Imbroglio

508 33 7
                                    

happy  reading


Pagi harinya, Draco sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun padaku. Dia juga tidak memakan sarapannya seperti biasa.

"Drake..." Panggilku saat Draco ingin membuka pintu.

Dia berbalik dan memandangku dingin.

"Drake, kau marah padaku?" Ucapku.

"Kalo gak ada yang penting gak usah manggil-manggil. Buang-buang waktu tau gak?" Jawab Draco. Aku berjalan ke arahnya dan memegang tangan Draco.

"Drake, please believe me, it wasn't me. That man tried to seduce me, I wouldn't do that." Ucapku,tapi Draco melepaskan tanganku darinya.

Dan berkata padaku dengan nada tinggi. "If it's not you, then who? Obviously, there's a picture of you with another man and you guys at the Club."

"Kau tau, Kaylie. Dia mencoba merusak hubungan kita, makanya dia melakukan semua ini." Jelasku.

"Kaylie, tidak mungkin dia melakukan itu." Ucap Draco, aku tidak percaya dia lebih membela Kaylie dibanding aku.

"Drake please believe me." Ucapku.

"Kendra jangan buang-buang waktu ku. Aku harus berangkat kerja, kalo aku telat ini semua karena mu." Ujar Draco dan dia masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan ku disini.

ಥ╭╮ಥ

Hari ini aku ada jadwal pemotretan, sebenarnya aku tidak ingin melakukan pemotretan hari ini.

"Kendra kau dimana? cepatlah datang." Ucap Elain di telfon.

"El, hari ini aku boleh izin dulu gak?" Balasku.

"Kendra, kalo kau izin siapa yang akan melakukan pemotretan. Ephina sedang sakit, jadi kau harus menggantikannya."

"Ok, tunggu aku 10 menit." Aku mematikan telfon dan bergegas menuju tempat pemotretan ku.

Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, aku tidak peduli berapa kecepatan ku kali ini.

*

"Bagus, tepat waktu. Sekarang cepatlah." Ucap Elain.

Setelah sampai di tempat pemotretan, aku segera mengganti bajuku dan melakukan pemotretan seperti biasanya. Tapi kali ini, aku tidak bisa bersikap profesional, pikiran ku selalu terbayang perkataan Draco tadi pagi.

"Kendra, fokus." Ucap Dexan, fotografer ku.

Aku mencoba untuk melupakannya, tapi semakin aku mencoba melupakannya, semakin aku mengingatnya.

"Ok, sekarang kita istirahat dulu." Ucap Dexan.

Elain menghampiriku dan merapikan riasan wajahku dan juga rambutku.

"Kendra, ku mohon fokuslah, jangan pikirkan apapun. Kau tidak biasa-biasanya begini. Jadi, kumohon fokuslah nanti."Ucap Dexan, aku hanya mengangguk.

"Kendra, kau lagi ada masalah ya?" Tanya Elain, dia menyodorkan satu cup coffee padaku.

"Entahlah, akhir-akhir ini aku lagi banyak pikiran." Ucapku dengan tatapan kosong.

"Kendra, kau tidak perlu memikirkan hal-hal yang tidak penting. Kalo ada orang yang tidak menyukai mu, itu hal wajar. Biarkan saja mereka mau menghujatmu, mengata-ngatai mu, membencimu, biarkan saja, tapi ingat lah masih banyak orang yang menyayangimu dan selalu mendukungmu. Jadi jangan sedih lagi, senyum dong, aku kangen melihat senyummu yang indah itu." Ucap Elain.

Aku pun tersenyum dibuatnya. Perkataan Elain ada benarnya juga, buat apa aku terus memikirkan Kaylie. Itu semua tidak ada gunanya, tidak akan bisa juga menyelesaikan masalah ini.

*

Selesai pemotretan, aku mengunjungi Mall dan membeli beberapa barang kesukaan Aria.

Hari ini adalah ulang tahun Aria. Dan tentu saja aku akan memberikannya kejutan.

Selesai membeli kado, aku beranjak menuju toko kue, di sana aku membeli bolu ulang tahun untuk Aria.

Sehabis itu, aku langsung mengemudikan mobilku menuju rumah Aria.

Tok...tok...

Aku mengetuk pintu rumah Aria.

"Kendra." Ucap Aiden.

"hey Ai." Ucapku lalu memeluknya. Aiden melepaskan pelukan kami.

"hey ada apa ini, bukankah kau ingin menjauh dariku?" Ucapnya bingung.

"Itu kan waktu itu, sekarang engga lagi dong." Ucapku dengan senyuman.

"yaudah masuk dulu."
"Ngapain kau kesini?" Tanya Aiden.

"hey, hari ini kan ulang tahun Aria, kau tidak ingat?" Ucapku.

"Beneran?"

"Astaga kau tidak tau?"

Aiden menggedikkan bahunya.

"astaga Aiden, ulang tahun istrimu tidak tau."

"yaudah, kamu mau kasih kejutan buat Aria gak?" Ucapku. Aiden mengangguk.

"Kalo gitu, bantuin aku nyusun semua ini."

"ok."

Aku dan Aiden pun menyiapkan semuanya untuk ulang tahun Aria.

Setelah selesai semua, Aria datang.

"Happy Birthday Aria!" Ucapku dan Aiden.

"OMG, thank you so much Kendra, Aiden." Ucap Aria memelukku.

"no problem Ar..." Balasku.

"Btw, siapa yang nyiapin semua ini?" Tanya Aria.

"Aku dan Aiden." Jawabku.

"oh ya?" Ucap Aria.

"iyaa dan kau tau Ar, Aiden tidak tau kalo hari ini kamu ulang tahun." Ucapku santai.

Aria menatap tajam Aiden.

"ya maap, nanti aku inget-inget deh." Ucap Aiden.

Aku hanya terkekeh melihat mereka berdua.

"Kendra, aku boleh bicara berdua denganmu?" Ucap Aria, aku mengangguk.

Aria membawaku ke halaman belakang rumahnya.

"Bagaimana denganmu dan Draco?" Ucap Aria.

"Tadi pagi aku kasih tau, kalo Kaylie itu mau ngerusak hubungan aku sama Draco, tapi dia sama sekali gak percaya sama aku, dia malah marahin aku dan ngebela Kaylie." Ceritaku.

Aria mengusap punggungku. "Sabar ya Kendra, sebentar lagi kita akan selesain semua masalah ini. Aku akan terus cari cara untuk ngelawan Kaylie." Ucap Aria.

"Ar, makasi ya kamu selalu ada buat aku." Ucapku tersenyum.

"aku kan sahabat kamu, yang namanya sahabat itu pasti selalu ada buat sahabatnya dan gak dateng pas ada butuhnya doang terus ninggalin pas sahabatnya lagi ada masalah." Ucap Aria.

Aku pun tersenyum.

*

Dari rumah Aria, aku langsung pulang dan membersihkan diriku.

Aku yakin pasti Draco masih marah padaku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
⚠️maap kalo ada typo
see u next chapter

Be With You 2 [DRACO MALFOY]Where stories live. Discover now