"Ketempat dimana kau menyimpan semua barang Mommy." ucap Taeyeon, "Ayo pegang tangan Mommy."
Melihat keraguan dimata Putranya, "Anak baik harus selalu menuruti perkataan Ibunya." Taeyong menatap gugup wajah Taeyeon yang masih memperlihatkan senyumnya. Akhirnya dengan segenap keberaniannya, Taeyong menggenggam tangan Ibunya setelah sekian lama.
Tak ada kehangatan yang terasa, hanya kehampaan disana.
Taeyeon tersenyum tipis lalu menggenggam erat tangan Taeyong, membawa pria cantik itu untuk mengikuti langkahnya. Taeyong hanya mengikuti Ibunya tanpa bisa membantah dan menolak, seolah tersihir.
Taeyong dan Taeyeon menuruni tangga yang membawa mereka kedalam gelapnya lorong, tempat paling bawah yang ada dirumah itu. Tangan Taeyeon menggapai knop pintu dan membukanya dengan mudah.
Terlihat semua barangnya berada disana, banyak debu yang menutupi sebagian barangnya. Tangannya tak henti menggeret dengan lembut Taeyong untuk mengikuti langkahnya.
Langkah kakinya terhenti didepan cermin kesukaannya, membawa Taeyong untuk duduk disana, dengan dirinya berdiri disamping Putranya itu. Taeyeon menatap wajah mereka berdua dicermin, senyum tipis terkembang disana.
Sedangkan Taeyong hanya memandang wajah Ibunya dan dirinya dalam diam. "Putra Mommy tumbuh dengan cantik." Taeyeon membelai wajah Taeyong dengan pelan.
"Bahkan wajah kita berdua begitu mirip." ucapnya dengan senyum yang terlihat berbeda dari sebelumnya. Kemudian tangan putih itu merambat kearah leher putih Taeyong.
"Dan kalung ini." meraba permata berkilauan yang tergantung indah disana. "Begitu pas denganmu, Sayang."
Taeyong hanya diam sedaritadi, "Aku merindukan Mommy. Itu sebabnya aku memakainya." ucapnya, nada suaranya sudah tidak bergetar seperti tadi. Tak dapat dipungkiri bahwa dirinya merindukan sosok disampingnya ini, meski perasaan lain lebih mendominasi.
Taeyeon mengulum senyumnya, "Pilihan yang bagus. Kalungnya terasa begitu menyatu denganmu." mensejajarkan wajahnya dengan wajah Taeyong. "Karena kau adalah sebagian dari Mommy."
"Maksud Mommy?" Taeyong menoleh kesamping melihat Taeyeon, dahinya mengernyit tak paham dengan apa yang Taeyeon katakan.
Tangan Taeyeon meraih dagu Taeyong, mengarahkan agar menatap kedepan. "Coba lihat cermin ini." menatap lekat wajah cantik Taeyong yang begitu mirip dengannya. "Wajahmu begitu mirip dengan Mommy. Seolah kita dipahat dalam waktu yang bersamaan."
Senyuman yang sebelumnya begitu lembut, terasa begitu berbeda sekarang. "Dirimu adalah pahatan terbaik yang kuciptakan." ucapnya dengan pelan. "Itu sebabnya kau harus selalu menuruti perkataan Ibumu sendiri."
"M-Mommy..." Taeyong meneguk ludahnya kasar ketika melihat seringaian dibibir Ibunya.
"Katakan dengan benar Taeyongie." ucap Taeyeon dengan suara dalamnya.
Bibir Taeyong bergetar, "T-Taeyongie harus selalu m-menuruti perkataan Mommy." nada suaranya yang bergetar kembali terdengar. Menahan isakkan yang mungkin akan keluar sebentar lagi.
"Benar, Sayangku." kedua tangan Taeyeon menangkup wajah Taeyong, menatap tajam kedalam mata bulat itu lewat cermin.
"Dirimu adalah diriku. Dan diriku adalah dirimu." ucap Taeyeon, membuat isakkan Taeyong keluar dan terdengar diseluruh penjuru ruangan.
"Dan kau adalah milikku." bisik Taeyeon pelan.
Isakkan Taeyong terhenti, matanya membola, bibirnya hanya menganga tanpa mampu berucap ketika melihat sosok Ibunya yang menyeringai menyatu dengan perlahan kedalam tubuhnya hingga...
•
•
•
•
•
"TIDAKKK!!!" teriak Taeyong dengan nyaring ketika matanya terbuka, tubuhnya dengan cepat bereaksi mendudukkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romansa{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 18
Mulai dari awal
