enam

521 69 5
                                        




















PAGI harinya Taeyong masih melamunkan kejadian kemarin malam, jujur saja hatinya masih terus bergerak gelisah dan tak tenang. Menarik napas dan mencoba menyibukan diri dengan pekerjaan nya saat ini, ia ikut lagi dengan Jaehyun ke kedai agar tidak terlalu bosan di rumah sendirian.

"Jaehyun-ah, kenapa sekarang sangat sepi? Hanya ada lima pelanggan dari dua jam yang lalu kau tahu." Taeyong mendengus dan menaruh dagunya dengan cemberut di atas telapak tangan nya.

Jaehyun yang melihat hanya melirik sebentar, "Ini hari kerja Taeyong, mungkin nanti siang akan kembali berjalan lancar." ujarnya biasa.

"Ugh, aku ingin bermain keluar, Jaehyun. Tapi... aku tahu kau sangat sibuk." Taeyong kembali cemberut dan memandangi jalanan ramai pengendara di balik jendela.

Jaehyun yang mendengar Taeyong menggerutu sedari tadi hanya tersenyum simpul, sungguh menggemaskan. "Kalau kau mau aku bisa cuti dan kita bisa berjalan santai sambil melepas penat, bagaimana?" tanya Jaehyun, tangan nya masih mengelap beberapa gelas kopi yang baru saja dicuci oleh Junhoe.

Taeyong mendelik tajam, "Tidak, aku tak mau mengganggu kerjamu. Kau harus fokus saja, tak perlu hiraukan aku." ucap Taeyong tegas.

Jaehyun memutar bola matanya jengah, "Bagaimana bisa aku menghiraukan mu, kau saja selalu menarik perhatianku." gumam nya pelan.

Untung saja banyak pengendara motor dan mobil lewat depan kedai, jadi terlalu bising untuk Taeyong dapat mendengarnya.

"Yasudah kalau kau tak mau, aku tak akan bisa mengambil cuti di minggu depan. Karna akan ada bazar besar-besaran, kau tahu itu akan sangat menyibukkan." bohong Jaehyun, sebenarnya ia memang ingin mengajak Taeyong pergi, hanya saja ia terlalu pengecut untuk mengatakan nya.

"Kau serius?? Kalau begitu ambillah cuti untuk besok Jaehyun!!! A-aku ingin pergi besok..." ujar Taeyong dengan setengah menjerit, sungguh ia terlalu bersemangat dan sedikit shock.

Jaehyun menahan tawanya dengan punggung tangan nya agar tidak dilihat Taeyong bahwa ia sedang menahan tawa, "Sungguh, baiklah aku akan meminta kepada Irene noona untuk mengambil cuti tiga hari." mendengar perkataan Jaehyun barusan membuat Taeyong mengerutkan dahi bingung.

"Apa? Kenapa banyak sekali Jae? Bukan kah sehari saja cukup?"

Wajah Jaehyun terlihat sedikit merona, entahlah ia mengapa bisa menjadi seperti ini hanya karena Taeyong.

"Karena aku ingin bersamamu tiga hari nonstop, Taeyongie..."

Ah, sepertinya Jaehyun perlu memebenturkan kepalanya ke dinding nanti, karena ia tak bisa berhenti tersenyum layaknya orang bodoh.




















Taeyong menunggu diluar kedai, sedangkan Jaehyun masih di dalam untuk berbicara dengan Irene tentang cutinya kali ini. Karena selama ia bekerja di kedai kopi milik Irene itu ia sama sekali belum pernah mengambil cuti.

"Ada apa Jaehyun? Kenapa tiba-tiba saja kau ingin berbicara berdua denganku?" tanya Irene heran.

Jaehyun mengulum bibirnya sejenak, agak ragu sebenarnya tetapi ia harus bilang. "Begini noona, aku ingin mengambil cuti selama tiga hari. Aku ada kepentingan, jadi apakah boleh??" tanya Jaehyun hati-hati.

Comes By Itself | JAEYONGDonde viven las historias. Descúbrelo ahora