10. Death Eater?

3.3K 441 5
                                    

Time Mark :
Harry Potter and the Goblet of Fire.

•••

Tahun keempat hampir dimulai. Sebelum kembali ke sekolah, Vanesha ijin pulang untuk menyiapkan kebutuhan sekolahnya kepada Narcissa.

Di hari terakhir liburan, ayahnya mengajak Vanesha untuk melihat pertandingan Piala Dunia Quidditch yang ke 422.

Tidak disangka dia bertemu dengan Harry, Hermione, keluarga Weasley, dan juga Cedric. Cedric Diggory. Si primadona dari Hufflepuff, satu tahun di atasnya.

Omong-omong soal Harry, Vanesha masih harus menagih penjelasan apa hubungan Harry dengan pamannya.

Hingga matanya memicing dan menemukan dua lelaki berambut pirang. Satunya panjang, dan satunya lagi pendek.

Malfoy.

Sudah jelas, bukan?

"Papa, bukankah itu, Mr. Malfoy?" tanya Vanesha memastikan.

Mr. Black ikut memicingkan matanya, "Kau benar, Van. Itu Lucius dan anaknya, Draco. Oh kalian satu asrama kan?"

Vanesha mengangguk.

Jarak mereka berdua berjauhan. Tapi Vanesha bisa jelas mengenali mereka berdua. Seharusnya Draco juga bisa mengenali Vanesha, karena rambut Vanesha juga sama pirangnya.

Kemudian, tim Irlandia muncul beterbangan dengan broomstick mereka serta asap hijau dan putih. Oh, juga kembang api yang menari.

Lalu tim Bulgaria datang dengan kembang api merah yang menabrak milik Irlandia dan juga mengacaukan formasi mereka untuk menyapa para penggemar.

Oh yeah, jangan lupakan bahwa tim Bulgaria memiliki seeker terhebat sedunia, Viktor Krum. Siswa dari sekolah Durmstrang.

Lihatlah, satu stadion meneriakkan nama Krum. Bahkan ayah Vanesha juga ikut meneriaki nama Krum.

•••

Pertandingan sudah selesai, tapi orang-orang tidak berhenti meneriaki nama Krum. Vanesha dan ayahnya, Julius Black yang berjalan sedaritadi cukup risih.

Memang pertandingan yang bagus, tapi kenapa mereka sefanatik ini?

Tidak disangka diperjalanan, mereka bertemu dengan Lucius dan Draco. "Oh, Lucius. Bagaimana kabarmu?" tanya Julius.

"Cukup baik. Bagaimana denganmu, Julius?" tanya Lucius.

Selagi para ayah sedang berbincang, Draco dan Vanesha juga terlihat berbincang, lebih tepatnya saling meledek.

"Apa mataku tidak salah lihat bahwa kau sedang memakai setelan rapi, Draco?" ledek Vanesha.

"Asal kau tau, pakaianku selalu rapi. Bagaimana denganmu, Van? Apa yang kau kenakan itu? Pakaian aneh untuk memikat para wizard, huh?" balas Draco.

"Kau sebut ini pakaian aneh? Dasar tidak modis! Lagipula tidak ada yang menarik disini,"

"Oohh, begitukah? What about Krum?" tanya Draco sambil mengangkat alisnya.

"Kau sebut dia menarik?" tanya Vanesha.

"Sangat menarik, bagi ukuran perempuan sepertimu,"

"Shut up, Draco. Kau tidak tau apa-apa tentang tipeku," ujar Vanesha. "Bagaimana denganmu? Menarik witches untuk memujamu sama seperti mereka memuja Krum?"

Draco menyeringai, "Aku tidak perlu usaha untuk menarik perhatian mereka, Van. Akuilah, aku cukup tampan kan?"

"Haha, you wish, Draco. Never!"

Lalu tiba-tiba saja ada serangan yang datang dari beberapa asap hitam, dan ada orang yang berteriak, "Pergi, itu Death Eater!!!!!!"

Lucius dan Julius langsung berhenti berbicara, "What is this, Lucius?" tanya Julius berbisik tapi Vanesha bisa mendengarnya.

"No idea, Julius," jawab Lucius sambil melihat ke langit. "Draco, bawa Miss Black pergi dari sini," titah Lucius.

"What about you, father?" tanya Draco.

"Cepat bawa putriku ke tempat aman, aku dan ayahmu akan menyusul," jawab Julius. "Be safe with Draco," sambungnya lalu mengecup kening Vanesha.

"No, Papa!"

Draco ber-apparate dengan Vanesha ke Malfoy Manor. Narcissa menyapa mereka berdua dengan tampang kebingungan.

"Draco, where's your father? How can you be with Vanesha?" tanya Narcissa.

"Mother, Death Eater attack the Quidditch World Cup camp and father told me to takes Vanesha away!" jelas Draco.

Sementara Vanesha masih mencerna apa yang sedang terjadi disini. Narcissa memeluk anaknya baru kemudian memeluk Vanesha.

"Van, kau baik-baik saja kan?" tanya Narcissa sambil menatap Vanesha.

Bukannya menjawab, Vanesha malah diam saja dan sama sekali tidak ada respon. "Van!" seru Draco yang membuat Vanesha sadar dan pingsan.

•••

Vanesha terbangun di kamarnya. Oh tunggu, ini masih di Malfoy Manor. Ia beranjak dari kasur dan mendapati Draco sedang duduk menunggunya di kursi.

"Bagaimana keadaanmu? Better?" tanya Draco.

"Masih sedikit pusing, but I'm fine. Thank you, Draco," ujar Vanesha yang kembali duduk di kasur.

Draco menghampiri dan duduk disebelahnya.

"Draco, what is Death Eater?" tanya Vanesha yang membuat Draco terlihat bingung menjawabnya.

"Itu, kaum pengikut you-know-who," jawab Draco seadanya.

Vanesha terkejut, "Jadi benar? The Dark Lord has returned??" tanyanya.

Draco semakin bingung, "Bagaimana kau tau?"

Vanesha mencoba mengingat bagaimana dia tau hal ini. Oh, dia hampir lupa. Legilimency yang dia punya tadi menembus pikiran Narcissa yang membuatnya pingsan karena sudah lama sekali dia tidak pernah memakai kemampuannya itu lebih dalam.

"Tidak, Draco. Aku hanya menebak,"

•••

amortentia (ft. draco malfoy)Where stories live. Discover now