03

13 6 8
                                    

Sebulan berlalu tapi pernikahan taksa dan thea tetap sama,masih kaku dan dingin.tak ada tanda-tanda bahagia di keluarga mereka.
Taksa yang masih menganggap thea sebagai babunya dan berlaku kasar lalu thea yang hanya menjalankan tugasnya sebagai istri,ya hubungan mereka hanya sebatas itu tidak ada kata lebih.

Sore ini taksa sedang duduk diteras rumahnya,sudah dari sejam lalu pria bertubuh tinggi itu duduk termenung menikmati dingin nya hawa hujan serta aroma tanah yang khas.

"Tuan ini teh sama cemilan nya dimakan dulu"thea membawa nampan berisi secangkir kopi dan sepiring tempe yang baru saja ia goreng.

"Taruh disitu"ia menjawab tanpa menatap gadis yg berdiri didepannya.

Thea menurut saja,ia meletakkan nampan yang dibawa nya tadi di atas meja kecil disana lalu kembali hendak kedapur.

"Stop!"ucapan taksa berhasil membuat langkah nya terhenti.

"Ingin kemana?"taksa kembali berucap.

"T-thea mau kedapur tuan"gadis itu menjawab dengan gugup.

"Duduk disini,temani saya"

APA INI TUHAN?BENARKAH INI SEORANG TAKSA SAMUDERA?

Thea membulatkan matanya mendengar permintaan taksa, bagaimana tidak pasalnya setiap hari taksa selalu memperlakukan nya secara kasar dan benar-benar seperti babu.lalu sekarang ia meminta untuk ditemani?ini suatu mukjizat besar bagi thea.

"Kamu tuli?saya suruh duduk disini"taksa menatap tajam ke arah thea.

Gadis itu buyar dari lamunannya lalu langsung duduk seperti perintah taksa,ia terlalu takut jika suami nya itu marah.

"S-sudah tuan"ia menunduk tak berani menatap netra hitam taksa.

Taksa menatap lekat wajah istrinya yang sedang menunduk,tak bisa ia pungkiri jika thea anggun dan manis.ntah sejak kapan ia menyukai wajah istrinya yang pasti saat ini hatinya tenang menatap wajah milik thea.

"Besok ada acara perusahaan,jadi kamu harus ikut dengan saya"taksa kembali berbicara.

"T-thea?tuan yakin?Thea ga punya baju bagus tuan"katanya terlihat senang tapi bingung.

"Apa kamu berfikir saya terlalu miskin makanya tidak bisa membelikan mu baju?"pria itu berkata dengan nada tak enak.

"B-bukan gitu tuan taksa yang ganteng,tapi kan babu ga boleh ke pesta"

"Ini perintah saya!menolak?saya pastikan kita bercerai"

"T-tidak tidak tuan,jangan cerai kan thea ya?!!thea ga mau jadi janda muda"

Taksa mengernyitkan dahinya melihat tingkah gadis didepannya ini,ia sedikit mengukir senyum karena gemas melihat thea tapi garis bawahi hanya sedikit.

*****

Hari ini merupakan hari acara di perusahaan taksa, seperti rencana nya kemarin ia akan membawa thea ke acara tersebut tapi sebelum itu ia harus mengubah penampilan kucel thea menjadi mempesona,ya mana mungkin seorang taksa membawa istrinya dengan hanya memakai daster dan sandal jepit saja mau di taruh dimana wajahnya nanti.

Sejak dua jam lalu pasangan suami istri itu sudah berada di salah satu mall terbesar di Jakarta,sudah banyak store yang mereka masuki  untuk membeli semua kelengkapan thea.

"Tuan ini sudah banyak,ayo pulang thea lelah"ucap thea yang berada di belakang taksa dengan beberapa paper bag di tangannya.

"Diam atau saya bikin malu kamu disini"tukas nya berhasil membuat thea bungkam.

Gadis itu berjalan pelan mengikuti taksa dari belakang, wajahnya sedikit pucat ditambah keringat membasahi dahinya.kaki thea sudah sangat lelah memutari mall sebesar ini dari tadi ditambah barang bawaan nya gadis itu benar-benar terlihat seperti babu sekarang.

taksa memasuki store make up di ikuti thea, ya selain baju, sepatu, perhiasan, taksa juga membeli perlengkapan make up untuk Thea.

"Cepat pilih"katanya yang sudah duduk disalah satu kursi disana.

Thea menyerahkan semua paper bag yang dari dua jam lalu ia pegang kepada taksa lalu mulai memilih semua yang ia perlukan, sedangkan taksa hanya mendelik ke arah istrinya itu.bagaimana bisa ia tanpa segan menyuruh taksa memegang semua paper bag nya?pria itu menghela nafas kasar meredam emosi nya.

"Tuan, thea sudah dapat semua"katanya menghampiri taksa.

Tanpa basa-basi taksa mengeluarkan credit card nya lalu memberi pada thea,gadis itu dengan senang hati mengambil lalu membayar semua belanjaan nya.

Setelahnya dua sejoli itu keluar dari store dan berniat untuk pulang,mereka berjalan ke parkiran masih dengan keadaan thea dibelakang dengan paper bag ditangan nya.

"Kamu bawa uang?"tanya taksa.

Mereka berdua sudah berada diparkiran sekarang.

"Engga tuan"Thea menjawab dengan polosnya.

"Bagus kalo gitu"taksa membuka pintu mobil lalu masuk.

Thea menatap bingung suami nya karena pintu mobil yang terkunci dan thea masih berada diluar.

"Mau apa?"tanya taksa seakan tau gelagat Thea.

"Thea mau masuk ke mobil kan mau pulang"

"Siapa bilang kamu pulang naik mobil?"

"Lho?jadi Thea pulang naik apa?"

"Naik unta atau naik sapu ajaib"

"Tuan,thea serius"

"Kamu pikir saya bermain?"

Thea terdiam,ia baru ingat jika taksa tak pernah bercanda soal ucapan nya.gadis itu menelan saliva nya memikirkan jarak rumah yang harus ia tempuh cukup jauh apalagi ia harus jalan kaki.

"Kamu jalan,bawa semua barang itu!empat puluh menit dari sekarang harus sampai dirumah"taksa menutup kaca mobil setelah mengatakan itu.

Mobil nya melaju meninggalkan area parkiran mall dan thea sendiri,gadis itu menatap nanar mobil taksa yang pergi begitu saja.

"Tuan tidak jahat,cuma mau thea olahraga biar sehat"ia tersenyum lalu menggenggam erat barang bawaan nya.

Gadis itu mulai berjalan ditemani matahari yang menyengat ia menyusuri jalanan untuk pulang sesuai ketentuan dari taksa.

Dear TWhere stories live. Discover now