57

2.5K 224 21
                                    

Meysa terbangun dengan rasa sakit pada tubuhnya. Ia tidak tahu seberapa lama Nathan menyiksanya, yang ia tahu ia hampir mati karenanya.

Meysa melihat Nathan yang masih tertidur sambil memeluknya, wajah Nathan sangat damai saat ini. Jika saja Nathan tidak amnesia, pasti sekarang ia dan Nathan dapat hidup dengan rukun.

Meysa menghindari airmatanya yang akan jatuh. Meysa tidak ingin memikirkan laki-laki disampingnya untuk saat ini.

Takdirnya sedang membuat lelucon dengannya, tapi dia tidak ingin bermain dengan takdir. Karena ia takut untuk kecewa lagi. Jika takdir tidak mentakdirkan ia hidup dengan Nathan, maka ia tidak akan melawan takdir. Karena takdir, bukan sesuatu yang bisa ia kalahkan.

Meysa ingin bangun, ketika ia merasakan tangan diatas tubuhnya memeluknya dengan kuat.

"Memey, jangan membuat keributan! Aku sangat lelah." 

Suara disampingnya terdengar serak dan ada kemalasan didalamnya.

"Mengapa anda tidak mengatakan itu, ketika anda melakukan hal itu dengan saya tadi." 

Meysa mendengus kesal.

"Aku tidak tahu, jika itu akan membuatku sangat lelah. Sudahlah Memey, ayo tidur lagi!"

Mungkin karena baru saja terbangun dari komanya, Nathan memiliki fisik yang lemah. Tapi Meysa tidak memikirkan hal itu, ia terus saja mengejek Nathan.

"Anda berbicara, seolah ini adalah pertama kalinya anda melakukan sex."

"Apa maksutmu?" 

Meysa sangat kesal saat ini, ia sangat semangat untuk terus mengejek Nathan. Dan itu membuatnya tidak berhati-hati.

"Bukankah sebelumnya anda berhubungan dengan Reika? Aku tidak percaya jika wanita itu tidak membuat anda bergairah. Mungkinkah anda mempunyai masalah dengan tubuh anda?"

"Memey, apakah kamu meragukan aku?"

Meysa sangat terkejut, ketika melihat bayangan hitam berdiri didepannpa.

Dengan sangat berat ia menelan air liurnya, Nathan berguling dengan cepat dan menindih Meysa tanpa ada ruang untuk Meysa kabur.

Meysa sudah terlambat untuk menyadari jika Nathan bukanlah orang yang mudah untuk di provokasi.

Dalam tangis tanpa airmata, Meysa menyesali kata-katanya.

Sekali lagi, Nathan membuktikan jika ia adalah seorang laki-laki yang kuat diatas ranjang. Nathan mengabaikan Meysa yang terus minta ampun kepadanya.

Meysa sekali lagi terbangun dengan tubuh yang hancur. Ia melihat Nathan yang sudah bangun. Laki-laki itu berdiri tidak jauh darinya, Meysa dapat melihat tubuh atas Nathan yang memiliki otot tubuh yang indah. Dan Meysa juga melihat banyak tanda merah dan ungu pada tubuh Nathan. Meysa tidak yakin jika ia yang melakukan semua itu. Tapi, jika bukan dia lalu siapa lagi? Bekas-bekas itu terlihat sangat baru.

Nathan merasakan tatapan dibawahnya, dan melihat Meysa yang sudah bangun. Nathan dapat melihat bulu mata panjang wanita itu basah oleh airmata karena aktifitas mereka beberapa waktu lalu.

"Memey aku tidak menyangka, jika kamu sangat munafik."

Meysa melihat Nathan yang terus memakai kemeja. Jari-jari rampingnya terus menekan tombol-tombol kancingnya secara berurutan.

"Kamu menjerit meminta ampun, tapi kamu juga maminta ku jangan berhenti."

Meysa ingin menggali lubang kuburannya sendiri. Tidak bisakah orang didepannya tidak mempermalukannya?

Kembalinya Nona MudaWhere stories live. Discover now