True Love Comes From Family!

Start from the beginning
                                    

Wajah Shiro lantas memerah. "Hei, aku kapten tim sepakbola sekolah ini."

Keduanya lalu tertawa dengan puas, Ken yang memperhatikan ikut terkekeh.

"Oh, yah. Omong-omong, Aku Sera Sphere. Senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Ken, Si Topi Pink," lanjutnya memperkenalkan diri. "Shiro sering membicarakanmu."

"Membicarakanku?"

"Yah. Panggilan video. Kebiasaan kami setiap malam," jelas Sera.

"Sudahlah. Sera aku mau makan sebelum pulang," panggil Shiro.

"Ya, aku juga lapar." Kedua laki-laki itu akhirnya pergi.

Seketika sudut bibir Ken turun. Dia harus pulang. Ken belum mau pulang, dia sangat takut untuk kembali ke rumahnya. Kondisinya sekarang pun dirinya memang tidak boleh ke sekolah, tetapi berada di sana justru jauh lebih buruk.

Walau Sean sudah menjelaskan kalau ayahnya sedang keluar dan kembali entah besok, tetapi dia tidak pernah menyukai rumah lamanya itu. Terlalu banyak kenangan buruk, terlalu banyak rasa sakit.

"Bagaimana denganmu, kau mau makan?" Ken sontak berbalik begitu Lucy memanggil. Dia bahkan tidak tahu gadis itu masih ada di sana.

"Kukira kau pergi makan siang dengan mereka."

"Aku sebenarnya tidak begitu lapar," ujar Lucy mengangkat bahunya pendek.

"Aku juga, tapi ... aku belum mau pulang," suara Ken terdengar lebih pelan.

Kepala Lucy terangkat sedikit, dagunya ditekan kecil dengan telunjuk. Sampai sebuah lampu kuning menyala terang di atasnya. "Kita masih punya kurang lebih satu jam sebelum sekolah dikosongkan. Bagaimana kalau kita mulai tur sekolahmu? Seperti yang kujanjikan."

Dahi Ken lantas terangkat. Dia bahkan sudah lupa soal itu, tetapi tur bukanlah pilihan yang buruk, malah dia sebenarnya tidak punya pilihan apapun.

"Ya. Aku mau," jawabnya.

Mendengarnya membuat Lucy tersenyum merekah. "Kalau begitu mari kita mulai dengan gedung C."

***

Ischar High katanya salah satu sekolah terbaik di kota. Gedung besar dengan fasilitas lengkap membuat banyak orang berpikir kalau sekolah ini berada dalam taraf internasional.

Sekolah terbagi dalam tiga gedung utama yang dinamai sederhana, gedung A, B, dan C. Gedung A khusus untuk kelas dan loker siswa. Gedung B khusus untuk ruangan penunjang seperti auditorium, laboratorium, ruang seni, dan sebagainya.

Gedung C adalah yang terluas dan kebanyakan murid-murid menghabiskan waktu mereka di sini. Seluruh gedung disediakan untuk kegiatan klub, dan ini termasuk lapangan basket, kolam renang, arena panahan, ruang musik, bahkan dapur untuk klub masak.

"Jadi kakakmu adalah ketua klub renang?" tanya Ken, dan Lucy membenarkan. Cowok itu mengangkat alisnya tanda terkesan. "Dan kau bergabung dengan klub memasak? Aku bahkan tidak tahu sekolah ini punya dapur untuk klub memasak."

"Ya, tapi aku lebih sering membantu ibuku di kedainya daripada memasak di sekolah."

Sudah hampir 20 menit sejak Ken memulai turnya. Dia tidak menyangka akan menemukan banyak hal-hal menarik di sekolah barunya.

"Ini dojo, sekolah sendiri hanya punya klub taekwondo dan mereka biasa latihan di sini." Walau mereka tidak benar-benar masuk, Lucy hanya menjelaskan dari pintu masuk. "Akan kupastikan kau bertemu dengan Lang Fisher saat dia pulang."

"Siapa itu Lang?"

Mereka terus berjalan--kali ini keluar dari gedung menuju lapangan sepakbola lalu terus ke belakang--sebelum Lucy menjawab. "Lang Fisher. Dia atlet taekwondo kebanggaan sekolah. Baru saja menyelesaikan pertandingan kejuaraan Nasional. Dia juga sudah mendengar banyak tentang kau dari Shiro."

You Just Met The Wrong PersonWhere stories live. Discover now