"Hhh...Hhh..." deru nafas Taeyong bergemuruh, padahal itu hanya kenangan ketika dirinya dan Jaehyun masih kecil, tapi jantungnya berdegub kencang.
Tangannya meraba laci nakas untuk mencari obat penenang yang disimpannya disana. Mengambil dua pil obat penenang dengan tangan bergetar hebat, lalu meminumnya dengan cepat.
Tak lama deru nafasnya mulai normal, detak jantungnya mulai normal. Taeyong menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang, menyalakan lampu nakasnya, menunggu reaksi obat penenang yang akan membuatnya kembali tertidur tanpa bermimpi apapun.
Putaran knop pintunya membuat Taeyong menoleh, bersamaan Jaehyun yang masuk kedalam kamarnya. Terdengar samar-samar suara berat yang memanggil namanya, bersamaan dengan matanya yang mengabur dan terpejam.
"Taeyong!"
Melihat itu Jaehyun panik dan langsung menahan kepala Taeyong agar tak terantuk kepala ranjang dengan keras. Tubuh Taeyong terkulai lemas, dengan kepala yang ditahan ditangan Jaehyun, matanya terpejam damai.
Tak sengaja mata Jaehyun melihat nakas dan mendapati adanya obat penenang, dengan perlahan Jaehyun membenarkan posisi Taeyong dan membaringkan kepalanya dengan pelan.
Jaehyun naik keatas ranjang Taeyong berbaring menyamping dengan menumpu kepalanya pada tangan, sedangkan tangan yang satunya mengelap pelipis Taeyong yang berpeluh.
"Ada apa denganmu, hm? Mimpi buruk apa hingga kau harus menggunakan obat penenang, Sayang?" bisik Jaehyun sembari terus menatap wajah yang terlihat damai itu.
Wajah cantik dengan pahatan sempurna yang bisa membuat Jaehyun jatuh berkali-kali dalam pesonanya. Hanya Taeyong yang bisa memenuhi pikirannya dari dulu hingga sekarang.
Jaehyun memajukan tubuhnya untuk mengecup dahi Taeyong, beralih di kedua mata bulat yang terpejam itu, lalu pada pipi yang terlihat memerah itu, dan terakhir pada bibir tipis Taeyong. Sedikit mengecup dan melumatnya.
Sebenarnya tadi Jaehyun hanya berniat untuk melihat Taeyong karena dirinya tak bisa tidur entah mengapa. Tapi yang ada dirinya mendapati pria mungil itu sedang bersandar pada kepala ranjangnya pada pukul 3 dini hari.
Jaehyun menyelipkan lengannya pada kepala Taeyong sebagai bantalan dan menarik pria mungil itu pada dekapan hangatnya. Memeluk erat Taeyong dengan wajah mungil itu terbenam pada dada bidangnya.
Sekali lagi Jaehyun mendaratkan kecupan pada pucuk kepala Taeyong, "Berhentilah bermimpi buruk, karena aku akan selalu ada disini untuk melindungimu." ucapnya.
Memejamkan mata, menyusuri alam bawah sadar bersama Taeyong. Dekapan hangat Jaehyun seolah menjadi cahaya yang membawa Taeyong dari kesesatan alam bawah sadarnya. Selalu seperti itu.
*****
Taeyong berdiri tegak dengan senyuman lebar yang terukir dibibirnya, tersenyum senang ketika Jaehyun memasangkan topi dan sarung tangan. Akhirnya janji Jaehyun untuk Taeyong berlatih kuda terpenuhi, setelah 3 hari yang lalu dirinya merajuk karena Jaehyun tidak memenuhi janjinya dan mengabulkan permintaannya. Ugh! Taeyong senang sekali.
Jaehyun melirik kewajah Taeyong yang tak melunturkan senyumnya sama sekali. "Nanti gigimu kering jika terus tersenyum, hari sedang dingin-dinginnya." ucap Jaehyun sembari terkekeh kemudian mencubit gemas pipi Taeyong.
Biasanya Taeyong akan merengut jika Jaehyun mencubit pipinya tapi sekarang tidak. Yang ada senyumnya makin lebar. "Tak apa, yang penting aku senang. Hihi~" Jaehyun menahan senyum melihat si mungil itu terkikik lucu.
"Sudah tidak merajuk lagi?" tanya Jaehyun, membenarkan syal yang dipakai Taeyong.
Si cantik menggeleng, "No! Jaehyunie baik." menangkup pipi Jaehyun, memiringkan kepalanya dengan mata bulat yang berbinar. Hhh... Siapa yang tidak jatuh cinta jika disuguhi makhluk segemas ini?
YOU ARE READING
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 16
Start from the beginning
