kevin & juliana

3 0 0
                                    

Diluar masih hujan saat juliana mengajak kevin duduk-duduk di teras. Saat itu pukul 19.15 dan seharusnya kevin dan juliana pergi menemui orang percetakan untuk melihat-lihat design kartu undangan. Tapi tiba-tiba juliana berubah pikiran. Dia meminta kevin untuk menunda pertemuan tersebut karna masih hujan.
"Ayolah, kenapa sekarang?" Tanya kevin sembari menatap juliana.
"Ayo putus."
"Kenapa?"
"Kamu pulang aja sekarang, pikirin baik-baik, semuanya. Kalau sudah sampai rumah, hubungi aku, aku kasih tau kenapa." Juliana mencoba tersenyum.
"Yang bener aja? Kita mau nikah lho..."
Juliana berdiri dari kursinya sambil menunduk. Lalu dia menatap kevin tanpa membalas perkataan kevin, seolah mengisyaratkan pada kevin untuk pulang. Kevin juga berdiri dari kursinya.
"Hati-hati di Jalan. Kamu tau kan aku sayang kamu." Ucap juliana setengah berbisik
Kevin memgangguk dan mulai berjalan menuju pekarangan, memgenakan jas hujan dan tersenyum melambaikan tangan pada juliana.
***

"Hai, aku udah nyampe rumah, udah masuk kamar, ganti baju dan bikin kopi. Jadi ... I love you and you know that..." Ketik kevin di pesan WA untuk juliana.
"Syukurlah, sorry kalau tiba-tiba. Sebelum semuanya terlambat kan..." Balas juliana.
Kevin membacanya dengan sangat hati-hati. Ada sedikit rasa berat dan sesak di dalam dadanya. Kevin terus menimang-nimang hp-nya, berpikir untuk membalas apa. Dia sangat mengenal betul juliana. Semua keputusan yang diambil juliana tidak akan mudah dipengaruhi dan sudah pasti memiliki alasan.
"Kita bisa bicarakan ini baik-baik kan? Aku boleh vidcall?" Balas kevin penuh harap dan segera melakukan vidcall.
Juliana menolak sambungan vidcall. Tapi kevin masih terus mencoba sampai juliana mau menerima sambungan vidcall. Wajahnya terlihat sayu dan matanya masih berkaca-kaca, kevin tau bahwa dia barusan menangis. Dia berusaha keras untuk tersenyum.
"Hai..."
"Kenapa nangis? Kamu beneran mau putus?" Tutur kevin tegas, berusaha menutupi perasaannya yang kacau-balau. "Kenapa kamu nangis? Aku nggak nyalahin kamu kalau kamu mau putus."
Hening, juliana bingung harus menjelaskan seperti apa dan kevin merasa sesak dan berat di dadanya. Hingga akhirnya kevin memutuskan sambungan vidcall. Dia mengirim pesan WA pada juliana bahwa dia mau tidur, capek dan pusing.
"Sorry, tidur yang nyenyak ya, sayang❤️" balas juliana.
Kevin tiba-tiba menitikkan air mata. "Kenapa dia masih memanggilku sayang?".
***

