#13 Dear R

82 22 113
                                    

Ketika hati menginginkan seseorang menjadikanmu tempat pulang, namun semesta berkata tidak.

Dan akan kusimpan sepenggal kisah ini di ruang paling tersembunyi.

Kuakhiri ukiran harapku pada semesta dengan kalimat selamat tinggal yang paling indah.


Dear R,

Di arus deras menuju hatimu,
Aku memilih jalan sepi untuk menunjukkan eksistensi.
Hanya aku yang dalam diam selalu mendamba,
Meski kamu pun tahu, aku bukan pengagum rahasia.

Tercatatat, 13 Februari 2019



DEAR R

"Terima kasih telah menjadi objek terindahku"
_________________________________________

by : jisxxlma


Saat itu, hari terakhir dimana aku dirawat karena penyakit asma-ku, Renjun tiba-tiba datang ke ruang inapku dan langsung menghamburkan pelukannya.

"Kukira kau akan mati. Apa kau tahu betapa terguncangnya aku ketika mendengar bahwa kau dibawa ke IGD? Kau tahu? Aku bahkan memukuli Jaemin karena mengajakmu bersepeda sore itu. Aku benar-benar takut kau kenapa kenapa"

Aku terkekeh geli mendengar segala ocehan amarahnya sementara dia tetap memelukku. "Huh? Kau menertawaiku? Beraninya. Aku tidak akan mengijinkanmu pergi dengan siapapun, sebab hanya aku yang mampu menjagamu"

"Cih, memang kau siapa?"

Renjun menatapku dengan ekspresi kesal, "aku sahabat terbaikmu, paham? Aku satu-satunya laki-laki selain ayahmu yang memahamimu. Aku tahu segalanya tentangmu!"

Lantas ia kembali memelukku, kali ini lebih erat.

Aku tersenyum tipis mendengarnya. Tidak, kau tidak benar-benar tahu tentangku.

"Uhuk— hari ini hari terakhirku di rumah sakit. Tapi sepertinya kau memiliki niat untuk membuat hari ini adalah hari terakhirku di dunia, Huang Renjun"

Saat itu, seorang gadis diranjang sebelahku terkikik geli, membuat pelukan Renjun merenggang kemudian terlepas seketika.

"Ini sahabatku, namanya Renjun. Renjun, dia Kwon Yujin. Kami akrab baru-baru ini," ujarku memperkenalkan gadis itu. Rambutnya tergerai lurus, kulitnya putih mendekati pucat, wajahnya tetap terlihat cantik bahkan ketika dia tengah sakit.

Renjun mengulurkan tangan padanya, "Huang Renjun. Sahabatnya yang paling tampan dan paling pengertian," ucapan yang mau tak mau membuatku melayangkan bantal ke punggungnya. Yujin menyambut tangan Renjun dengan hangat.

Saat itu juga bisa kulihat tatapan Renjun terpaku pada wajah Yujin. Dan saat itu, aku tidak pernah menyangka bahwa akulah penyebab perasaan kehilangan untukku sendiri.

 
𝙙𝙚𝙖𝙧 𝙍

"Huang Renjun! Ku adukan kau pada bundamu, awas saja!" Aku menatap kesal ketika dia menjulurkan lidahnya, lantas mengarahkan ponselnya padaku, "Lihat! Astaga, wajahmu sangat konyol. Yang ini harus ku post," ia menertawaiku dengan puas. Benar-benar menyebalkan.

"Berhenti menjahiliku atau aku benar-benar akan mengadukanmu pada bunda," ancamku. Lantas Renjun mencibir, "dasar tukang mengadu".

"Tolong masalah rumah tangga jangan dibawa ke kampus, ya," celetuk Jaemin ketika ia datang dan duduk di hadapanku.

DEAR R [Completed]Where stories live. Discover now