Part 2

15 11 3
                                    

"misteri apa sih? Kok gue gatau" ujar kesya dengan serius.

"ya lu mah kan cuman nyebar berita hoax aja" ujar dom membalas perkataan kesya. Kesya langsung menatap tajam kearah dom

"gini! Katanya kalau kita di sekolah lewat jam enam. Bakal ketemu sama sebuah permainan" jelas fanny membuat teman-temannya bingung.

"cuman permainan doang elah" ujar kesya dengan santainya.

"iya, jadi misteri nya tuh apa?" sambung meilani.

"huft. Katanya kalau kita nemu permainan itu, kita secara langsung akan memainkan permainan itu. Dan kalau dari kita ada yang keluar dan berhenti dari game itu. Maka kita akan mati"

"terus?"

"terus, permainan itu menyeramkan. Jadi nanti dari kita akan ada yang jadi wolf nya. Terus wolf itu bertugas untuk memakan daging dari kita semua. Dan kita akan mati secara langsung"

"ngawur lu mah, mana ada permainan kayak gitu!" ujar joi tidak percaya.

"yaudah kalau kalian ga percaya, tapi hati hati ya.. Apalagi sekarang kita sudah memasuki jam 6 pokoknya dari kalian gaboleh ada yang megang tuh game" semua menatap bingung satu sama lain.

"kalau misalkan ada orang disini selain kita terus tuh dia dapet permainan nya gimana?" tanya dom mengarah ke fanny.

"ya kita harus segera keluar dari sini. Karena walaupun kita ga tahu bakal ada yang dapet tuh game. Berarti kita sudah terjebak disini. Dan kita juga harus ikut menyelesaikan tuh permainan"

"ahh-h takut ah. Kita pulang aja deh kalau gitu" ucap meilani memegang lengan aurel.

"ehh! Gausah pegang pegang juga! Lagian kalian terlalu percaya sama berita itu!" ujar aurel. "bener tuh! Lagian. Udah besok aja nyari kaca lo. Ngantuk nih gue!" lanjut kesya merenggangkan tangannya keatas.

"yaudahlah kita balik!" ujar dom

Akhirnya mereka berjalan menuju gerbang sekolah. Sesampainya, di gerbang. Ternyata pintu nya sudah terkunci. Bahkan, satpam pun tidak ada.

"ahh-h kita kejebak kan jadinya" ujar meilani merasa takut. Karena hari sudah mulai gelap.

"lo sih dom. Nyusahin kita aja" ujar jesika menatap kearah dom. Dom hanya cekikikan.

"makanya. Mending lo nyari sendiri deh, gausah ajak ajak kita" ketus kesya yang masih dengan santainya.

"duh gimana dong? Gimana kalau kita ketemu sama tuh permainan?" ucap fanny menepuk dahinya.

"woyy!! Yang di luar bukain dong! Pak satpam!!" teriak meilani menggedor gerbang sekeras-kerasnya "bukaa!! Pak satpam!!"

"lu percuma mau teriak ampe mana pun juga gak akan ad yang buka"

Tap tap tap

Tap tap tap

Suara langkahan itu membuat ketujuh gadis mendongak kearah sumber suara, sambil merasa ketakutan.

"ehh-h ada ciwi ciwi disini" ujar laki laki yang tampangnya tidak asing. Doni

"kalian? Ngapain kalian disini?" ujar fathur menatap ketujuh gadis itu.

"ya mau pulang lah!" ujar kesya meletakkan kedua lengan nya menyilang.

"terus kenapa ga pulang?"

"gerbang nya kegembok, jadi kita gabisa pulang" jelas jesika melas menatap mereka.

"ada cewe lu juga ternyata" bisik bayu ke ardi sambil menatap gadis yang rambutnya terurai, siapa lagi kalau bukan jesika. "belum jadi pacar udh bilang kayak gitu! Noh. Aurel, tampangnya menyeramkan" balas ardi tertawa kecil. Bayu langsung menyentil jidat lebar ardi.

Game WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang