Angan-Angan Semu di KepalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang