2. Bobby, Pria penuh tanda tanya

782 72 6
                                    

" Jangan bersikap bodoh. Kamu nggak tau gimana sakitnya kehilangan apa yang sangat berharga didalam hidup kamu. "










*
*
*
*
*












Bobby terdiam menatap sebuah gundukan tanah makam dihadapannya. Ekspresi wajahnya kini sulit diartikan, yang pasti ia tak terlihat senang atau pun datar seperti biasanya. Sorot matanya pun terlihat sendu, pandangannya memancarkan kesedihan yang sulit tersampaikan.

Bobby Chaesar memang bukan pria yang mudah terbuka soal perasaannya. Dia bahkan bukan pria yang pandai bicara atau sekedar bersosialisasi. Sebagian orang yang mengenalnya pun hanya bisa menilainya sebagai sosok pria yang pendiam, dingin dan terkadang arrogant. Hanya karena ia sulit untuk mengekspresikan perasaannya bukan berarti ia tak pernah merasa sedih, senang, kecewa atau bahkan terluka.

Bobby pernah merasakannya.

Ia pernah merasa bahagia karena jatuh cinta.

Dan ia juga pernah merasa sedih akan patah hati.

" Selamat ulangtahun, Nju. " Ujar Bobby pelan, ia menaruh sebuah phuket bunga cantik diatas gundukan tanah makam tersebut.

Bobby menundukkan kepalanya. Matanya saat ini sudah mulai berkaca - kaca, terlihat sekali ia menahan air matanya untuk tidak terjatuh dari kelopak matanya.

Kakinya melemas, dadanya pun terasa sesak. Sakit didalam hatinya yang selama ini selalu berusaha ia tutupi pun kian kembali terbuka. Sekuat - kuatnya Bobby untuk bersikap tegar, hanya berada didepan makam inilah Bobby bisa terlihat sebagai seorang manusia biasa.

" Aku kangen banget, Nju. Gimana kabarmu disana? Bahagia nggak? Kalo aku disini, jelas enggak bahagia. " Ujar Bobby, ia menekuk kedua lututnya untuk duduk dihadapan makam tersebut.

" Semenjak kamu nggak ada, duniaku jadi buruk. Aku nggak pernah merasa senang, ingin rasanya buru - buru ikut kamu. " Bobby kini memeluk batu nisan yang saat ini bertuliskan nama, Shania Junianatha.

" Nju, Aku dijodohin sama Papah Mamah. Kamu marah nggak? Dulu kan kamu itu selalu marah dan cemburu tiap kali ada cewek yag nempelin aku kemana - mana. "

Air mata itu pun menetes jatuh dari bola mata pemuda tersebut. Tampaknya ia tak bisa menahan untuk tak merasa sedih. Meski ini sudah tepat tujuh tahun Shania Junianatha pergi meninggalkannya, rasa luka akan ditinggalkan itu masih tetap abadi didalam hati Bobby.

" Kamu tenang aja, aku berusaha buat nolak perjodohan itu kok. Lagian dia juga udah punya pacar. Sepertinya pacarannya juga cukup serius, aku bisa ngelihat ada cinta yang besar didalam matanya. " Cerita Bobby ia mengukir senyum tipisnya.

" Aku tau banget kalo aku terima perjodohan itu kamu bakal ngamuk nanti haha " Bobby tertawa disela tangisannya.

Ia berusaha untuk menghibur dirinya ditengah sakit hatinya.

" Walau sebenarnya aku sih senang tiap kali kamu ngamuk. Tandanya kamu masih sangat menyukaiku. Oh ya akhir - akhir ini kamu jarang muncul dimimpiku, tolong datang lagi ya .. aku mau liat wajah kamu. Mau gimana lagi sekarang cuma dari mimpi, aku bisa ketemu kamu lagi.  "

Apples Of The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang