Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Cast: - Han Jisung - Kim Seungmin - Hwang Hyunjin
Genre : - Fluff - Romance
Length : - One Shoot
Rate : - T
■▪■▪■▪■▪■▪■
Banyak cara yang bisa dilakukan saat patah hati. Menangis semalaman, berkurung di kamar, berteriak, bahkan sampai mabuk pun bisa di lakukan. Pun ada cara yang paling ampuh dilakukan oleh seorang lelaki bermata bengep yang telah menangis semalam, namun tak menemukan kelegaan hati.
Cara yang ia lakukan adalah, makan. Apapun yang bisa ia makan, akan ia makan. Hingga membuat teman yang sejak tadi menemaninya geleng-geleng kepala. Sejak beberapa hari lalu ia seperti ini, memakan apapun yang terlintas di pikirannya.
"Ji, nanti lo muntah lagi anjir. Udah dong nyiksa diri lo." Lelaki bernama Jisung itu hanya menoleh dan kembali memakan mochi dari kotak keduanya.
"Berisik, kalau mau bilang aja, Min. Nih, sebiji aja buat lo." Jisung menyodorkan sebuah mochi ke depan wajah sahabatnya itu. Atau lebih tepatnya menyumpal ke dalam mulutnya sebab sahabatnya itu tak hentinya mengomeli dirinya.
Sang sahabat dari lelaki patah hati itu akhirnya menarik mochi yang telah tersangkut di giginya dan mengunyah dengan benar.
"Lagian elo, baru putus sama Hyunjin aja kayak divonis mati." Jisung menatap tajam ke arah temannya.
"Apa? Ngapain natap gue gitu banget?" Tanya Seungmin masih dengan ekspresinya yang biasa.
"Pengen bakso, temenin yuk." Raut wajah Jisung berubah bagai anak anjing yang minta makan. Sungguh membuat sahabatnya itu ingin menjitaki kepalanya, eh tidak ding. Gemas mungkin, gemas ingin menjambak rambutnya.
"Nanti aja, gue ngantuk." Seungmin malah melompat ke atas ranjang tidur Jisung. Ah, posisi mereka memang berada di kamar si pria malang yang tengah patah hati.
Bibirnya terlihat bertambah maju hingga hampir menyamai hidungnya. Jisung menoleh ke arah Seungmin yang berbaring dan tengah memejamkan mata. Berpura tidur tentu saja, lelaki itu jelas menolak keinginan Jisung dengan cara halus.
"Seungmin, ayo dong temenin gue." Masih dengan rengekannya, Jisung tak akan menyerah.
"Hmm, entar Ji." Seungmin masih memejamkan matanya. Jisung memasang wajah datarnya. Sahabatnya ini memang harus sedikit diberi pelajaran olehnya.
Dengan segera Jisung beranjak dari posisinya. Ikut melompat ke atas ranjangnya. Tetapi bukan untuk berbaring, ia justru melompat-lompat di atasnya. Toh, jika kasurnya ambruk, tak masalah untuknya asalkan Seungmin mau menemaninya membeli bakso.
