The Scapegoat! (4)

Start from the beginning
                                    

"Apa ... hanya kita berdua?" tanya Ken kembali canggung, dan sontak saja Gina tertawa lebih keras.

"Tentu saja tidak, maksudku aku punya teman dan dia akan sangat senang mengajakmu berkeliling."

Entah mengapa Ken merasa lega, dan sementara dia bertanya siapa teman yang Gina maksud, orang itu muncul sedetik kemudian. Dalam setelan jaket biru tua, hampir senada dengan rona di rambut hitamnya.

"Hei, Gina ...," ucap laki-laki itu yang langsung merangkul Gina.

"Neal! Baru saja kami membicarakanmu. Ken, ini teman yang aku katakan itu." Bagi Ken mereka tidak tampak seperti teman, atau mungkin Gina memang hanya menganggapnya teman saja. Bagaimanapun mereka akhirnya saling berkenalan. "Anak ini baru saja pindah dan butuh tumpangan untuk berkeliling kota."

"Tidak! Maksudku, aku punya mobil, aku tidak butuh tumpangan." buru-buru Ken membenarkan.

"Kalau begitu lebih bagus lagi. Jalan-jalan dengan dua mobil," tambah Neal dan mengambil kunci di sakunya. "Selamat datang di Ischar, tapi kuingatkan padamu jangan banyak berharap dengan kota ini. Di Utara hanya ada hutan-hutan kosong, pusat kota mungkin lebih baik tetapi yang paling terkenal adalah taman kota dengan rumah kaca dan struktur yang aneh-aneh, lalu lebih jauh ke Selatan di perbatasan kota, kau akan menemukan jurang."

Lalu di sinilah semuanya di mulai. Ketika Ken berhasil menemukan dua teman barunya. Seperti kata ibunya, kehidupan baru. Ken tersenyum merekah karena tahu kehidupan baru ini akan menyenangkan bersama kedua teman barunya itu.

***

Sebelum Ken memasuki ruang serba putih tersebut dengan sebuah pisau mentega, Furler menanyakan satu hal. Siapa Neal bagi Ken? Teman? Musuh? Atau mungkin hanya orang asing yang mengganggu? Remaja itu tak menjawab, karena ketiganya memang sangat menggambarkan laki-laki itu.

Bagaimana pun, tak ada jawaban yang benar-benar penting karena Neal menemui ajalnya hari ini, dan itu terjadi tiga puluh menit lalu. Saat ini Ken hanya duduk terdiam, bersandar di dinding sembari menatap kosong tubuh Neal yang digenangi darahnya sendiri.

Meski begitu kepalanya cukup penuh. Dia membandingkan mayat Neal dan ayahnya sendiri. Mereka tewas di tangan Ken, tetapi mana yang paling mengerikan bentuknya setelah mati?

Remaja itu baru menyingkir setelah Nen datang dan memintanya untuk membersihkan diri. Karena bukan hanya di lantai, darah Neal memenuhi hampir seluruh pakaiannya.

Jadi Ken akhirnya mandi. Membiarkan darah-darah itu meleleh dan mengalir jatuh ke saluran pembuangan. Pemandangan yang sekali lagi mengingatkannya saat pertama kali Ken menghabisi nyawa seseorang. Lagi pula tidak mungkin Ken melupakannya, dan setelah membunuh Neal, sudah ada lebih dari satu orang tewas yang tersimpan di dalam kepalanya.

Ken membenamkan diri cukup lama. Memikirkan lebih banyak hal. Terutama Neal yang telah mati. Masih mempertanyakan satu hal, kenapa dia membunuh Neal? Karena merundungnya, karena menyebarkan video yang kemudian menghancurkan seluruh hidup Ken sekali lagi?

Pada kenyataannya Ken ingin agar Neal mengaku. Ken yakin kalau selama ini laki-laki itu lah yang sebenarnya memperkosa Gina karena waktu itu dia tahu kalau Ken tak bersalah atas bukti-bukti yang polisi miliki.

Dia yakin kalau Neal lah yang membuat rekaman video palsu tersebut dan menyebarkannya ke seluruh Ischar High, tetapi sekarang dia ragu. Neal memang mengakui satu hal, tetapi hanya alasan mengapa dia tidak ingin percaya pada Ken. "Alasan yang bodoh," gumam Ken sekali lagi.

Tetapi apakah memang Neal yang menyebarkan video tersebut? Apakah memang bukan dia yang memperkosa Gina? Apakah memang Neal pantas mati hari ini? Ayahnya pantas mati karena alasan yang jelas, tetapi sekarang Ken bahkan tak tahu apa alasan yang tepat untuk menghabisi nyawa Neal yang pada dasarnya sudah tak bernyawa.

You Just Met The Wrong PersonWhere stories live. Discover now