Fortress 'O4 [+17]

Mulai dari awal
                                    

Sebenarnya itu bukan urusannya, hanya saja ia merasa ganjal setengah curiga dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Hei, kau kenapa?" Karina sadar terlamun dalam bayang-bayang benaknya, raut pria di depannya itu tidak bisa berbohong karena mengkhawatirkannya.

"Tidak apa-apa." dustanya, tidak mungkin juga ia jujur pada Jihoon yang notabennya adalah sekretaris Yonathan.

"Baiklah."

Hening kembali dalam lift yang membawa keduanya sampai lantai 12, pintu otomatis terbuka dan melewati lorong dengan penjagaan ketat di sekeliling. Sudah pasti lorong ini menuju ruang kerja si pria.

Cukup jauh melangkah dan berhenti tepat di pintu jati hitam dengan namanya yang terpampang jelas pada pintu.

Kemudian, tanpa ragu Jihoon mengetuk pintu itu tanpa menunggu jawaban dari dalam ia membukakan pintu untuk Karina.

"Masuklah ke dalam." menurut dan melangkah masuk. Ia mendengar suara pintu perlahan tertutup dengan netra yang beradu dengan obisidi kecoklatan si pria.

Karina terpaku, setelan jas rapi dengan surai yang tertata memperlihatkan dahi dan alis tegasnya yang membuat wanita itu memujinya—dalam benak pastinya yang amat berbeda dengan penampilan sehari-harinya.

"Sudah jam makan siang, 'ku bawakan pesananmu." wanita itu memperlihatkan sorotan lembut, Yonathan menatap Karina dan mengangguk. "Iya." kepalanya tertunduk kembali merapikan berkas-berkas di atas meja kerja.

Tetapi, Karina cepat menghentikan geraknya dan kembali menatap wanita itu.

"Kau makan saja, biar aku yang bereskan." tanpa memberi jawaban, Yonathan bangkit dari kursinya dan membawa kain berisi kotak makan itu di sisi ruang, mendaratkan bokongnya pada sofa empuk dan membuka kain itu perlahan.

Karina yang sedang membereskan tumpukan berkas-berkas itu sedikit melirik ke arah Yonathan yang tengah membuka tutup kotak makan. Bisa dilihatnya pria itu terkekeh kecil karena ulahnya.

"Lucu sekali kau membuatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucu sekali kau membuatnya." Karina tersenyum kecil, "Hanya berkreasi dan jadinya seperti itu." jujurnya pada Yonathan karena pada awalnya bingung harus memasak apa untuknya dan berakhir bento lucu itu dibuatnya.

Setelah selesai dengan tumpukan berkas itu, ia menghempaskan bokongnya di sofa, duduk disamping Yonathan. Karina melirik pria itu yang tengah lahap memakan masakannya. Tidak berniat menganggu, membiarkan si pria lahap menghabiskan makan siangnya.

"Kau tidak keberatan kan kusuruh kemari hanya untuk memasak untukku?" tanya Yonathan tiba-tiba.

Karina menghela napas, "Kau sedikit menyusahkan, aku harus repot-repot pergi ke swalayan dulu untuk membeli bahan. Kulkasku kosong saat Jihoon menelefon dan kenapa juga kau mau aku masakkan sesuatu? Tidak takut kuberi racun?" balas Karina setengah mengejek.

'𝐅𝐎𝐑𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang