"Oh, boleh dong. Tapi, speaker suara lo digedein dikit ya. Biar jelas gitu lo curhatnya tentang apa." Respon Rindu sambil duduk bersila.

"Jadi gini, kalian tau ga?-

"Aku mencium aroma-aroma pengurang pahala. Jauhilah perbuatan seperti itu fren!" Potong Haura, sambil menatap serius ke semua sahabatnya.

Aisyah pun angkat biacara, ia tau maksud dari Haura memang untuk melawak. Namun, dia hanya ingin meluruskan dan kasih ingatan. "Dengerin dulu apa kata Hilya, Bunda. Jangan asal potong Bun,"

"Lanjut, Ya."

Hilya pun mengangguk. "Kalian kenal ga sama Ka Riyan? Kakel di sekolah kita."

"Oh, si Riyan. Gue tau, kenapa tuh? Ada masalah bukan sama lo?" Balas Rindu

"Masa lalu lebih tepatnya. Bener ga?" Ujar Aisyah sambil menaikan alisnya jahil.

Hilya pun tertawa melihat wajah Aisyah. "Ya, bisa dibilang gitu sih."

"Tapi, kalian jangan langsung hardik aku gitu aja lho! Apalagi langsung bilang 'cie-cie-cie' gitu."

Semuanya pun mengangguk mantap.

"Ka Riyan kemarin itu nge-chat aku. Awalnya sih, biasa aja. Sambil nanya kabar gitu."

Rindu pun tiba-tiba heboh, "Eh dia bilang apa aja Ya ke lo?"

"Nge-chat biasa, ga yang aneh-aneh kok."

"Cuma mau ngingetin, awas terbang. Jantungnya aman kan?" Ledek Fatimah sambil menyikut Hilya.

Aisyah dah Halimah yang pun kurang setuju dengan tindakan Hilya dan sahabat yang lainnya, segera menegur, "Ih kalian gimana sih! Bukannya diingetin kalau si Hilya sama Ka Riyan itu lagi di goda sama SETAN!"

Rindu pun menoleh sebentar, "Bentaran doang Ai, Limah. Mereka lagi kesem-sem asmara itu."

"Ya, jangan sampai berlebihan pokoknya." Lanjut Aisyah

"Semuanya itu berawal dari hal kecil, lho. Saran aku, kamu stop respon Ka Riyan."

"Perkataan si Aisyah sama Halimah emang ada benernya juga sih. But, kalau ada rasa di antara kalian, terus ya jadi saling nyaman. Malah nanti jadi pacaran, lho. Pacaran itu dosa," Fatimah pun akhirnya memberikan pendapat dan meng-iyakan jawaban dari Halimah tadi.

Hilya yang langsung sadar pun langsung beristighfar. "Udah, mending Ka Riyan buat aku aja gimana?" Serobot Haura tanpa malu.

"Ga gitu konsepnya, Jamilah. Seenak jidat kebo lo bilang gitu." Balas Rindu, dan diringi gelak tawa sahabat yang lainnya.

"Dari pada mubazir kan? Mending buat aku."

"Mending buat si j4m3t aja." Ujar Fatimah, mulai kesal.

Aisyah pun langsung mengalihkan pembicaraan. "Udah ah, lupain ngomongin j4m3tnya. Nanti pahala kita malah pindah ke dia."

"Oiya Ai. Kemarin ada nomor yang chat kamu ga?"

Aisyah pun tersentak kaget, "Ada. Kamu kasih no aku ke siapa Rin?"

"Ke Ka Rafi. Waktu itu dia minta no lo, Ai. Jadi tanpa basa-basi gue langsung kasih. Maaf ya."

"Astaghfirullah! Lain kali izin dulu deh Rin. Utamakan izin dan adab," nasihat Fatimah mengingatkan.

Teman Sampai Surga [ON GOING]Where stories live. Discover now