"Pagi❤️... Aku berangkat sendiri, ntar siang aja ketemu makan siang seperti biasa..." Pesan WA juliana.
"Ok..." Balas kevin.
Kevin baru bangun setelah semalaman begadang menggalau dan sekarang kepalanya masih pusing. Dia menelpon salah satu teman kantornya untuk ijin tidak masuk kerja karna kepalanya masih migran. Lalu dia kembali mengenakan selimut dan balik tidur. Berharap dia memimpikan juliana dan kembali bisa memecahkan permasalahannya.
"Kevin?" Juliana, itu suara juliana. Kevin tau betul suara juliana. Makan siang dengan juliana. Terlintas janji dengan juliana, membuat kevin terbangun. Betapa terkejutnya kevin, ternyata juliana berada di sebelahnya.
"Kamu kok disini?"
"Didit nelpon aku tanya kamu sakit kenapa, aku kaget nelpon mama. Mama bilang kamu emang masih tidur tapi nggak ngeluh apa-apa. Jadi aku kesini buat cek. Ini aku bawain nasi goreng buatanku."
"Suapin, aku kan sakit." Juliana tertawa tapi dia menuruti permintaan kevin. "Tuhan, tolong hentikan waktu sekarang. Aku menginginkannya melebihi apapun, jangan biarkan aku kehilangan dia." Pinta kevin dalam hati.
"Aku mikirin ini..." Ucap juliana sambil menyuapi kevin. "Mungkin sulit buat ngomong sama mama. Kayak aku juga nggak ngomong sama ibuku. Kita putus di usia sekarang itu kayak hal bodoh banget. Terus kamu juga pasti shock kan, ya I hurt your feeling gitu lho. Tapi aku yakin ini emang yang terbaik buat Kita. Lihat deh, vin..."
Kevin bergetar, juliana masih pada pendiriannya dan seolah sudah begitu yakin. "Jangan omongin ini dulu deh!"
"Sakit banget ya, vin? Atau bingung banget?" Kevin sedikit tersedak dan batuk. "Ini minum dulu, vin."
"Makasih..."
"Inget nggak sih, vin, awal hubungan Kita? Kalau diinget-inget Kita nggak pernah bener-bener pacaran. Kita tau Kita sayang satu sama lain, selama itu, vin, karna Kita nyaman. Kita saling menerima satu sama lain. Tapi cinta nggak sih, vin?" Kevin memeluk juliana.
"Jangan omongin ini sekarang, aku mohon..."
Kevin mengantar juliana keluar rumah. Hanya keheningan yang hadir diantara keduanya. Keduanya memilih untuk tidak memperdebatkan lagi permasalahan mereka. Seolah diam dan tenang adalah yang terbaik untuk dilakukan. Juliana juga memilih untuk balik ke tempat kerja sendirian, tidak diantar kevin.
Kevin kembali ke kamarnya, pikirannya melayang pada kenangannya saat pertama kali bertemu juliana. Apa itu cinta? Kevin juga tidak tahu. Yang kevin tahu saat itu juliana adalah perempuan bodoh yang beruntung karna memiliki wajah yang cantik.
"Dia bahkan nggak cantik." Gumam kevin sambil memejamkan mata.
Tiba-tiba kevin teringat dan mengambil hp-nya. Banyak pesan WA dari group chat kantor dan ada pula misscall dari beberapa orang. Lalu dia menghubungi salah satu tenan kantornya dan memutuskan untuk datang ke tempat kerja. Tidak ada waktu untuk galau dan menyesal, kevin memilih fokus pada kerjaan seperti halnya juliana.
***

Kevin berdiri sambil menimang-nimang hp-nya, waktu menunjukkan jam 20.00 dan dia masih berada di kantor bersama didit. Ada pesan WA dari juliana, dia sudah membacanya tapi masih enggan untuk menjawab.
"Ngopi dulu yuk, udah terlanjur jam segini mau langsung pulang juga udah  nggak mood" ucap kevin tertawa.
"Ok..." Didit mengiyakan ajakan kevin.
"Dia hanya perempuan bodoh yang menuruti perasaannya. Dia akan terus memikirkanku kalau aku main cantik. Kalau aku mengikuti dia, dia akan mempermainkanku." Pikir kevin dan mengabaikan pesan dari juliana.
Sementara juliana dengan penuh kecemasan menatap hp-nya. "Lagi, Tuhan, entah apa yang dia lakukan, dia mengacuhkanku. Kenapa semakin kesini semakin berat untuk melangkah? Kalau ini cinta bukankah seharusnya lebih mudah?" Gumam juliana.
Kenangannya pada masa-masa dulu kembali berputar. Saat pertama kali dia bertemu dengan kevin. Apa itu cinta? Dia juga tidak tahu. Hanya saja, kevin seseorang yang hangat yang selalu ada di sisinya.
"Dia nggak pernah ada buat aku..." Juliana tersenyum sinis dan menitikkan air mata.
Semua begitu cepat berlalu, 10 tahun bukan masa yang singkat. Itu waktu yang cukup lama untuk saling mengenal dan sayang, tapi untuk cinta. Hal yang paling ditakutkan juliana adalah bagaimana kalau semua hanya kenyamanan karna sudah lama bersama. Bagaimana kalau kevin berubah dan dia sudah tidak lagi nyaman bersamanya? Seperti halnya sekarang, juliana merasa menjadi orang lain bagi kevin. Juliana menyadari bahwa dunianya dengan kevin sangat berbeda. Selama bertahun-tahun bersama tidak pernah masalah kalau dia dan kevin tidak cocok dalam mengobrol atau yang lainnya, tapi untuk tahun ini, akhir-akhir ini itu sangat-sangat bermasalah.
***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I want youWhere stories live. Discover now